Bicara Beratnya Menyandang Status Los Galacticos di Persib Bandung
A
A
A
BANDUNG - Bergabungnya Michael Essien dan Carlton Cole seolah menjadi penegas bahwa Persib Bandung adalah klub bertabur bintang. Sebab sebelum keduanya bergabung, Persib dihuni komposisi pemain kelas atas di Indonesia.
Di posisi kiper, Persib punya tiga pemain berkualitas mumpuni. Ada I Made Wirawan yang punya kematangan dan kualitas mumpuni, M Natsir yang masih muda tapi potensial, serta Imam Arief Fadillah yang musim lalu jadi kiper utama Barito Putera.
Di lini belakang, tak ada yang meragukan kapasitas Vladimir Vujovic, Achmad Jufriyanto, Tony Sucipto, Supardi Nasir, Wildansyah, serta pemain muda Henhen Herdiana.
Di tengah, bercokol nama Hariono, Dedi Kusnandar, Febri Hariyadi, Michael Essien, Atep, Matsunaga Shohei, serta pemain muda Gian Zola dan Ahmad Subagja Basith. Di depan, ada Sergio van Dijk, Carlton Cole, Tantan, dan striker muda Angga Febriyanto.
Setelah Essien dan Cole bergabung, status Persib mendadak jadi 'Los Galacticos Indonesia'. Hal itu merujuk pada nama-nama yang kini berseragam Persib. Sebab dari pemain utama hingga pelapis, semuanya memiliki kualitas istimewa.
Hal itu diakui pelatih Djadjang 'Djanur' Nurdjaman sebagai sebuah beban. Sebab timnya kini mendapat sorotan luar biasa. Tidak hanya oleh publik pencinta sepakbola nasional, sorotan juga datang dari publik internasional.
"Beban, pasti, karena sekarang pemain kelas dunia sudah didatangkan. Sekarang semua (beban) ada di pundak saya," kata Djanur di Stadion Persib, Kota Bandung.
Meski begitu, pria 59 tahun itu justru termotivasi dengan beban yang ada. Apalagi ia sudah hapal betul dengan beban menangani tim besar sekelas Persib.
Dengan atau tanpa pemain kelas dunia, menangani Persib tetap akan dinaungi beban besar. Apapun kondisinya, Persib dituntut untuk selalu berprestasi dan meraih gelar juara.
"Walaupun beban bertambah, kita sudah tahu (cara menghadapinya), karena memang dengan atau tanpa mereka (Essien dan Cole), di Persib memang seperti itu," jelas Djanur.
Disinggung soal adanya harapan berlebih dari Bobotoh terhadap Essien dan Cole, hal itu merupakan hal wajar. Sebab kedua pemain itu memang terbilang istimewa. Mereka pernah bermain di klub besar Liga Inggris, serta bermain untuk timnas negara masing-masing.
Ia pun meminta Bobotoh menjaga harapannya. Ekspektasi mereka jangan terlalu berlebihan. Apalagi Essien dan Cole baru pertama bermain di Indonesia. Mereka butuh waktu untuk langsung nyetel dengan sepakbola Indonesia, khususnya Persib.
"Saya setuju (jangan berharap berlebihan pada Essien dan Cole). Normal-normal saja. Karena enggak gampang, bagaimanapun bukan hal gampang bagi mereka untuk adaptasi walaupun mereka pemain bintang. Sabar, pelan-pelan saja," jelas Djanur.
Di posisi kiper, Persib punya tiga pemain berkualitas mumpuni. Ada I Made Wirawan yang punya kematangan dan kualitas mumpuni, M Natsir yang masih muda tapi potensial, serta Imam Arief Fadillah yang musim lalu jadi kiper utama Barito Putera.
Di lini belakang, tak ada yang meragukan kapasitas Vladimir Vujovic, Achmad Jufriyanto, Tony Sucipto, Supardi Nasir, Wildansyah, serta pemain muda Henhen Herdiana.
Di tengah, bercokol nama Hariono, Dedi Kusnandar, Febri Hariyadi, Michael Essien, Atep, Matsunaga Shohei, serta pemain muda Gian Zola dan Ahmad Subagja Basith. Di depan, ada Sergio van Dijk, Carlton Cole, Tantan, dan striker muda Angga Febriyanto.
Setelah Essien dan Cole bergabung, status Persib mendadak jadi 'Los Galacticos Indonesia'. Hal itu merujuk pada nama-nama yang kini berseragam Persib. Sebab dari pemain utama hingga pelapis, semuanya memiliki kualitas istimewa.
Hal itu diakui pelatih Djadjang 'Djanur' Nurdjaman sebagai sebuah beban. Sebab timnya kini mendapat sorotan luar biasa. Tidak hanya oleh publik pencinta sepakbola nasional, sorotan juga datang dari publik internasional.
"Beban, pasti, karena sekarang pemain kelas dunia sudah didatangkan. Sekarang semua (beban) ada di pundak saya," kata Djanur di Stadion Persib, Kota Bandung.
Meski begitu, pria 59 tahun itu justru termotivasi dengan beban yang ada. Apalagi ia sudah hapal betul dengan beban menangani tim besar sekelas Persib.
Dengan atau tanpa pemain kelas dunia, menangani Persib tetap akan dinaungi beban besar. Apapun kondisinya, Persib dituntut untuk selalu berprestasi dan meraih gelar juara.
"Walaupun beban bertambah, kita sudah tahu (cara menghadapinya), karena memang dengan atau tanpa mereka (Essien dan Cole), di Persib memang seperti itu," jelas Djanur.
Disinggung soal adanya harapan berlebih dari Bobotoh terhadap Essien dan Cole, hal itu merupakan hal wajar. Sebab kedua pemain itu memang terbilang istimewa. Mereka pernah bermain di klub besar Liga Inggris, serta bermain untuk timnas negara masing-masing.
Ia pun meminta Bobotoh menjaga harapannya. Ekspektasi mereka jangan terlalu berlebihan. Apalagi Essien dan Cole baru pertama bermain di Indonesia. Mereka butuh waktu untuk langsung nyetel dengan sepakbola Indonesia, khususnya Persib.
"Saya setuju (jangan berharap berlebihan pada Essien dan Cole). Normal-normal saja. Karena enggak gampang, bagaimanapun bukan hal gampang bagi mereka untuk adaptasi walaupun mereka pemain bintang. Sabar, pelan-pelan saja," jelas Djanur.
(sbn)