Belum Pupusnya Tradisi Emas Indonesia di Pentas Olimpiade
A
A
A
RIO DE JANEIRO - Sebuah pukulan Goh Liu Ying yang menyangkut net menjadi penentu kemenangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di final Olimpiade 2016. Drama 45 menit itu pun menjadi bukti jika tradisi emas dari cabang bulu tangkis di pentas olimpiade belum hilang dari kontingen Indonesia.
Teriakan dan yel-yel pendukung Indonesia di Centro Rio-Pavilion, Brasil, Kamis (18/8/2016), menjadi tambahan darah buat Owi/Butet, sapaan akrab pasangan emas Olimpiade 2016. Tidak terlihat sama sekali ketegangan di antara pemain Indonesia. Sebaliknya, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying sejak awal laga terus digempur.
Kesalahan demi kesalahan terus dilakukan lawan dari negeri jiran. Alhasil, Peng Soon sampai kehabisan akal untuk menemukan kelemahan Tontowi/Liliyana.
Inilah pemandangan sepanjang pertandingan. Ini adalah laga penting bukan hanya buat kontingen, namun juga seluruh masyarakat Indonesia. Maklum saja, Indonesia yang kali pertama mendulang medali emas lewat Susi Susanti dan Alan Budikusuma pada Olimpiade 1992 di Barcelona, sempat tak mengumandangkan lagu Indonesia Raya di Olimpiade 2012 London.
Sepanjang era Indonesia bisa meraih medali sejak dipersembahkan trio Srikandi, Lilies Handayani, Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani, melalui cabang panahan di Olimpiade 1998 Seoul, bulu tangkis-lah membuka masa 'emas'. Resmi dipertandingkan di Olimpiade 1992 di Barcelona, Susi dan Alan langsung sukses mengawinkan kepingan emas dari nomor tunggal.
Empat tahun setelahnya giliran nomor ganda putra, Rexy Mainaky dan Ricky Subagja tampil sebagai pahlawan. Dan di dua edisi selanjutnya, rakyat Indonesia bisa merasakan keharuan pebulu tangkis nasional saat berdiri di podium sambil menyanyikan lagu kebangsaan.
Namun, sayang hal tersebut tidak terjadi di London pada 2012. Indonesia gagal total setelah tidak meloloskan duta ke final dan China jadi jawara untuk menyapu semua medali emas. Penantian empat tahun lalu benar-benar terbayar lewat Tontowi/Liliyana. Teristimewa emas yang didulang di Rio de Janeiro ini bertepatan dengan HUT RI ke-71. Benar-benar menjadi kado mewah di hari kemerdekaan. Tradisi emas pun belum pupus dari kontingen Indonesia di pentas olimpiade. Selamat dan terima kasih Owi dan Butet
Daftar Peraih Medali Emas Kontingen Indonesia di Olimpiade
1992 Barcelona : Alan Budikusuma dan Susi Susanti
2004 Athena : Taufik Hidayat
1996 Atlanta : Rexy Mainaky/Ricky Subagja
2000 Sydney : Tony Gunawan/Candra Wijaya
2008 Beijing : Markis Kido/Hendra Setiawan
2016 Rio de Janeiro : Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
Teriakan dan yel-yel pendukung Indonesia di Centro Rio-Pavilion, Brasil, Kamis (18/8/2016), menjadi tambahan darah buat Owi/Butet, sapaan akrab pasangan emas Olimpiade 2016. Tidak terlihat sama sekali ketegangan di antara pemain Indonesia. Sebaliknya, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying sejak awal laga terus digempur.
Kesalahan demi kesalahan terus dilakukan lawan dari negeri jiran. Alhasil, Peng Soon sampai kehabisan akal untuk menemukan kelemahan Tontowi/Liliyana.
Inilah pemandangan sepanjang pertandingan. Ini adalah laga penting bukan hanya buat kontingen, namun juga seluruh masyarakat Indonesia. Maklum saja, Indonesia yang kali pertama mendulang medali emas lewat Susi Susanti dan Alan Budikusuma pada Olimpiade 1992 di Barcelona, sempat tak mengumandangkan lagu Indonesia Raya di Olimpiade 2012 London.
Sepanjang era Indonesia bisa meraih medali sejak dipersembahkan trio Srikandi, Lilies Handayani, Nurfitriyana Saiman, Kusuma Wardhani, melalui cabang panahan di Olimpiade 1998 Seoul, bulu tangkis-lah membuka masa 'emas'. Resmi dipertandingkan di Olimpiade 1992 di Barcelona, Susi dan Alan langsung sukses mengawinkan kepingan emas dari nomor tunggal.
Empat tahun setelahnya giliran nomor ganda putra, Rexy Mainaky dan Ricky Subagja tampil sebagai pahlawan. Dan di dua edisi selanjutnya, rakyat Indonesia bisa merasakan keharuan pebulu tangkis nasional saat berdiri di podium sambil menyanyikan lagu kebangsaan.
Namun, sayang hal tersebut tidak terjadi di London pada 2012. Indonesia gagal total setelah tidak meloloskan duta ke final dan China jadi jawara untuk menyapu semua medali emas. Penantian empat tahun lalu benar-benar terbayar lewat Tontowi/Liliyana. Teristimewa emas yang didulang di Rio de Janeiro ini bertepatan dengan HUT RI ke-71. Benar-benar menjadi kado mewah di hari kemerdekaan. Tradisi emas pun belum pupus dari kontingen Indonesia di pentas olimpiade. Selamat dan terima kasih Owi dan Butet
Daftar Peraih Medali Emas Kontingen Indonesia di Olimpiade
1992 Barcelona : Alan Budikusuma dan Susi Susanti
2004 Athena : Taufik Hidayat
1996 Atlanta : Rexy Mainaky/Ricky Subagja
2000 Sydney : Tony Gunawan/Candra Wijaya
2008 Beijing : Markis Kido/Hendra Setiawan
2016 Rio de Janeiro : Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
(bbk)