Setelah Delapan Tahun, Emirates Stadium Luluh Lantak Lagi
A
A
A
LONDON - Arsenal dipaksa angkat koper dari panggung Liga Champions setelah dikalahkan Bayern Muenchen dengan agregat 10-2 di babak 16 besar. Rinciannya, The Gunners menelan dua kekalahan dengan skor yang sama, 1-5, baik tandang maupun kandang.
Pertemuan pertama di Allianz-Arena 16 Februari lalu, Bayern selaku tuan rumah menggasak Arsenal dengan skor 5-1. Dan saat Theo Walcott dkk gantian menyambut wakil Bundesliga di London, Rabu (8/3/2017) dini hari WIB, mereka kembali menelan kekalahan dengan skor yang sama.
Banyak rekor negatif yang tercipta atas kekalahan telak tersebut. Salah satunya adalah Arsenal membuat wakil Liga Premier, yang digadang-gadang sebagai kompetisi terketat di muka bumi, menelan agregat kekalahan terbesarnya di Liga Champions,
Bukan itu saja, seperti dikutip Metro.co.uk, kekalahan atas Bayern membuat Arsenal gagal mempertahankan aura mistis Emirates Stadium. Pasalnya, tim asuhan Arsene Wenger menelan kekalahan terbesarnya saat bermain di stadion berkapasitas 60,432 kursi itu.
Terakhir kali Arsenal menelan kekalahan telak di stadion pengganti Highburry terjadi pada musim 2009. Ketika itu, Meriam London diberondong dengan skor 1-4 oleh rival sekotanya, Chelsea, di ajang Liga Primer.
Dan setelah delapan tahun, kekalahan lebih besar membuat Emirates Stadium luluh lantak lagi. Bayern meledakkan home base Arsenal dengan gelontoran lima gol. Kekalahan terbesar mereka sejak menggunakan stadion tersebut pada musim 2006.
Setelah pertandingan, Wenger masih sempat berkilah. Di hadapan awak media, pelatih asal Prancis menilai timnya sudah bermain dengan baik. Komentar itu hampir mirip ketika ia menanggapi kekalahan Arsenal atas Chelsea di tempat yang sama.
"Kami bisa bersaing dengan Bayern, kami menunjukkannya di babak pertama. Saya yakin di babak kedua, situasinya sangat sulit bagi kami," ujarnya dikutip dari Evening Standard.
"Secara keseluruhan, Bayern tim yang bagus, mereka melakukan hal yang mereka inginkan di Jerman, sementara kami tidak bisa melakukannya di Inggris. Tidak ada yang bisa bersaing dengan mereka. Mereka mengambil pemain yang mereka inginkan dan mereka cuma seorang diri di bursa transfer, kasus yang tidak terjadi di Inggris," tutupnya. (Baca Juga: Suporter Arsenal Desak Arsene Wenger Mundur )
Pertemuan pertama di Allianz-Arena 16 Februari lalu, Bayern selaku tuan rumah menggasak Arsenal dengan skor 5-1. Dan saat Theo Walcott dkk gantian menyambut wakil Bundesliga di London, Rabu (8/3/2017) dini hari WIB, mereka kembali menelan kekalahan dengan skor yang sama.
Banyak rekor negatif yang tercipta atas kekalahan telak tersebut. Salah satunya adalah Arsenal membuat wakil Liga Premier, yang digadang-gadang sebagai kompetisi terketat di muka bumi, menelan agregat kekalahan terbesarnya di Liga Champions,
Bukan itu saja, seperti dikutip Metro.co.uk, kekalahan atas Bayern membuat Arsenal gagal mempertahankan aura mistis Emirates Stadium. Pasalnya, tim asuhan Arsene Wenger menelan kekalahan terbesarnya saat bermain di stadion berkapasitas 60,432 kursi itu.
Terakhir kali Arsenal menelan kekalahan telak di stadion pengganti Highburry terjadi pada musim 2009. Ketika itu, Meriam London diberondong dengan skor 1-4 oleh rival sekotanya, Chelsea, di ajang Liga Primer.
Dan setelah delapan tahun, kekalahan lebih besar membuat Emirates Stadium luluh lantak lagi. Bayern meledakkan home base Arsenal dengan gelontoran lima gol. Kekalahan terbesar mereka sejak menggunakan stadion tersebut pada musim 2006.
Setelah pertandingan, Wenger masih sempat berkilah. Di hadapan awak media, pelatih asal Prancis menilai timnya sudah bermain dengan baik. Komentar itu hampir mirip ketika ia menanggapi kekalahan Arsenal atas Chelsea di tempat yang sama.
"Kami bisa bersaing dengan Bayern, kami menunjukkannya di babak pertama. Saya yakin di babak kedua, situasinya sangat sulit bagi kami," ujarnya dikutip dari Evening Standard.
"Secara keseluruhan, Bayern tim yang bagus, mereka melakukan hal yang mereka inginkan di Jerman, sementara kami tidak bisa melakukannya di Inggris. Tidak ada yang bisa bersaing dengan mereka. Mereka mengambil pemain yang mereka inginkan dan mereka cuma seorang diri di bursa transfer, kasus yang tidak terjadi di Inggris," tutupnya. (Baca Juga: Suporter Arsenal Desak Arsene Wenger Mundur )
(mir)