22 Pendekar Unjuk Kebolehan di Kejuaraan Silat Profesional
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 22 pesilat/petarung pilihan dari empat club (camp), yakni Jakarta, Bandung, Garut dan Solo unjuk kebolehan pada Kejuaraan Silat Profesional atau Silat Bebas di Padepokan Pencak Silat TMII Jakarta, Sabtu (24/9/2016). Menurut promotor Silat Bebas Indonesia, Muhammad Idris mengatakan, pertarungan Silat Bebas ini untuk memperkenalkan kepada dunia bahwa silat tidak kalah hebatnya dengan beladiri dari negara lain.
"Indonesia itu sangat kaya seni beladiri yang dikenal dengan pencak silat yang merupakan warisan leluhur. Makanya, kami menggelar pertarungan Silat Bebas dalam upaya memperkenalkan kepada dunia internasional bahwa silat itu tidak kalah hebatnya dari beladiri dari negara lain," ungkap Muhammad, Jumat (16/9/2016).
Menurut Idris, target utama Silat Bebas Indonesia adalah menghasilkan pesilat profesional Indonesia dalam jumlah yang signifikan untuk bisa dikenal dalam industri beladiri profesional. Diharapkan Silat Bebas Indonesia mampu membawa silat pada sebuah level berikutnya dalam kompetisi Internasional, sehingga mampu menarik minat para pesilat di seluruh Indonesia.
"Melalui silat bebas ini kita tingkatkan kualitas dan membangun mental juara para pesilat untuk bisa berjaya di event internasional," katanya.
Dengan naiknya Silat ke level yang lebih global, maka secara langsung akan meningkatkan harkat dan martabat bangsa dan negara Indonesia di dunia Internasional. Rencananya, Kejuaraan Silat Profesional Indonesia akan digelar dalam 3 seri.
"Padepokan Pencak Silat TMII menjadi ajang seri pertama dan masih ada dua seri lagi yang akan digelar nanti," katanya.
Dalam kesempatan itu, Muhammad Idris menjelaskan, Silat Bebas akan menggunakan peraturan pertandingan yang berafiliasi kepada Unifield Combat Sport Rules Regulations (Peraturan Pertandingan Olah Raga Pertarungan Profesional Internasional). Namun, tetap berpegang pada keluhuran silat.
"Semua pesilat/petarung diwajibkan mengawali pertarungan dengan sikap pasang dan langkah kaidah silat," katanya.
Untuk pertandingan silat bebas ini, kata Muhammad Idris, Federasi Beladiri Profesional Indonesia (FBPRo Indonesia) telah mengeluarkan izin penyelenggaraan. FBPRo Indonesia adalah federasi yang menaungi pertandingan beladiri profesional di Indonesia dan pemegang mandat dari BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) selaku badan yang berwenang melakukan pembinaan, pengembangan, pengawasan dan pengendalian terhadap semua kegiatan olahraga profesional di Indonesia.
Silat merupakan seni olah raga bela diri warisan budaya Indonesia, yang dimiliki tiap suku dan budaya diseluruh Indonesia. Seni olah raga bela diri Silat juga bisa digunakan sebagai sarana membangun nilai-nilai positif sebagai manusia dan bangsa (sportivitas, kejujuran, kerendahan hati, kebijaksanaan, keterbukaan, dll), yang kemudian bisa menjadi sarana pemersatu antar manusia Indonesia dalam sebuah kebanggaan berbangsa dan bernegara.
Pencak silat yang selama ini dipertandingkan di berbagai kejuaraan, baik yang bersifat lokal daerah, nasional, regional, bahkan sampai ajang Internasional, adalah ajang amatir (non-profesional). Dengan banyaknya aliran-aliran pencak silat di Indonesia, perlu adanya upaya memperkenalkannya pada dunia modern melalui keberadaan silat di pertandingan Internasional yang menjadi tren olahraga beladiri di dunia saat ini. Dengan demikian, silat bisa diperhitungkan sebagai beladiri yang indah dan efektif di dalam setiap arena pertarungan.
"Indonesia itu sangat kaya seni beladiri yang dikenal dengan pencak silat yang merupakan warisan leluhur. Makanya, kami menggelar pertarungan Silat Bebas dalam upaya memperkenalkan kepada dunia internasional bahwa silat itu tidak kalah hebatnya dari beladiri dari negara lain," ungkap Muhammad, Jumat (16/9/2016).
Menurut Idris, target utama Silat Bebas Indonesia adalah menghasilkan pesilat profesional Indonesia dalam jumlah yang signifikan untuk bisa dikenal dalam industri beladiri profesional. Diharapkan Silat Bebas Indonesia mampu membawa silat pada sebuah level berikutnya dalam kompetisi Internasional, sehingga mampu menarik minat para pesilat di seluruh Indonesia.
"Melalui silat bebas ini kita tingkatkan kualitas dan membangun mental juara para pesilat untuk bisa berjaya di event internasional," katanya.
Dengan naiknya Silat ke level yang lebih global, maka secara langsung akan meningkatkan harkat dan martabat bangsa dan negara Indonesia di dunia Internasional. Rencananya, Kejuaraan Silat Profesional Indonesia akan digelar dalam 3 seri.
"Padepokan Pencak Silat TMII menjadi ajang seri pertama dan masih ada dua seri lagi yang akan digelar nanti," katanya.
Dalam kesempatan itu, Muhammad Idris menjelaskan, Silat Bebas akan menggunakan peraturan pertandingan yang berafiliasi kepada Unifield Combat Sport Rules Regulations (Peraturan Pertandingan Olah Raga Pertarungan Profesional Internasional). Namun, tetap berpegang pada keluhuran silat.
"Semua pesilat/petarung diwajibkan mengawali pertarungan dengan sikap pasang dan langkah kaidah silat," katanya.
Untuk pertandingan silat bebas ini, kata Muhammad Idris, Federasi Beladiri Profesional Indonesia (FBPRo Indonesia) telah mengeluarkan izin penyelenggaraan. FBPRo Indonesia adalah federasi yang menaungi pertandingan beladiri profesional di Indonesia dan pemegang mandat dari BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) selaku badan yang berwenang melakukan pembinaan, pengembangan, pengawasan dan pengendalian terhadap semua kegiatan olahraga profesional di Indonesia.
Silat merupakan seni olah raga bela diri warisan budaya Indonesia, yang dimiliki tiap suku dan budaya diseluruh Indonesia. Seni olah raga bela diri Silat juga bisa digunakan sebagai sarana membangun nilai-nilai positif sebagai manusia dan bangsa (sportivitas, kejujuran, kerendahan hati, kebijaksanaan, keterbukaan, dll), yang kemudian bisa menjadi sarana pemersatu antar manusia Indonesia dalam sebuah kebanggaan berbangsa dan bernegara.
Pencak silat yang selama ini dipertandingkan di berbagai kejuaraan, baik yang bersifat lokal daerah, nasional, regional, bahkan sampai ajang Internasional, adalah ajang amatir (non-profesional). Dengan banyaknya aliran-aliran pencak silat di Indonesia, perlu adanya upaya memperkenalkannya pada dunia modern melalui keberadaan silat di pertandingan Internasional yang menjadi tren olahraga beladiri di dunia saat ini. Dengan demikian, silat bisa diperhitungkan sebagai beladiri yang indah dan efektif di dalam setiap arena pertarungan.
(sha)