Kasatkina Beberkan Rahasia Keberhasilan Kalahkan Ostapenko
A
A
A
CHARLESTON - Juara Charleston Terbuka 2017, Daria Kasatkina mengaku tidak bisa tidur nyenyak jelang partai final, Minggu (9/4) malam waktu setempat, melawan petenis Latvia, Jelena Ostapenko. Namun, setelah berhasil menang 6-3, 6-1 atas petenis seangkatannya itu, Kasatkina tidak bisa menggambarkan perasaannya.
Final Charleston Terbuka tahun ini menjadi yang pertama sejak 2009, menghadirkan dua petenis remaja berusia 19 tahun di final. Pada 2009, dua pemain yang bertanding di final adalah Caroline Wozniacki (26 tahun) dan Sabine Lisicki (27). Saat itu, Lisicki yang tampil sebagai pemenang turnamen.
Kemenangan Kasatkina ini menjadi yang pertama dari tiga pertemuannya dengan Ostapenko. Dan untuk kali pertama, petenis Rusia itu menembus final turnamen tur WTA dan mengangkat trofi. Sedangkan Ostapenko sebelumnya sudah dua kali menembus final, yakni di Tournoi de Québec 2015, dan Qatar Total Open 2016.
"Saya sudah siap untuk berada di lapangan lima, enam jam. Karena itu final, saya harus siap untuk segalanya, tapi saya senang bahwa saya menyelesaikannya secara dalam, katakanlah, dengan cara mudah. Jadi saya sangat senang dan bangga pada diriku sendiri," tutur Kastkina, seperti dilansir WTA Tennis.
"Ketika saya memenangkan bola terakhir, segala sesuatu seperti tertutup dan saya merasa sepertinya saya bermimpi," sambung petenis yang pernah merebut mahkota Prancis Terbuka 2014 di level junior.
Kasatkina menuturkan bahwa dirinya berhasil mengalahkan Ostapenko, karena mengubah strategi permainannya. "Taktiknya sedikit lebih defensif, kembali, berputar, memotong bola karena tanah liat, dan dia bermain sangat agresif. Biasanya dia mengalahkan pemain agresif, karena dia suka jenis permainan itu. Jadi kami memutuskan bahwa saya harus kembali dan membuat dia lelah. Itu adalah taktik yang baik, saya pikir," bebernya.
Final Charleston Terbuka tahun ini menjadi yang pertama sejak 2009, menghadirkan dua petenis remaja berusia 19 tahun di final. Pada 2009, dua pemain yang bertanding di final adalah Caroline Wozniacki (26 tahun) dan Sabine Lisicki (27). Saat itu, Lisicki yang tampil sebagai pemenang turnamen.
Kemenangan Kasatkina ini menjadi yang pertama dari tiga pertemuannya dengan Ostapenko. Dan untuk kali pertama, petenis Rusia itu menembus final turnamen tur WTA dan mengangkat trofi. Sedangkan Ostapenko sebelumnya sudah dua kali menembus final, yakni di Tournoi de Québec 2015, dan Qatar Total Open 2016.
"Saya sudah siap untuk berada di lapangan lima, enam jam. Karena itu final, saya harus siap untuk segalanya, tapi saya senang bahwa saya menyelesaikannya secara dalam, katakanlah, dengan cara mudah. Jadi saya sangat senang dan bangga pada diriku sendiri," tutur Kastkina, seperti dilansir WTA Tennis.
"Ketika saya memenangkan bola terakhir, segala sesuatu seperti tertutup dan saya merasa sepertinya saya bermimpi," sambung petenis yang pernah merebut mahkota Prancis Terbuka 2014 di level junior.
Kasatkina menuturkan bahwa dirinya berhasil mengalahkan Ostapenko, karena mengubah strategi permainannya. "Taktiknya sedikit lebih defensif, kembali, berputar, memotong bola karena tanah liat, dan dia bermain sangat agresif. Biasanya dia mengalahkan pemain agresif, karena dia suka jenis permainan itu. Jadi kami memutuskan bahwa saya harus kembali dan membuat dia lelah. Itu adalah taktik yang baik, saya pikir," bebernya.
(nug)