Lampung Rebut Emas Karate setelah Jabar Gagal Turunkan Jagoannya
A
A
A
BANDUNG - Lampung berhasil merebut medali emas cabang karate nomor Kumite kelas di bawah 60 kg putra di PON XOX/2016 Jawa Barat. Hal tersebut diraih setelah tuan rumah urung menurunkan jagoannya, Imam Tauhid, yang terbentur aturan dari PB Forki.
Jabar sejatinya diunggulkan sebab berpeluang menurunkan Imam Tauhid, atlet karate peringkat tiga dunia. Namun atlet tersebut dipermasalahkan tim Jawa Tengah lantaran status mutasinya ke Jawa Barat masih terkendala izin dari pengurus cabang karate Jawa Tengah.
Ketua panitia pelaksana pertandingan cabor karate PON XIX, Andrian Tejakusuma, menuturkan, setelah melalui berbagai tahapan, Imam disahkan dan bisa berlaga di PON XIX sesuai dengan surat keputusan Dewan Hakim PB PON XIX dengan nomor 02/DH-PON XIX/2016 tertanggal 16 September 2016. Namun selang dua hari, keluar keputusan dengan nomor 03/DH-PON XIX/2016 tertanggal 18 September 2016 yang menganulir surat keputusan sebelumnya.
"Karena ada surat keputusan yang baru dari Dewan Hakim tersebut, keabsahan Imam Tauhid untuk berlaga di PON XIX dimentahkan oleh PB Forki. Dan sebagai panpel, kami taat pada putusan yang dikeluarkan Dewan Hakim tersebut," ujar Andrian seperti dilansir situs resmi PON, Rabu (21/9/2016)
Tidak berlaganya Imam di nomor kumite -60 kg jadi berkah untuk Lampung. Kontingennya, Suryadi, akhirnya menyabet medali emas setelah mengalahkan mengalahkan karateka Sulawesi Selatan Dhuhril Ramadhan di tatami 2 di Sabuga ITB, Jalan Tamansari Kota Bandung, Selasa (20/9/2016) malam. Sementara medali perunggu bersama di diraih Jamin Mandela Nainggolan dari Sumatera Utara dan Al Faris Tarleq dari DKI Jakarta.
Dari kelas di bawah 55 kg, Sumatera Utara meraih hasil yang lebih baik setelah Iwan Bidu Sirait merebut medali emas. Iwan mengalahkan karateka Sulawesi Tengah Alan Nuary Abdussama di final. Medali perunggu bersama diraih atlet DKI Jakarta Deny Ardiansyah dan Garudha Mahameru L asal Jawa Tengah.
Karate sendiri akan memasuki partai terakhir hari ini, Rabu (21/9/2016). Masih ada dua medali emas yang diperebutkan dari nomor kumite beregu putra dan putri.
Jabar sejatinya diunggulkan sebab berpeluang menurunkan Imam Tauhid, atlet karate peringkat tiga dunia. Namun atlet tersebut dipermasalahkan tim Jawa Tengah lantaran status mutasinya ke Jawa Barat masih terkendala izin dari pengurus cabang karate Jawa Tengah.
Ketua panitia pelaksana pertandingan cabor karate PON XIX, Andrian Tejakusuma, menuturkan, setelah melalui berbagai tahapan, Imam disahkan dan bisa berlaga di PON XIX sesuai dengan surat keputusan Dewan Hakim PB PON XIX dengan nomor 02/DH-PON XIX/2016 tertanggal 16 September 2016. Namun selang dua hari, keluar keputusan dengan nomor 03/DH-PON XIX/2016 tertanggal 18 September 2016 yang menganulir surat keputusan sebelumnya.
"Karena ada surat keputusan yang baru dari Dewan Hakim tersebut, keabsahan Imam Tauhid untuk berlaga di PON XIX dimentahkan oleh PB Forki. Dan sebagai panpel, kami taat pada putusan yang dikeluarkan Dewan Hakim tersebut," ujar Andrian seperti dilansir situs resmi PON, Rabu (21/9/2016)
Tidak berlaganya Imam di nomor kumite -60 kg jadi berkah untuk Lampung. Kontingennya, Suryadi, akhirnya menyabet medali emas setelah mengalahkan mengalahkan karateka Sulawesi Selatan Dhuhril Ramadhan di tatami 2 di Sabuga ITB, Jalan Tamansari Kota Bandung, Selasa (20/9/2016) malam. Sementara medali perunggu bersama di diraih Jamin Mandela Nainggolan dari Sumatera Utara dan Al Faris Tarleq dari DKI Jakarta.
Dari kelas di bawah 55 kg, Sumatera Utara meraih hasil yang lebih baik setelah Iwan Bidu Sirait merebut medali emas. Iwan mengalahkan karateka Sulawesi Tengah Alan Nuary Abdussama di final. Medali perunggu bersama diraih atlet DKI Jakarta Deny Ardiansyah dan Garudha Mahameru L asal Jawa Tengah.
Karate sendiri akan memasuki partai terakhir hari ini, Rabu (21/9/2016). Masih ada dua medali emas yang diperebutkan dari nomor kumite beregu putra dan putri.
(mir)