Eng Hian Genjot Porsi Latihan Ganda Putri Pelatnas
A
A
A
JAKARTA - Pelatih ganda putri, Eng Hian, bermaksud menggenjot performa atlet bulu tangkis pelatnas Cipayung selama 2017. Selain menambah porsi kompetisi, para atlet ganda putri bakal menghadapi hukuman.
Eng Hian yang berhasil membawa Greysia/Nitya meraih medali emas Asian Games 2014 mengaku akan menerapkan punishment untuk anak asuhnya nanti. Hal itu disampaikan saat membeberkan program kerja di awal tahun 2017.
"Perubahan yang akan saya buat adalah dibuat punishment, itu yang akan saya lebih tekankan lagi dan sudah disetujui binpres. Tujuannya saya harapkan menjadi rasa yang lebih positif untuk ganda putri. Keinginan mereka untuk menjadi pemain top dunia semakin tinggi." kata Eng Hian, dikutip Badminton Indonesia.
"Saya juga bikin KPI (Key Performance Index), itu setidaknya harus 80%. Ada evaluasi enam dan 12 bulan. Enam bulan di bawah 60% out, 12 bulan di bawah 80% out," tambah Eng Hian.
Selain itu, Eng Hian juga akan meningkatkan atmosfer kompetisi selama ini yang dirasanya masih kurang dan berencana mendatangkan psikolog untuk membentuk mental juara pemain-pemainnya.
"Sifat dasar kompetisi anak-anak kita ini kurang, padahal secara kapasitas dan kualitas mereka sangat punya untuk jadi juara. Tapi sifat kompetisi mereka itu hanya ditunjukkan di dalam. Kembali lagi kalau kalah bilang Tuhan kasih rezeki segini. Kita memang harus berserah tapi saya tidak mau pasrah," ucap Eng Hian.
"Untuk psikolog saya sudah minta ke binpres untuk melengkapi hal-hal itu, psikolog pasti kita libatkan," lanjut Eng Hian lagi.
Hal ini menurut Eng Hian diterapkan untuk bisa menyamai level Greysia/Nitya terutama untuk tiga pasangan yang diproyeksi menjadi ganda utama yaitu Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani dan Rizki Amelia Pradipta/Tiara Rosalia Nuraidah.
Selain itu saat disinggung tentang pelatnas pratama, Eng Hian menyoroti pertukaran antara Mychelle Christine Bandaso dengan Vania Arianti Sukoco dan berharap adanya sistem main rangkap.
"Dari performance dan kacamata pelatih jadi kita lihat kecocokan kedua pemain ini seperti terbalik. Vania lebih cocok di ganda putri sementara Mychelle cocok di ganda campuran tetapi yang kita harapkan nanti mudah-mudahan bisa berjalan untuk pemain pratama ini bisa bermain rangkap jadi bisa lebih kelihatan potensi mereka ada dimana," tutup Eng Hian. (Baca juga: Pasangan Baru Greysia/Rosyita Jalani Debut di Thailand Masters)
Eng Hian yang berhasil membawa Greysia/Nitya meraih medali emas Asian Games 2014 mengaku akan menerapkan punishment untuk anak asuhnya nanti. Hal itu disampaikan saat membeberkan program kerja di awal tahun 2017.
"Perubahan yang akan saya buat adalah dibuat punishment, itu yang akan saya lebih tekankan lagi dan sudah disetujui binpres. Tujuannya saya harapkan menjadi rasa yang lebih positif untuk ganda putri. Keinginan mereka untuk menjadi pemain top dunia semakin tinggi." kata Eng Hian, dikutip Badminton Indonesia.
"Saya juga bikin KPI (Key Performance Index), itu setidaknya harus 80%. Ada evaluasi enam dan 12 bulan. Enam bulan di bawah 60% out, 12 bulan di bawah 80% out," tambah Eng Hian.
Selain itu, Eng Hian juga akan meningkatkan atmosfer kompetisi selama ini yang dirasanya masih kurang dan berencana mendatangkan psikolog untuk membentuk mental juara pemain-pemainnya.
"Sifat dasar kompetisi anak-anak kita ini kurang, padahal secara kapasitas dan kualitas mereka sangat punya untuk jadi juara. Tapi sifat kompetisi mereka itu hanya ditunjukkan di dalam. Kembali lagi kalau kalah bilang Tuhan kasih rezeki segini. Kita memang harus berserah tapi saya tidak mau pasrah," ucap Eng Hian.
"Untuk psikolog saya sudah minta ke binpres untuk melengkapi hal-hal itu, psikolog pasti kita libatkan," lanjut Eng Hian lagi.
Hal ini menurut Eng Hian diterapkan untuk bisa menyamai level Greysia/Nitya terutama untuk tiga pasangan yang diproyeksi menjadi ganda utama yaitu Della Destiara Haris/Rosyita Eka Putri Sari, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani dan Rizki Amelia Pradipta/Tiara Rosalia Nuraidah.
Selain itu saat disinggung tentang pelatnas pratama, Eng Hian menyoroti pertukaran antara Mychelle Christine Bandaso dengan Vania Arianti Sukoco dan berharap adanya sistem main rangkap.
"Dari performance dan kacamata pelatih jadi kita lihat kecocokan kedua pemain ini seperti terbalik. Vania lebih cocok di ganda putri sementara Mychelle cocok di ganda campuran tetapi yang kita harapkan nanti mudah-mudahan bisa berjalan untuk pemain pratama ini bisa bermain rangkap jadi bisa lebih kelihatan potensi mereka ada dimana," tutup Eng Hian. (Baca juga: Pasangan Baru Greysia/Rosyita Jalani Debut di Thailand Masters)
(bep)