Gaya Main MU Mourinho Sudah 'Jadul' Seperti Arsenal Wenger
A
A
A
LONDON - Pelatih sekaligus manajer Manchester United (MU) mulai musim panas 2016/17, Jose Mourinho, kali ini dapat kritik sekaligus saran membangun dari seorang komentator BBC, Jermaine Jenas. Apa saran dari mantan pemain Tottenham Hotspur dan Timnas Inggris itu?
Menurut Jenas, saat ini gaya bermain tim besutan Mourinho sudah ketinggalan zaman. Malah fenomena ini mirip seperti yang sering dialamatkan ke gaya main ‘jadul’ Arsenal di bawah arahan Arsene Wenger.
Ditambahkan Jenas yang juga pernah memperkuat Newcastle United. Gaya bermain yang diterapkan MU era Mourinho masih biasa saja. Sang pelatih asal Portugal rupanya masih belum mengubah gaya main timnya untuk menyesuaikan diri dengan sepak bola modern.
Dilaporkan oleh situs metro.co.uk, kritik ini sendiri boleh dibilang sebuah saran membangun yang bagus, walau bisa saja membuat jengkel Mourinho. Apalagi Jenas membandingkan atau menyamakan gaya main MU sama seperti Arsenal Wenger yang sudah ketinggalan zaman.
Seperti diketahui, Mou dan Wenger adalah musuh bebuyutan di arena Liga Primer Inggris (EPL) dan sering sekali Mou meledek gaya main tim asuhan Wenger, yang masih belum mampu menaklukkan Chelsea era Mourinho. Pun Mou suka meledek prestasi Wenger yang sempat puasa gelar bersama The Gunners.
“Anda tidak bisa tidak melihat apa yang telah dia (Mourinho) lakukan sebagai seorang manajer (pelatih EPL, yang mana fenomenal dan dia akan selalu menjadi salah satu yang terhebat,” sembur Jenas kepada BBC Radio Five Live.
“Namun bagi saya pribadi, saya merasa ketika dia (Mourinho) tiba pertama kali di EPL, kini berada di pihak Pep Guardiola (Manchester City) dan Jurgen Klopp (Liverpool),” imbuh Jenas yang kini jadi komentator sepak bola di BBC.
Jenas yang pensiun pada 2014 akibat cedera lutut lebih lanjut mengatakan, “Tapi mereka (Man City Pep dan Liverpool Klopp) kini berada di depan (MU Mourinho) dalam soal meminta timnya bermain (dengan gayanya).”
Perlu diketahui pula hingga pekan keenam, MU masih tertahan di peringkat keenam klasemen sementara EPL 2016/17 dengan nilai 12. Sedangkan Man City memimpin di puncak dengan 18 poin, sedang Arsenal dan Liverpool menguntit dari urutan ketiga dan keempat dengan angka identik, 13. Adapun Antonio Conte dengan Chelseanya berada di peringkat delapan dengan 10 poin.
“Kemungkinan cara terbaik saya untuk menjelaskan ini adalah, dia (Mou di Chelsea 2004/05) juga seperti Wenger ketika tiba pertama (di EPL), yang telah mengubah cara bermain Arsenal agar bisa bersaing (dengan tim-tim besar saat itu seperti MU), dan untuk memenangkan trofi lebih banyak,” kata Jenas menambahkan.
“Saya tidak yakin dia (Mou) merasakannya. Pada saat ini, Anda tidak bisa mengatakan akhir kariernya di Chelsea dan awal kariernya di Manchester United tidak menampilkan suatu keraguan dalam pikirannya,” tandas Jenas.
Menurut Jenas, saat ini gaya bermain tim besutan Mourinho sudah ketinggalan zaman. Malah fenomena ini mirip seperti yang sering dialamatkan ke gaya main ‘jadul’ Arsenal di bawah arahan Arsene Wenger.
Ditambahkan Jenas yang juga pernah memperkuat Newcastle United. Gaya bermain yang diterapkan MU era Mourinho masih biasa saja. Sang pelatih asal Portugal rupanya masih belum mengubah gaya main timnya untuk menyesuaikan diri dengan sepak bola modern.
Dilaporkan oleh situs metro.co.uk, kritik ini sendiri boleh dibilang sebuah saran membangun yang bagus, walau bisa saja membuat jengkel Mourinho. Apalagi Jenas membandingkan atau menyamakan gaya main MU sama seperti Arsenal Wenger yang sudah ketinggalan zaman.
Seperti diketahui, Mou dan Wenger adalah musuh bebuyutan di arena Liga Primer Inggris (EPL) dan sering sekali Mou meledek gaya main tim asuhan Wenger, yang masih belum mampu menaklukkan Chelsea era Mourinho. Pun Mou suka meledek prestasi Wenger yang sempat puasa gelar bersama The Gunners.
“Anda tidak bisa tidak melihat apa yang telah dia (Mourinho) lakukan sebagai seorang manajer (pelatih EPL, yang mana fenomenal dan dia akan selalu menjadi salah satu yang terhebat,” sembur Jenas kepada BBC Radio Five Live.
“Namun bagi saya pribadi, saya merasa ketika dia (Mourinho) tiba pertama kali di EPL, kini berada di pihak Pep Guardiola (Manchester City) dan Jurgen Klopp (Liverpool),” imbuh Jenas yang kini jadi komentator sepak bola di BBC.
Jenas yang pensiun pada 2014 akibat cedera lutut lebih lanjut mengatakan, “Tapi mereka (Man City Pep dan Liverpool Klopp) kini berada di depan (MU Mourinho) dalam soal meminta timnya bermain (dengan gayanya).”
Perlu diketahui pula hingga pekan keenam, MU masih tertahan di peringkat keenam klasemen sementara EPL 2016/17 dengan nilai 12. Sedangkan Man City memimpin di puncak dengan 18 poin, sedang Arsenal dan Liverpool menguntit dari urutan ketiga dan keempat dengan angka identik, 13. Adapun Antonio Conte dengan Chelseanya berada di peringkat delapan dengan 10 poin.
“Kemungkinan cara terbaik saya untuk menjelaskan ini adalah, dia (Mou di Chelsea 2004/05) juga seperti Wenger ketika tiba pertama (di EPL), yang telah mengubah cara bermain Arsenal agar bisa bersaing (dengan tim-tim besar saat itu seperti MU), dan untuk memenangkan trofi lebih banyak,” kata Jenas menambahkan.
“Saya tidak yakin dia (Mou) merasakannya. Pada saat ini, Anda tidak bisa mengatakan akhir kariernya di Chelsea dan awal kariernya di Manchester United tidak menampilkan suatu keraguan dalam pikirannya,” tandas Jenas.
(sbn)