Tugas Berat Gomes: Membawa MU ke Level Asia
A
A
A
MADURA - Manajemen Madura United (MU) FC membebani tugas yang lumayan berat untuk Pelatih Gomes De Oliviera pada musim keduanya di Gelora Bangkalan. Ada lima tantangan yang harus dituntaskan Gomes, salah satunya membawa MU berlaga di kompetisi resmi level Asia.
Tugas pertama yang harus diatasi Gomes adalah membawa MU berprestasi lebih baik dan memperkuat karakter tim sesuai filosofi Sape Kerap. Jika dijabarkan, target ini sudah jelas menuntut pelatih asal Brasil tidak cukup hanya membawa MU ke posisi tiga seperti Indonesia Soccer Championship (ISC) A ISC 2016 lalu.
Tugas kedua, menjaga kekeluargaan di tim MU agar bisa terjalin soliditas di luar maupun dalam lapangan. Jika aspek ini sudah bisa ditingkatkan, manajemen yakin performa tim akan ikut terdongkrak. Sedangkan untuk tantangan ketiga mencakup sisi teknis.
Sape Kerap diharapkan lebih tajam dan agresif dalam menyerang, namun tidak melupakan pertahanan solid. Untuk mewujudkan ambisi ini, MU sudah mendatangkan striker Luis Junior dan Fandi Eko Utomo, serta mempertahankan bek asal Brasil Fabiano Beltrame.
Tantangan keempat adalah mempromosikan pemain putera daerah atau asli Madura. Untuk tantangan yang satu ini Gomes belum benar-benar mewujudkannya selama ISC 2016 karena belum ada pemain muda asli Pulau Garam yang dipromosikan ke tim utama.
"Untuk tantangan kelima, manajemen berharap Gomes bisa membawa Madura United berlaga di kompetisi resmi level Asia. Artinya Madura United harus merebut juara atau peringkat kedua jika ingin bermain di Asia. Saya rasa tugas atau tantangan itu sangat logis," jelas CEO Madura United Achsanul Qosasi.
Menurut pria yang akrab di sapa AQ, target tersebut didasarkan pada prestasi yang dicapai musim lalu, yakni menjadi finalis Piala Gubernur Kaltim 2016 dan peringkat tiga ISC 2016. Disebutnya sangat masuk akal MU menetapkan target lebih tinggi musim berikutnya.
"Tim ini punya kemampuan, baik dari sisi pendanaan maupun dukungan suporter. Jadi wajar kalau kami menginginkan prestasi lebih musim depan. Gomes sudah menyatakan siap dan tidak keberatan dengan tugas yang diberikan kepadanya," tandas Achsanul.
Tugas pertama yang harus diatasi Gomes adalah membawa MU berprestasi lebih baik dan memperkuat karakter tim sesuai filosofi Sape Kerap. Jika dijabarkan, target ini sudah jelas menuntut pelatih asal Brasil tidak cukup hanya membawa MU ke posisi tiga seperti Indonesia Soccer Championship (ISC) A ISC 2016 lalu.
Tugas kedua, menjaga kekeluargaan di tim MU agar bisa terjalin soliditas di luar maupun dalam lapangan. Jika aspek ini sudah bisa ditingkatkan, manajemen yakin performa tim akan ikut terdongkrak. Sedangkan untuk tantangan ketiga mencakup sisi teknis.
Sape Kerap diharapkan lebih tajam dan agresif dalam menyerang, namun tidak melupakan pertahanan solid. Untuk mewujudkan ambisi ini, MU sudah mendatangkan striker Luis Junior dan Fandi Eko Utomo, serta mempertahankan bek asal Brasil Fabiano Beltrame.
Tantangan keempat adalah mempromosikan pemain putera daerah atau asli Madura. Untuk tantangan yang satu ini Gomes belum benar-benar mewujudkannya selama ISC 2016 karena belum ada pemain muda asli Pulau Garam yang dipromosikan ke tim utama.
"Untuk tantangan kelima, manajemen berharap Gomes bisa membawa Madura United berlaga di kompetisi resmi level Asia. Artinya Madura United harus merebut juara atau peringkat kedua jika ingin bermain di Asia. Saya rasa tugas atau tantangan itu sangat logis," jelas CEO Madura United Achsanul Qosasi.
Menurut pria yang akrab di sapa AQ, target tersebut didasarkan pada prestasi yang dicapai musim lalu, yakni menjadi finalis Piala Gubernur Kaltim 2016 dan peringkat tiga ISC 2016. Disebutnya sangat masuk akal MU menetapkan target lebih tinggi musim berikutnya.
"Tim ini punya kemampuan, baik dari sisi pendanaan maupun dukungan suporter. Jadi wajar kalau kami menginginkan prestasi lebih musim depan. Gomes sudah menyatakan siap dan tidak keberatan dengan tugas yang diberikan kepadanya," tandas Achsanul.
(sha)