Bela Aborigin, Petinju Mualaf Australia Tolak Akui Lagu Kebangsaannya
A
A
A
NEW SOUTH WALES - Anthony Mundine lagi-lagi membuat heboh publik Australia. Petinju berusia 41 tahun itu mengatakan tidak mau mendengarkan lagu kebangsaan saat berduel melawan Danny Green di Adelaide Oval, Jumat (3/2/2017) mendatang.
Seperti dikutip The Guardian, Senin (30/1/2017), Mundine memutuskan tidak akan mengakui lagu kebangsaannya saat berduel dengan Green. Masalah diskriminasi jadi alasan utamanya.
Mundine mengatakan, lagu kebangsaan yang berjudul Advance Australia Fair (Menuju Australia yang Adil) merupakan bentuk pembodohan kepada masyarakat. Ia merujuk pada kasus diskriminasi yang saat ini masih dialami sebagian masyarakat Aborigin, suku asli Australia.
"Saya pria yang menentang sesuatu yang salah dan saya kira lagi itu adalah kesalahan besar di negara kami. Saya tidak bisa mendukung sesuatu yang saya tidak percaya," kecam Mundine yang berasal dari Newtown, New South Wales, kawasan dengan populasi Aborigin terbanyak
Mundine juga menolak disebut telah memecah-belah Australia. Dia mengatakan, lagu tersebut cuma tak pantas dinyanyikan lantaran lebih merepresentasikan masyarakat Australia kulit putih, bukan kulit hitam Aborigin sepertinya.
"Saya cuma ingin menyatukan banyak orang, menyatukan negara bersama-sama. Apakah anda mengecek kalimat 'Maju, kami muda, kami bebas'. Kami jauh dari kata muda dan banyak dari kami juga tidak bebas," keluhnya.
"Advance Australia Fair, jika anda bicara dengan sejarawan dan orang berpendidikan, itu cuma untuk kebijakan warga kulit putih, bukan kebijakan sebagaimana mestinya,"
Mundine juga menjadikan sikapnya kali ini untuk meminta pemerintah mengganti lagu kebangsaan Australia. "Sebab kebanggaan dari negara berasal dari bendera dan lagu kebangsaannya," tutup mantan pemilik sabuk juara tinju kelas menengah super tersebut
"Itu adalah simbol yang ikonik. Jadi ayo dimulai dengan mengubahnya dan mengakui masyarakat asli Australia bersama-sama. Saya akan senang melihatnya sebab akan membawa masyarakat Australia jadi lebih baik ke depannya," tutupnya.
Meski cukup heroik dengan memperjuangkan Aborigin, Mundine sudah kadung dicap sebagai petinju kontroversial. Petarung berjuluk Choc yang seorang mualaf itu pernah menyatakan ketidaksukaannya pada masyarakat Australia. Bahkan dia dijuluki Atlet Paling Kontroversial Sepanjang Sejarah Australia karena sikapnya.
Seperti dikutip The Guardian, Senin (30/1/2017), Mundine memutuskan tidak akan mengakui lagu kebangsaannya saat berduel dengan Green. Masalah diskriminasi jadi alasan utamanya.
Mundine mengatakan, lagu kebangsaan yang berjudul Advance Australia Fair (Menuju Australia yang Adil) merupakan bentuk pembodohan kepada masyarakat. Ia merujuk pada kasus diskriminasi yang saat ini masih dialami sebagian masyarakat Aborigin, suku asli Australia.
"Saya pria yang menentang sesuatu yang salah dan saya kira lagi itu adalah kesalahan besar di negara kami. Saya tidak bisa mendukung sesuatu yang saya tidak percaya," kecam Mundine yang berasal dari Newtown, New South Wales, kawasan dengan populasi Aborigin terbanyak
Mundine juga menolak disebut telah memecah-belah Australia. Dia mengatakan, lagu tersebut cuma tak pantas dinyanyikan lantaran lebih merepresentasikan masyarakat Australia kulit putih, bukan kulit hitam Aborigin sepertinya.
"Saya cuma ingin menyatukan banyak orang, menyatukan negara bersama-sama. Apakah anda mengecek kalimat 'Maju, kami muda, kami bebas'. Kami jauh dari kata muda dan banyak dari kami juga tidak bebas," keluhnya.
"Advance Australia Fair, jika anda bicara dengan sejarawan dan orang berpendidikan, itu cuma untuk kebijakan warga kulit putih, bukan kebijakan sebagaimana mestinya,"
Mundine juga menjadikan sikapnya kali ini untuk meminta pemerintah mengganti lagu kebangsaan Australia. "Sebab kebanggaan dari negara berasal dari bendera dan lagu kebangsaannya," tutup mantan pemilik sabuk juara tinju kelas menengah super tersebut
"Itu adalah simbol yang ikonik. Jadi ayo dimulai dengan mengubahnya dan mengakui masyarakat asli Australia bersama-sama. Saya akan senang melihatnya sebab akan membawa masyarakat Australia jadi lebih baik ke depannya," tutupnya.
Meski cukup heroik dengan memperjuangkan Aborigin, Mundine sudah kadung dicap sebagai petinju kontroversial. Petarung berjuluk Choc yang seorang mualaf itu pernah menyatakan ketidaksukaannya pada masyarakat Australia. Bahkan dia dijuluki Atlet Paling Kontroversial Sepanjang Sejarah Australia karena sikapnya.
(bep)