Catat Sejarah, Ini Plus Minus Stadion Pakansari Jadi Kandang Timnas Indonesia

Minggu, 04 Desember 2016 - 17:18 WIB
Catat Sejarah, Ini Plus...
Catat Sejarah, Ini Plus Minus Stadion Pakansari Jadi Kandang Timnas Indonesia
A A A
CIBINONG - Semifinal leg pertama Piala AFF 2016 yang pertemukan Indonesia vs Vietnam dilangsungkan di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Sabtu (3/12/2016). Dalam pertandingan tersebut, Skuat Garuda menang 2-1 lewat gol yang dicetak Hansamu Yama Pranata dan penalti Boaz Solossa.

Ini jadi sejarah, karena untuk pertama kalinya pertandingan timnas digelar di kawasan Bogor. Sebagai yang pertama, sejatinya berlangsung meriah. Dukungan suporter Indonesia yang militansinya tak perlu diragukan lagi sukses membakar semangat para pemain untuk membawa modal positif bertarung di My Dinh Stadium, Rabu (7/12/2016) dalam leg kedua nanti.

Namun, sebagai stadion yang baru diresmikan Mei lalu, tetap ada minus dari rentetan aura positif yang terpancar di Pakansari. Pengamatan SINDOnews di lapangan, ada beberapa kelemahan di arena yang disebut Sekjen PSSI Ade Wellington sebagai markas baru Timnas Nasional Indonesia, selama Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) direnovasi untuk persiapan Asian Games 2018.

Salah satu kekurangan tersebut adalah perihal kapasitas Stadion Pakansari. Dengan kemampuan menampung 30 ribu penonton, nyatanya jumlah tersebut masih terlalu kecil bagi antusiasme masyarakat Indonesia. Jika SUGBK yang punya kapasitas 80.000 saja bisa penuh, bisa dibayangkan betapa padatnya isi di dalam dan luar Stadion Pakansari karena kapasitas yang tergolong kecil.

Dalam pertandingan semifinal kemarin, sebanyak 27.000 kursi yang dijual memang terisi penuh. Namun rupanya, masih banyak penonton yang tetap merangsek masuk hingga babak pertama selesai sehingga tangga menuju tribun akhirnya disulap menjadi tempat duduk. Belum lagi yang berdiri dan yang berada di luar stadion, yang jumlahnya diperkirakan mencapai ribuan orang.

Selanjutnya adalah akses. Stadion Pakansari berada tepat di berbagai persimpangan yang sejatinya mudah dituju. Stadion yang dikelola langsung Pemda Bogor itu bisa dituju dari Jalan Raya Bogor dengan jarak 1 km, Jalan Raya Bojonggede 2km, dan Jalan Tol Jagorawi yang pintu keluarnya juga berada di Jalan Raya Bogor.

Setelah berada di Jalan Raya Bogor, masyarakat perlu masuk ke Jalan Tegar Beriman sebelum berbelok ke Jalan Kol. Edi Yoso Martadipura yang jadi jalan utama menuju Ring 1 Stadion Pakansari. Nah, di area tersebut, ada sekelumit masalah yang membuat penonton banyak mengeluh.

Pertama, Jalan Tegar Beriman berada di jantung Pemerintahan Daerah Bogor sehingga ruas jalan terbagi menjadi laju khusus motor dan mobil. Terpisahnya dua jalur kendaraan motor dan mobil membuat jalan mengerucut untuk masuk Jalan Kol. Edi Yoso Martadipura, yang berada tepat di areal pemukiman Warga. Akibatnya sudah jelas, macet jadi salah satu risiko yang diterima masyarakat.

Pengalaman SINDOnews, butuh waktu setengah jam lebih untuk keluar stadion menuju Jalan Raya Bogor dengan menggunakan sepeda motor. Jika membawa mobil, waktu yang dibutuhkan jelas lebih lama mengingat perlu memutar balik dari Jalan Kol. Edi Yoso Martadipura menuju Jalan Tegar Beriman lalu kemudian menunggu antrian lampu merah pertigaan Jalan Raya Bogor.

Sisanya, adalah pengerjaan fasilitas yang belum rampung. Penonton laga semifinal kemarin tidak bisa memarkir kendaraan dekat stadion sehingga mesti menaruh motor atau mobil di pinggir Jalan Tegar Beriman dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki lewat Jalan Kol. Edi Yoso Martadipura. Selain belum terjamin keamanannya, biaya parkir liar itu cukup mahal yakni mencapai Rp10.000 untuk motor, dan Rp15.000 untuk mobil. Beda dengan penonton yang datang sejak pagi, beberapa kendaraannya terlihat bisa diparkir dekat stadion.

Terakhir, yang jadi keluhan adalah becek jika diguyur hujan. Area Ring 1 Stadion Pakansari terlihat berwarna cokelat karena lumpur tanah yang baru terguyur hujan. Selain membuat sulit berjalan kaki, area pintu masuk stadion juga jadi kotor yang jelas mengganggu pemandangan.

Demikian beberapa plus minus menjadikan Stadion Pakansari sebagai kandang Timnas Indonesia yang baru. Jika berhasil melenggang ke final, maka PSSI diharapkan bisa mempertimbangkan pemilihan lokasi lagi mengingat Indonesia masih punya banyak stadion lain yang jauh lebih siap menyelenggarakan event besar sekelas Piala AFF.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8065 seconds (0.1#10.140)