Ujian Terakhir Murray di Final ATP 2016
A
A
A
LONDON - Andy Murray memasuki penghujung tahun 2016 dengan berada di rangking tertinggi ATP. Petenis Britania Raya pun dihadapkan pada satu turnamen lagi untuk menguji konsistensinya sebagai yang terbaik di dunia.
Setelah memastikan jadi petenis nomor satu dunia yang baru, Murray bakal kembali mempertaruhkan statusnya dengan Novak Djokovic di Final ATP 2016 yang berlangsung di O2 Arena, London, 13-20 November mendatang. Dalam turnamen penutup tur ATP tahun ini, Djokovic masih berpeluang merebut statusnya yang hilang di Paris Masters pekan lalu.
Di Final ATP 2016, Murray yang kini mengoleksi 11.185 poin, masih amat rentan digusur Djokovic yang punya poin 10.780. Sebab jika Djokovic menang, maka tambahan 1500 poin (tambahan poin andai bisa pertahankan gelarnya tahun lalu), bakal membuatnya menggusur Murray kembali ke rangking dua.
Sial bagi Murray, peluang juara tidak menguntungkannya di Final ATP. Dari delapan kali keikutsertaannya, petenis berusia 29 tahun cuma bisa menembus semifinal sebanyak tiga kali.
Padahal syarat Murray agar bisa mempertahankan statusnya sebagai pemuncak rangking dunia adalah lolos ke final, sementara Djokovic harus gagal lolos dari fase grup. Namun hal itu jelas sulit mengingat Djokovic merupakan juara bertahan dalam empat edisi terakhir.
Lantas apa kata Murray menanggapi peluang juaranya yang kecil? Ia menganggap targetnya kini adalah fokus memenangkan Final ATP yang belum pernah ia taklukkan sebelumnya.
"Ini jadi tahun yang hebat dan saya ingin menyelesaikannya sebaik mungkin. Saya tidak mau terlalu banyak pikirkan menyelesaikan musim sebagai petenis nomor 1 dunia. Yang saya inginkan adalah bermain baik di O2 Arena. Saya tidak pernah main bagus di sini dan saya ingin diri saya yang membuktikannya," tutur Murray seperti dilansir dari situs resmi ATP, Rabu (9/11/2016).
Dalam tiga tahun terakhir, Murray tidak pernah menembus babak grup yang bersistem round robin. Khusus tahun ini, jawara Wimbledon 2016 menjanjikan sesuatu penampilan yang beda.
"Mungkin tahun ini akan sedikit berbeda ketimbang tahun lalu. Saya selalu pergi ke London untuk mencoba yang terbaik dan tidak pernah merasa cukup meski saya sudah sering dapat kesulitan," imbuhnya.
"Melawan Rafael Nadal di semifinal 2010 dan sekali pada tahun 2014, saya selalu berusaha dapat poin yang bagus dan saya bermain mungkin kebanyakan seperti itu. Saya berharap bisa melakukannya lagi," tutupnya.
Murray sendiri tergabung dalam Grup John McEnroe yang diundi pada Senin (7/11/2016) waktu setempat. Ia berada satu grup dengan Stanislas Wawrinka (Swiss), Kei Nishikori (Jepang), dan Marin Cilic (Bosnia Herzegovina).
Ada pun Djokovic tergabung di Grup Ivan Lendl. Ia bakal bersaing dengan Milos Raonic (Kanada), Gael Monfils (Prancis) dan Dominic Thiem (Austria).
Setelah memastikan jadi petenis nomor satu dunia yang baru, Murray bakal kembali mempertaruhkan statusnya dengan Novak Djokovic di Final ATP 2016 yang berlangsung di O2 Arena, London, 13-20 November mendatang. Dalam turnamen penutup tur ATP tahun ini, Djokovic masih berpeluang merebut statusnya yang hilang di Paris Masters pekan lalu.
Di Final ATP 2016, Murray yang kini mengoleksi 11.185 poin, masih amat rentan digusur Djokovic yang punya poin 10.780. Sebab jika Djokovic menang, maka tambahan 1500 poin (tambahan poin andai bisa pertahankan gelarnya tahun lalu), bakal membuatnya menggusur Murray kembali ke rangking dua.
Sial bagi Murray, peluang juara tidak menguntungkannya di Final ATP. Dari delapan kali keikutsertaannya, petenis berusia 29 tahun cuma bisa menembus semifinal sebanyak tiga kali.
Padahal syarat Murray agar bisa mempertahankan statusnya sebagai pemuncak rangking dunia adalah lolos ke final, sementara Djokovic harus gagal lolos dari fase grup. Namun hal itu jelas sulit mengingat Djokovic merupakan juara bertahan dalam empat edisi terakhir.
Lantas apa kata Murray menanggapi peluang juaranya yang kecil? Ia menganggap targetnya kini adalah fokus memenangkan Final ATP yang belum pernah ia taklukkan sebelumnya.
"Ini jadi tahun yang hebat dan saya ingin menyelesaikannya sebaik mungkin. Saya tidak mau terlalu banyak pikirkan menyelesaikan musim sebagai petenis nomor 1 dunia. Yang saya inginkan adalah bermain baik di O2 Arena. Saya tidak pernah main bagus di sini dan saya ingin diri saya yang membuktikannya," tutur Murray seperti dilansir dari situs resmi ATP, Rabu (9/11/2016).
Dalam tiga tahun terakhir, Murray tidak pernah menembus babak grup yang bersistem round robin. Khusus tahun ini, jawara Wimbledon 2016 menjanjikan sesuatu penampilan yang beda.
"Mungkin tahun ini akan sedikit berbeda ketimbang tahun lalu. Saya selalu pergi ke London untuk mencoba yang terbaik dan tidak pernah merasa cukup meski saya sudah sering dapat kesulitan," imbuhnya.
"Melawan Rafael Nadal di semifinal 2010 dan sekali pada tahun 2014, saya selalu berusaha dapat poin yang bagus dan saya bermain mungkin kebanyakan seperti itu. Saya berharap bisa melakukannya lagi," tutupnya.
Murray sendiri tergabung dalam Grup John McEnroe yang diundi pada Senin (7/11/2016) waktu setempat. Ia berada satu grup dengan Stanislas Wawrinka (Swiss), Kei Nishikori (Jepang), dan Marin Cilic (Bosnia Herzegovina).
Ada pun Djokovic tergabung di Grup Ivan Lendl. Ia bakal bersaing dengan Milos Raonic (Kanada), Gael Monfils (Prancis) dan Dominic Thiem (Austria).
(bep)