Tertinggal dari Argentina, Juara Bertahan Piala Davis Diujung Tanduk
A
A
A
GLASGOW - Comeback Juan Martin del Potro terus menebar ancaman. Kali ini giliran Andy Murray yang merasakannya ketika mereka bentrok pada hari pertama semi-final Piala Davis 2016 di Glasgow, Skotlandia, Sabtu (17/9) dini hari WIB.
Ya, Murray yang diturunkan sebagai petenis pertama tim putra Inggris Raya, harus takluk 6-4, 5-7, 6-7 (5), 6-3 dan 6-4 atas del Potro dalam pertarungan selama lima jam dan tujuh menit. Bagi del Potro, ini merupakan balas dendam atas kekalahannya dari Andy di final Olimpiade Rio 2016.
Sedang bagi Andy, bisa jadi dia masih merasa kehilangan dan menyesal karena tidak bisa menghadiri pemakaman kakeknya, Gordon Murray beberapa hari jelang semi-final.
“Saya bermain dengan baik, dan kualitas pertandingan ini mungkin lebih baik ketimbang duel kami di final Olimpiade. Selisih angkanya begitu dekat,” beber Murray seusai laga.
Sementara itu pada partai tunggal kedua, petenis andalan Inggris Raya yang tadinya diharapkan dapat menyeimbangkan kedudukan, Kyle Edmund, tak mampu berbicara banyak. Walau sempat unggul pada set pertama dengan skor 7-6, Kyle menyerah atas Guido Pella pada tiga set berikutnya, 4-6, 3-6 dan 2-6.
Atas hasil tersebut, menjadikan Inggris Raya tertinggal 0-2 pada hari pertama semi-final Piala Davis 2016 atas Argentina. Sekaligus menjadikan partai ganda putra pada hari kedua, Sabtu (17/9) malam waktu setempat, menjadi pertandingan yang wajib dimenangkan oleh tuan rumah guna menghidupkan kans kembali ke final ajang ini.
Adapun perlu diketahui kalau tahun lalu, Inggris Raya memenangkan Piala Davis untuk pertama kalinya sejak 1936 dengan mengalahkan Belgia dalam partai final di Ghent.
Ya, Murray yang diturunkan sebagai petenis pertama tim putra Inggris Raya, harus takluk 6-4, 5-7, 6-7 (5), 6-3 dan 6-4 atas del Potro dalam pertarungan selama lima jam dan tujuh menit. Bagi del Potro, ini merupakan balas dendam atas kekalahannya dari Andy di final Olimpiade Rio 2016.
Sedang bagi Andy, bisa jadi dia masih merasa kehilangan dan menyesal karena tidak bisa menghadiri pemakaman kakeknya, Gordon Murray beberapa hari jelang semi-final.
“Saya bermain dengan baik, dan kualitas pertandingan ini mungkin lebih baik ketimbang duel kami di final Olimpiade. Selisih angkanya begitu dekat,” beber Murray seusai laga.
Sementara itu pada partai tunggal kedua, petenis andalan Inggris Raya yang tadinya diharapkan dapat menyeimbangkan kedudukan, Kyle Edmund, tak mampu berbicara banyak. Walau sempat unggul pada set pertama dengan skor 7-6, Kyle menyerah atas Guido Pella pada tiga set berikutnya, 4-6, 3-6 dan 2-6.
Atas hasil tersebut, menjadikan Inggris Raya tertinggal 0-2 pada hari pertama semi-final Piala Davis 2016 atas Argentina. Sekaligus menjadikan partai ganda putra pada hari kedua, Sabtu (17/9) malam waktu setempat, menjadi pertandingan yang wajib dimenangkan oleh tuan rumah guna menghidupkan kans kembali ke final ajang ini.
Adapun perlu diketahui kalau tahun lalu, Inggris Raya memenangkan Piala Davis untuk pertama kalinya sejak 1936 dengan mengalahkan Belgia dalam partai final di Ghent.
(sbn)