Comeback Maria Sharapova dan Fenomena Wildcard
A
A
A
BIRMINGHAM - Kembalinya Maria Sharapova ke lapangan tenis pasca-tersandung kasus doping ternyata melahirkan berbagai masalah baru. Salah satu dari masalah tersebut terkait wildcard yang terus menerus Sharapova dapatkan.
Setelah absen selama 15 bulan dari dunia tenis kompetitif, Sharapova turun peringkat di tabel WTA. Data yang dirilis WTA baru-baru ini menunjukkan posisi Petenis Rusia tersebut berada di luar 200 besar.
Jika merujuk pada regulasi, Sharapova harus merangkak naik melewati turnamen-turnamen kecil, untuk bisa kembali ke posisi atas pada tabel. Namun, kenyataannya berbagai turnamen elit seperti Stuttgart dan Madrid Terbuka dengan suka rela memberikan Sharapova kesempatan untuk tampil.
Kondisi tersebut tentu saja menimbulkan kecemburuan di kalangan para rival. Petenis top lain seperti Radwanska dan Bouchard terang-terangan mengecam cara panitia turnamen dalam "mengistimewakan" Sharapova.
Laporan teranyar Daily Mail, pihak panitia turnamen Aegon Classic di Birmingham berencana mengundang Sharapova untuk tampil menjadi salah satu kontestan. CEO Michael Downey beranggapan bahwa keikut-sertaan Sharapova akan mendongkrak penjualan tiket turnamen yang belakangan lesu.
Lagi-lagi keputusan tersebut mendapat kecaman. Petenis Inggris Raya -Andy Murray- menyebut Sharapova tidak pantas mendapatkan wildcard di Aegon Classic karena embel-embel kasus Sharapova adalah doping.
"Saya cukup jelas sejak awal tahun dan saya sama sekali tidak berubah. Bahwa mereka yang memiliki larangan doping harus memulai sesuatu dari bawah tanpa wildcard," kata Murray.
Setelah absen selama 15 bulan dari dunia tenis kompetitif, Sharapova turun peringkat di tabel WTA. Data yang dirilis WTA baru-baru ini menunjukkan posisi Petenis Rusia tersebut berada di luar 200 besar.
Jika merujuk pada regulasi, Sharapova harus merangkak naik melewati turnamen-turnamen kecil, untuk bisa kembali ke posisi atas pada tabel. Namun, kenyataannya berbagai turnamen elit seperti Stuttgart dan Madrid Terbuka dengan suka rela memberikan Sharapova kesempatan untuk tampil.
Kondisi tersebut tentu saja menimbulkan kecemburuan di kalangan para rival. Petenis top lain seperti Radwanska dan Bouchard terang-terangan mengecam cara panitia turnamen dalam "mengistimewakan" Sharapova.
Laporan teranyar Daily Mail, pihak panitia turnamen Aegon Classic di Birmingham berencana mengundang Sharapova untuk tampil menjadi salah satu kontestan. CEO Michael Downey beranggapan bahwa keikut-sertaan Sharapova akan mendongkrak penjualan tiket turnamen yang belakangan lesu.
Lagi-lagi keputusan tersebut mendapat kecaman. Petenis Inggris Raya -Andy Murray- menyebut Sharapova tidak pantas mendapatkan wildcard di Aegon Classic karena embel-embel kasus Sharapova adalah doping.
"Saya cukup jelas sejak awal tahun dan saya sama sekali tidak berubah. Bahwa mereka yang memiliki larangan doping harus memulai sesuatu dari bawah tanpa wildcard," kata Murray.
(bep)