Atlet Paralimpik Sulsel Minta Perhatian Pemerintah
A
A
A
MAKASSAR - Atlet paralimpik Sulawesi Selatan (Sulsel) meminta perhatian pemerintah. Terutama soal pembagian tali asih/bonus untuk kontingen yang tampil di PON dan Peparnas Jabar, September 2016.
Itu karena atlet yang meraih medali pada ajang itu belum menerima pembagian bonus. Situasinya berbeda dengan atlet PON yang dipayungi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Susel dimana sudah mendapat jatahmasing-masing.
Padahal, mereka bisa meraih 25 medali diajang Peparnas itu, dengan rincian satu medali emas, delapan perak dan 18 perunggu. Sehingga diharapkan atlet yang sudah berjuang mengharumkan nama Sulsel bisa mendapatkan imbalan setimpal.
National Paralympic Committe (NPC) Sulsel, M. Sonny Sandra mengatakan pihaknya berharap pemerintah sebagai stake holder mau memenuhi hak atlet penyandang disabilitas di bidang olahraga prestasi.
"Kami belum mengambil anggaran yang diberikan, karena anggaran tersebut tidak cukup 10 persen dari yang diusulkan sepanjang 2017, termasuk bonus atlet," kata Sonny saat dikonfirmasi.
Sonny menyatakan seharusnya pemerintah bisa memberikan bonus pada atlet paralympic. Kalau tidak bisa setara dengan atlet PON, minimal melebihi setengahnya. "Kami juga berjuang untuk nama baik Sulsel. Bahkan, Peparnas kali ini peringkat daerah ini naik menjadi rangking ke-20," jelasnya.
Pada Peparnas Jabar 2016, NPC Sulsel mengirim 50 atlet. Namun, target masuk 10 besar belum bisa diraih. Kendati demikian, para atlet penyandang disabilitas tersebut berhasil mengangkat posisi kontingen Sulsel naik empat tingkat ke peringkat 20.
Kadispora Sulsel Sri Endang Sukarsih mengatakan terkait pemberian bonus, sebenarnya sudah menyetujui surat proposal yang diusulkan. "Untuk pencairannya memang tergantung dari yang membidanginya. Namun, memang tidak bisa pemberiannya penuh," katanya.
Apalagi lanjut Endang, NPC Sulsel baru setahun berdiri karena sudah melepaskan diri dari KONI. "Makanya diharap mereka bisa bersabar karena masih ada anggaran perubahan. Yang jelas, kami perlalukan surat mereka sama dengan proposal lainnya," tukasnya.
Itu karena atlet yang meraih medali pada ajang itu belum menerima pembagian bonus. Situasinya berbeda dengan atlet PON yang dipayungi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Susel dimana sudah mendapat jatahmasing-masing.
Padahal, mereka bisa meraih 25 medali diajang Peparnas itu, dengan rincian satu medali emas, delapan perak dan 18 perunggu. Sehingga diharapkan atlet yang sudah berjuang mengharumkan nama Sulsel bisa mendapatkan imbalan setimpal.
National Paralympic Committe (NPC) Sulsel, M. Sonny Sandra mengatakan pihaknya berharap pemerintah sebagai stake holder mau memenuhi hak atlet penyandang disabilitas di bidang olahraga prestasi.
"Kami belum mengambil anggaran yang diberikan, karena anggaran tersebut tidak cukup 10 persen dari yang diusulkan sepanjang 2017, termasuk bonus atlet," kata Sonny saat dikonfirmasi.
Sonny menyatakan seharusnya pemerintah bisa memberikan bonus pada atlet paralympic. Kalau tidak bisa setara dengan atlet PON, minimal melebihi setengahnya. "Kami juga berjuang untuk nama baik Sulsel. Bahkan, Peparnas kali ini peringkat daerah ini naik menjadi rangking ke-20," jelasnya.
Pada Peparnas Jabar 2016, NPC Sulsel mengirim 50 atlet. Namun, target masuk 10 besar belum bisa diraih. Kendati demikian, para atlet penyandang disabilitas tersebut berhasil mengangkat posisi kontingen Sulsel naik empat tingkat ke peringkat 20.
Kadispora Sulsel Sri Endang Sukarsih mengatakan terkait pemberian bonus, sebenarnya sudah menyetujui surat proposal yang diusulkan. "Untuk pencairannya memang tergantung dari yang membidanginya. Namun, memang tidak bisa pemberiannya penuh," katanya.
Apalagi lanjut Endang, NPC Sulsel baru setahun berdiri karena sudah melepaskan diri dari KONI. "Makanya diharap mereka bisa bersabar karena masih ada anggaran perubahan. Yang jelas, kami perlalukan surat mereka sama dengan proposal lainnya," tukasnya.
(mir)