Laga PSIM vs Persebaya Diwarnai Penolakan Datangnya Bonek
A
A
A
BANTUL - Belum juga terlaksana, namun laga penyisihan Grup 5 Liga 2 musim 2017 antara PSIM Yogyakarta kontra Persebaya Surabaya, yang rencananya berlangsung di Stadion Sultan Agung (SSA) Bantul pada 18 Mei 2017 mendatang, telah menuai penolakan warga.
Tercatat lebih dari 10 rukun tetangga (RT) yang ada di sekitar SSA telah mengajukan petisi ke Polres Bantul baru-baru ini. Di antaranya RT 3 Dusun Brajan, lalu RT 7, 8 dan 9 yang ada di Dusun Wonokromo, serta RT 3, 7, 8, dan 9 di Dusun Pacar.
Dalam isi petisi yang ditunjukkan Ketua RT 03 Dusun Brajan Wonokromo Pleret Bantul DIY Wayani pada Kamis (27/4). Tercantum bahwa pihaknya bersama sejumlah RT yang terdapat di Dusun Pacar Timbulharjo Sewon Bantul DIY dan sekitarnya, menyatakan keberatan dan menolak diselenggarakannya pertandingan dengan alasan kemanan dan kenyamanan masyarakat.
Hal itu tak lepas dari rasa trauma warga sekitar SSA Bantul, atas insiden yang terjadi terutama ketika laga Persija dan Persebaya 1927 berlangsung di SSA Bantul di Indonesian Premier League (IPL) 2012. Di mana waktu itu, sejumlah oknum pendukung Persebaya melakukan tindakan tidak terpuji. Yakni seperti menjarah, dan mengambil milik warga sekitar tanpa izin, baik itu makanan, hasil bumi, hasil ternak ikan, pakaian, mengganggu hajatan warga setempat, tawuran, hingga terjadinya aksi kriminalitas seperti pencopetan handphone, dan lainnya.
"Kami bersama warga lain yang ada di sekitar stadion, sepakat untuk mengajukan keberatan dan menolak bonek untuk datang kemari, terutama saat laga PSIM lawan Persebaya. Karena keberadaaan mereka meresahkan, dan warga masih trauma atas kejadian dulu itu. Maka dari itu kami membuat petisi sekitar sepekan ini, dan telah mengajukannya ke Polres Bantul," ujar Wayani di kediamannya kemarin.
Dia pun menceritakan tatkala ikut mengejar bonek yang tepergok mengambil ponsel warga saat itu. Sayangnya pelaku saat itu langsung berlari ke arah kerumunan banyak orang yang ada di stadion sehingga sulit dicari. Hal senada juga dikemukakan oleh Ketua Karang Taruna Dusun Pacar Timbulharjo Sewon Bantul DIY Zudianto. Di mana mayoritas warga yang ada di dusunnya menolak kehadiran bonek, terutama yang berada di Rt 1, 2, 3, dan 4.
Pihaknya pun berharap petisi yang diajukan kepada Panitia Pelaksana (Panpel) dan Polres Bantul tersebut mendapat respon dari pihak-pihak yang terkait. Sebelumnya pada Rabu (26/4) malam, telah beredar surat petisi warga yang berisi penolakan warga terhadap bonek, dan ditandatangani oleh perwakilan warga seperti Ketua Karang Taruna Kampung Pacar, Ketua RT 07, Ketua RT 08, Ketua RT 09, Ketua RT 03.
Sekretaris Umum PSIM Yogyakarta, Jarot Sri Kastawa, ketika dikonfirmasi mengaku telah menerima informasi ini. Namun saat itu baru sebatas isu yang berhembus dan belum ada kejelasan yang terkait di dalamnya. Namun demikian, pihaknya bersama Panpel PSIM akan segera melakukan koordinasi dan mencari solusi terkait permasalahan tersebut.
PSIM Yogyakarta sendiri tak ingin mendapatkan sanksi WO kembali apabila tak dapat menggelar pertandingan, setelah sebelumnya karena persoalan kelompok pendukung sendiri yang tidak dewasa dalam menanggapi suatu pertandingan.
Akibatnya tim pun terkena dampak dan mendapatkan sanksi tersebut dalam turnamen Indonesian Soccer Championship (ISC) B 2016. "Nanti akan kami koordinasikan dengan manajemen dan panpel soal ini," kata Jarot.
Sementara itu Kabag Ops Polres Bantul, Kompol Jan Benyamin, belum dapat memberikan banyak keterangan ketika dikonfirmasi tentang adanya petisi yang diajukan oleh warga itu. Namun pihaknya akan segera menelusuri hal ini jika ternyata memang ada laporan demikian.
Tercatat lebih dari 10 rukun tetangga (RT) yang ada di sekitar SSA telah mengajukan petisi ke Polres Bantul baru-baru ini. Di antaranya RT 3 Dusun Brajan, lalu RT 7, 8 dan 9 yang ada di Dusun Wonokromo, serta RT 3, 7, 8, dan 9 di Dusun Pacar.
Dalam isi petisi yang ditunjukkan Ketua RT 03 Dusun Brajan Wonokromo Pleret Bantul DIY Wayani pada Kamis (27/4). Tercantum bahwa pihaknya bersama sejumlah RT yang terdapat di Dusun Pacar Timbulharjo Sewon Bantul DIY dan sekitarnya, menyatakan keberatan dan menolak diselenggarakannya pertandingan dengan alasan kemanan dan kenyamanan masyarakat.
Hal itu tak lepas dari rasa trauma warga sekitar SSA Bantul, atas insiden yang terjadi terutama ketika laga Persija dan Persebaya 1927 berlangsung di SSA Bantul di Indonesian Premier League (IPL) 2012. Di mana waktu itu, sejumlah oknum pendukung Persebaya melakukan tindakan tidak terpuji. Yakni seperti menjarah, dan mengambil milik warga sekitar tanpa izin, baik itu makanan, hasil bumi, hasil ternak ikan, pakaian, mengganggu hajatan warga setempat, tawuran, hingga terjadinya aksi kriminalitas seperti pencopetan handphone, dan lainnya.
"Kami bersama warga lain yang ada di sekitar stadion, sepakat untuk mengajukan keberatan dan menolak bonek untuk datang kemari, terutama saat laga PSIM lawan Persebaya. Karena keberadaaan mereka meresahkan, dan warga masih trauma atas kejadian dulu itu. Maka dari itu kami membuat petisi sekitar sepekan ini, dan telah mengajukannya ke Polres Bantul," ujar Wayani di kediamannya kemarin.
Dia pun menceritakan tatkala ikut mengejar bonek yang tepergok mengambil ponsel warga saat itu. Sayangnya pelaku saat itu langsung berlari ke arah kerumunan banyak orang yang ada di stadion sehingga sulit dicari. Hal senada juga dikemukakan oleh Ketua Karang Taruna Dusun Pacar Timbulharjo Sewon Bantul DIY Zudianto. Di mana mayoritas warga yang ada di dusunnya menolak kehadiran bonek, terutama yang berada di Rt 1, 2, 3, dan 4.
Pihaknya pun berharap petisi yang diajukan kepada Panitia Pelaksana (Panpel) dan Polres Bantul tersebut mendapat respon dari pihak-pihak yang terkait. Sebelumnya pada Rabu (26/4) malam, telah beredar surat petisi warga yang berisi penolakan warga terhadap bonek, dan ditandatangani oleh perwakilan warga seperti Ketua Karang Taruna Kampung Pacar, Ketua RT 07, Ketua RT 08, Ketua RT 09, Ketua RT 03.
Sekretaris Umum PSIM Yogyakarta, Jarot Sri Kastawa, ketika dikonfirmasi mengaku telah menerima informasi ini. Namun saat itu baru sebatas isu yang berhembus dan belum ada kejelasan yang terkait di dalamnya. Namun demikian, pihaknya bersama Panpel PSIM akan segera melakukan koordinasi dan mencari solusi terkait permasalahan tersebut.
PSIM Yogyakarta sendiri tak ingin mendapatkan sanksi WO kembali apabila tak dapat menggelar pertandingan, setelah sebelumnya karena persoalan kelompok pendukung sendiri yang tidak dewasa dalam menanggapi suatu pertandingan.
Akibatnya tim pun terkena dampak dan mendapatkan sanksi tersebut dalam turnamen Indonesian Soccer Championship (ISC) B 2016. "Nanti akan kami koordinasikan dengan manajemen dan panpel soal ini," kata Jarot.
Sementara itu Kabag Ops Polres Bantul, Kompol Jan Benyamin, belum dapat memberikan banyak keterangan ketika dikonfirmasi tentang adanya petisi yang diajukan oleh warga itu. Namun pihaknya akan segera menelusuri hal ini jika ternyata memang ada laporan demikian.
(sbn)