Putus Dominasi China, Jepang Raih Emas Pertama Bulu Tangkis Olimpiade
A
A
A
RIO DE JANEIRO - Sejarah baru kembali tercipta. Setelah pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir kemarin mencatat medali emas pertama Indonesia di nomor ganda campuran sepanjang sejarah Olimpiade. Pada Kamis (18/8) waktu setempat, giliran kontingen Jepang yang membuat rekor anyar.
Ya, untuk pertama kalinya Jepang meraih medali emas cabang bulu tangkis di Olimpiade. Rekor baru itu dipersembahkan oleh pasangan Misaki Matsumoto/Ayaka Takahashi dari nomor ganda putri Olimpiade Rio 2016.
Pada babak final yang berlangsung di Pavilion 4 Riocentro, Matsumoto/Takahashi secara dramatis mengungguli pasangan Denmark, Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl lewat pertarungan rubber game, 18-21 21-9 dan 21-19.
Pasangan Jepang sendiri hampir saja gagal menorehkan rekor baru buat negaranya. Karena pada set ketiga, Matsumoto/Takahashi sempat tertinggal 16-19 dari ganda putri Denmark. Tapi secara gemilang, pasangan dari Negeri Matahari Terbit mampu menambah lima poin secara beruntun guna merebut medali emas, sekaligus meneruskan paceklik emas kontingen Denmark di Olimpiade yang terakhir kali dicatat dan juga satu-satunya, oleh tunggal putra Poul-Erik Hoyer Larsen di Atlanta 1996.
“Kami mengira bahwa kami akan kalah di pertandingan ini, tapi kami mencoba untuk setidaknya bisa merebut satu poin lagi untuk mengejutkan mereka,” tutur Matsumoto, 24 tahun, seusai laga seperti dilaporkan Reuters.
“Tentu saja kami amat senang bisa memenangkan medali emas Olimpiade, yang tentunya adalah target kami. Namun lebih dari itu, kami sudah berjuang sekuat tenaga hingga detik terakhir. Itulah yang membuat hasil ini sungguh luar biasa,” imbuh Matsumoto yang bersama Takahashi menangis di atas podium juara saat dikalungi medali emas.
Lantas bagaimana komentar dari ganda putri Denmark yang hampir saja membuat sejarah bagi mereka sendiri dan mengulang histori bagi negerinya setelah di set ketiga sudah unggul 19-16.
“Kami sama sekali tidak berpikir bahwa kami sudah memenangkan final ini. Tentu saja kami punya kans untuk itu. Mimpi saya sekarang ialah ingin mengulang kembali posisi unggul 19-16 tadi. Namun kami merasa kami telah melakukan sebaik yang kami mampu. Kami tak pernah merasa lelah usai bertanding seperti saat ini,” sembur Christinna Pedersen menyesal.
Adapun kemenangan pasangan Jepang kali ini sekaligus memutus lima kemenangan beruntun di Olimpiade belakangan yang diraih ganda putri China setelah pada edisi pertama di Barcelona 1992 dikuasai oleh ganda putri Korea Selatan.
Ya, untuk pertama kalinya Jepang meraih medali emas cabang bulu tangkis di Olimpiade. Rekor baru itu dipersembahkan oleh pasangan Misaki Matsumoto/Ayaka Takahashi dari nomor ganda putri Olimpiade Rio 2016.
Pada babak final yang berlangsung di Pavilion 4 Riocentro, Matsumoto/Takahashi secara dramatis mengungguli pasangan Denmark, Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl lewat pertarungan rubber game, 18-21 21-9 dan 21-19.
Pasangan Jepang sendiri hampir saja gagal menorehkan rekor baru buat negaranya. Karena pada set ketiga, Matsumoto/Takahashi sempat tertinggal 16-19 dari ganda putri Denmark. Tapi secara gemilang, pasangan dari Negeri Matahari Terbit mampu menambah lima poin secara beruntun guna merebut medali emas, sekaligus meneruskan paceklik emas kontingen Denmark di Olimpiade yang terakhir kali dicatat dan juga satu-satunya, oleh tunggal putra Poul-Erik Hoyer Larsen di Atlanta 1996.
“Kami mengira bahwa kami akan kalah di pertandingan ini, tapi kami mencoba untuk setidaknya bisa merebut satu poin lagi untuk mengejutkan mereka,” tutur Matsumoto, 24 tahun, seusai laga seperti dilaporkan Reuters.
“Tentu saja kami amat senang bisa memenangkan medali emas Olimpiade, yang tentunya adalah target kami. Namun lebih dari itu, kami sudah berjuang sekuat tenaga hingga detik terakhir. Itulah yang membuat hasil ini sungguh luar biasa,” imbuh Matsumoto yang bersama Takahashi menangis di atas podium juara saat dikalungi medali emas.
Lantas bagaimana komentar dari ganda putri Denmark yang hampir saja membuat sejarah bagi mereka sendiri dan mengulang histori bagi negerinya setelah di set ketiga sudah unggul 19-16.
“Kami sama sekali tidak berpikir bahwa kami sudah memenangkan final ini. Tentu saja kami punya kans untuk itu. Mimpi saya sekarang ialah ingin mengulang kembali posisi unggul 19-16 tadi. Namun kami merasa kami telah melakukan sebaik yang kami mampu. Kami tak pernah merasa lelah usai bertanding seperti saat ini,” sembur Christinna Pedersen menyesal.
Adapun kemenangan pasangan Jepang kali ini sekaligus memutus lima kemenangan beruntun di Olimpiade belakangan yang diraih ganda putri China setelah pada edisi pertama di Barcelona 1992 dikuasai oleh ganda putri Korea Selatan.
(sbn)