Perbandingan Catatan Waktu Sean Gelael vs 2 Pembalap Toro Rosso
A
A
A
SAKHIR - Satu lagi pembalap Indonesia telah mencicipi sensasi memacu mobil F1. Ya, dia adalah Sean Gelael yang melakoni tes tengah musim F1 2017 di Sirkuit Sakhir, Bahrain, sepekan silam bersama tim Scuderia Toro Rosso. Pastinya Anda bertanya-tanya, seberapa kencang Sean Gelael jika dibandingkan dengan Carlos Sainz serta Daniil Kvyat, dua pembalap utama Toro Rosso?
Seperti dilaporkan oleh Motorsport. Salah satu metode yang paling relevan untuk mengukur performa seorang pembalap adalah membandingkan kecepatannya dengan rekan setim. Di F1, berbeda tim bisa berarti berbeda signifikan dalam catatan waktu.
Jurang perbedaan performa mobil antara tim F1 terdepan dan barisan belakang sangat besar. Jika Lewis Hamilton membalap untuk Sauber tahun ini, rasanya sedikit orang berani bertaruh bahwa pembalap asal Inggris itu masih bisa menjadi juara balapan.
Walaupun sudah dibandingkan dengan pembalap dalam satu tim saja, masih banyak variabel lain yang perlu dipertimbangkan, seperti setelan mobil, kompon ban, jumlah bahan bakar, engine mode, cuaca, temperatur, waktu sesi, program sesi, strategi, atau bahkan perbedaan komponen mobil yang dipasang rekan setim.
Semua kerumitan itulah yang membuat F1 menarik, karena kita harus memperhatikan banyak hal selalu ada banyak cerita dari setiap lap, dan Anda jangan hanya menilai dari hasil akhir lomba saja. Di bawah ini adalah komparasi catatan waktu terbaik yang dicetak Sean Gelael, Carlos Sainz, dan Daniil Kvyat di Sakhir International Circuit, Bahrain pada tahun 2017.
Sainz dan Kvyat mencatatkan waktu terbaik mereka di babak kualifikasi - di mana semua pembalap berusaha melaju sekencang mungkin dalam satu lap sehingga sering dijadikan patokan ‘kecepatan murni’ dari seorang pembalap.
Meski demikian, perlu diperhatikan bahwa Sainz tereliminasi di Q1 (P16) sedangkan Kvyat bertahan sampai Q2 (P11). Sainz baru saja membukukan waktu tercepat di sektor pertama pada flying lap terakhirnya di Q1 tapi sayangnya harus berhenti sebelum menyelesaikan putaran tersebut karena masalah teknis. Sebelumnya, di FP2 Sainz hanya menyelesaikan 5 lap karena mengalami masalah dengan sistem pemadam api di mobilnya.
Saat balapan di hari Minggu, Sainz terlibat kecelakaan dengan Lance Stroll di paruh awal lomba - bobot bahan bakar masih menjadi beban besar sehingga performa mobil pun belum bisa didorong ke titik maksimal. Dengan demikian, lap time Sainz di FP2, Q1, ataupun balapan sebenarnya masih sangat bisa diperbaiki.
Perlu ditekankan bahwa masih banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti yang telah disebutkan sebelumnya di artikel ini. Tes F1 pertama Gelael dijalani dalam dua sesi (pagi dan sore) sedangkan Sainz dan Kvyat berbagi sesi tes di hari berikutnya. Masing-masing pembalap pun dapat menjalani program tes tersendiri.
Gelael kehilangan cukup banyak waktu di sesi tes pagi karena sempat mengalami masalah dengan mobilnya. Oleh karena itu, kita boleh berasumsi ia masih bisa melaju lebih kencang di sesi tersebut seandainya mengemudi tanpa kendala mobil.
Sekarang, bagaimana Anda menilai performa masing-masing pembalap? Silahkan Anda juga nilai sendiri. Tahun lalu, 0,479 detik adalah selisih rata-rata antar pembalap dalam satu tim di babak kualifikasi di saat kedua pembalap mencetak waktu pada sesi yang sama (Q1/Q2/Q3).
Sekali lagi, tentu ada banyak variabel yang menyebabkan perbedaan lap time tapi terlepas dari semua itu, cukup adil apabila pembalap disebut mampu mengimbangi rekan setimnya apabila ia tidak lebih lambat setengah detik dari rekannya tersebut. Di F1, perbedaan di atas setengah detik per lap berarti sangat besar.
Balapan F1 GP Bahrain tahun ini berlangsung selama 57 lap dan jika seorang pembalap selalu lebih lambat setengah detik per lap, maka pada akhirnya ia akan tertinggal 28,5 detik. Sementara itu, gap terakhir antara pemenang lomba, Sebastian Vettel, dengan runner-up, Hamilton, adalah 6,660 detik (atau mungkin 1,660 detik saja tanpa penalti 5 detik).
Seperti dilaporkan oleh Motorsport. Salah satu metode yang paling relevan untuk mengukur performa seorang pembalap adalah membandingkan kecepatannya dengan rekan setim. Di F1, berbeda tim bisa berarti berbeda signifikan dalam catatan waktu.
Jurang perbedaan performa mobil antara tim F1 terdepan dan barisan belakang sangat besar. Jika Lewis Hamilton membalap untuk Sauber tahun ini, rasanya sedikit orang berani bertaruh bahwa pembalap asal Inggris itu masih bisa menjadi juara balapan.
Walaupun sudah dibandingkan dengan pembalap dalam satu tim saja, masih banyak variabel lain yang perlu dipertimbangkan, seperti setelan mobil, kompon ban, jumlah bahan bakar, engine mode, cuaca, temperatur, waktu sesi, program sesi, strategi, atau bahkan perbedaan komponen mobil yang dipasang rekan setim.
Semua kerumitan itulah yang membuat F1 menarik, karena kita harus memperhatikan banyak hal selalu ada banyak cerita dari setiap lap, dan Anda jangan hanya menilai dari hasil akhir lomba saja. Di bawah ini adalah komparasi catatan waktu terbaik yang dicetak Sean Gelael, Carlos Sainz, dan Daniil Kvyat di Sakhir International Circuit, Bahrain pada tahun 2017.
Sainz dan Kvyat mencatatkan waktu terbaik mereka di babak kualifikasi - di mana semua pembalap berusaha melaju sekencang mungkin dalam satu lap sehingga sering dijadikan patokan ‘kecepatan murni’ dari seorang pembalap.
Meski demikian, perlu diperhatikan bahwa Sainz tereliminasi di Q1 (P16) sedangkan Kvyat bertahan sampai Q2 (P11). Sainz baru saja membukukan waktu tercepat di sektor pertama pada flying lap terakhirnya di Q1 tapi sayangnya harus berhenti sebelum menyelesaikan putaran tersebut karena masalah teknis. Sebelumnya, di FP2 Sainz hanya menyelesaikan 5 lap karena mengalami masalah dengan sistem pemadam api di mobilnya.
Saat balapan di hari Minggu, Sainz terlibat kecelakaan dengan Lance Stroll di paruh awal lomba - bobot bahan bakar masih menjadi beban besar sehingga performa mobil pun belum bisa didorong ke titik maksimal. Dengan demikian, lap time Sainz di FP2, Q1, ataupun balapan sebenarnya masih sangat bisa diperbaiki.
Perlu ditekankan bahwa masih banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti yang telah disebutkan sebelumnya di artikel ini. Tes F1 pertama Gelael dijalani dalam dua sesi (pagi dan sore) sedangkan Sainz dan Kvyat berbagi sesi tes di hari berikutnya. Masing-masing pembalap pun dapat menjalani program tes tersendiri.
Gelael kehilangan cukup banyak waktu di sesi tes pagi karena sempat mengalami masalah dengan mobilnya. Oleh karena itu, kita boleh berasumsi ia masih bisa melaju lebih kencang di sesi tersebut seandainya mengemudi tanpa kendala mobil.
Sekarang, bagaimana Anda menilai performa masing-masing pembalap? Silahkan Anda juga nilai sendiri. Tahun lalu, 0,479 detik adalah selisih rata-rata antar pembalap dalam satu tim di babak kualifikasi di saat kedua pembalap mencetak waktu pada sesi yang sama (Q1/Q2/Q3).
Sekali lagi, tentu ada banyak variabel yang menyebabkan perbedaan lap time tapi terlepas dari semua itu, cukup adil apabila pembalap disebut mampu mengimbangi rekan setimnya apabila ia tidak lebih lambat setengah detik dari rekannya tersebut. Di F1, perbedaan di atas setengah detik per lap berarti sangat besar.
Balapan F1 GP Bahrain tahun ini berlangsung selama 57 lap dan jika seorang pembalap selalu lebih lambat setengah detik per lap, maka pada akhirnya ia akan tertinggal 28,5 detik. Sementara itu, gap terakhir antara pemenang lomba, Sebastian Vettel, dengan runner-up, Hamilton, adalah 6,660 detik (atau mungkin 1,660 detik saja tanpa penalti 5 detik).
(sbn)