Eko Yuli Pertahankan Emas Cabang Angkat Besi di Ajang ISG
A
A
A
BAKU - Cabang angkat besi kembali meraih medali emas di Islamic Solidarity Games (ISG) IV 2017. Ini berkat kontribusi andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan. Dia jadi manusia terkuat di kelas 62 kg saat tampil di Azal Arena Weightlifting Academy Baku, Minggu (14/5/2017).
Peraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016 ini menjadi lifter ketiga yang merebut medali emas untuk Indonesia. Keberhasilan itu usai mengangkat total beban 290 kg (Snatch 140 kg, Clean and Jerk 150 kg).
Sedangkan medali perak direbut Saad Ahmed dari Mesir dengan total angkatan 275 kg (Snatch 123 kg, Clean and Jerk 153 kg) dan perunggu diraih Asulami (Saudi Arabia) dengan total angkatan 266 kg (Snatch 120 kg, Clean and Jerk 146 kg).
Bagi Eko ini merupakan emas keduanya di ISG. Sebelumnya, lifter asal Lampung ini juga meraih emas pada ISG di Palembang 2013.
"Eko masih terbaik di ISG. Mudah-mudahan Eko mampu mempertahankan medali emas yang menjadi target pada SEA Games Malaysia 2017," kata Direktur Program Kepelatihan Performa Tinggi Lomba 1 Satlak Prima, Hadi Wihardja.
Di cabang angkat besi, Indonesia bukan hanya menambah emas melalui Eko Yuli Irawan. Lifter putri Achedeya yang turun di kelas 58 kg ikut menambah perak. Putri mantan lifter nasional Supeni ini mencatat total angkatan 199 kg (Snatch 91 kg, Clean and Jerk 108 kg).
Medali emas kelas 58 kg putri direbut lifter Turki, Summeye dengan total angkatan 207 kg (Snatch 90 kg, Clean and Jerk 117 kg). Sedangkan perunggu direbut Annabieva (Uzbekistan) dengan total angkatan 196 kg (Snatch 89 kg, Clean and Jerk 107 kg).
Dengan hasil ini, cabang angkat besi telah menyumbangkan 3 emas dan 3 perak bagi kontingen Merah Putih selama bergulirnya Islamic Solidarity Games.
Sukses cabang angkat besi yang telah merebut 3 emas dan 3 perak mendapat perhatian Ketua Umum PB PABBSI, Rosan P Roeslani. Dialalu berjanji akan memberikan apresiasi bagi lifter berprestasi pada pesta olahraga empat tahunan negara Islam tersebut.
"Kami bersyukur atas pencapaian target 3 emas dan 3 perak di ISG. Tentunya ini hasil pembinaan yang panjang dan tidak secara instan. Saya berharap hasil yang dicapai di ISG ini bisa dilanjutkan pada SEA Games Malaysia 2017 dan Asian Games di Jakarta-Palembang 2018," kata Roeslani.
Sementara itu, dari cabang karate, Indonesia baru meraih satu perunggu melalui karateka putrid. Cocorda memenangi pertandingan perebutan tempat ketiga kontra wakil Yordania dengan skor telak 5-0 di kelas -55 kg, Sabtu (13/5/2017).
Peraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016 ini menjadi lifter ketiga yang merebut medali emas untuk Indonesia. Keberhasilan itu usai mengangkat total beban 290 kg (Snatch 140 kg, Clean and Jerk 150 kg).
Sedangkan medali perak direbut Saad Ahmed dari Mesir dengan total angkatan 275 kg (Snatch 123 kg, Clean and Jerk 153 kg) dan perunggu diraih Asulami (Saudi Arabia) dengan total angkatan 266 kg (Snatch 120 kg, Clean and Jerk 146 kg).
Bagi Eko ini merupakan emas keduanya di ISG. Sebelumnya, lifter asal Lampung ini juga meraih emas pada ISG di Palembang 2013.
"Eko masih terbaik di ISG. Mudah-mudahan Eko mampu mempertahankan medali emas yang menjadi target pada SEA Games Malaysia 2017," kata Direktur Program Kepelatihan Performa Tinggi Lomba 1 Satlak Prima, Hadi Wihardja.
Di cabang angkat besi, Indonesia bukan hanya menambah emas melalui Eko Yuli Irawan. Lifter putri Achedeya yang turun di kelas 58 kg ikut menambah perak. Putri mantan lifter nasional Supeni ini mencatat total angkatan 199 kg (Snatch 91 kg, Clean and Jerk 108 kg).
Medali emas kelas 58 kg putri direbut lifter Turki, Summeye dengan total angkatan 207 kg (Snatch 90 kg, Clean and Jerk 117 kg). Sedangkan perunggu direbut Annabieva (Uzbekistan) dengan total angkatan 196 kg (Snatch 89 kg, Clean and Jerk 107 kg).
Dengan hasil ini, cabang angkat besi telah menyumbangkan 3 emas dan 3 perak bagi kontingen Merah Putih selama bergulirnya Islamic Solidarity Games.
Sukses cabang angkat besi yang telah merebut 3 emas dan 3 perak mendapat perhatian Ketua Umum PB PABBSI, Rosan P Roeslani. Dialalu berjanji akan memberikan apresiasi bagi lifter berprestasi pada pesta olahraga empat tahunan negara Islam tersebut.
"Kami bersyukur atas pencapaian target 3 emas dan 3 perak di ISG. Tentunya ini hasil pembinaan yang panjang dan tidak secara instan. Saya berharap hasil yang dicapai di ISG ini bisa dilanjutkan pada SEA Games Malaysia 2017 dan Asian Games di Jakarta-Palembang 2018," kata Roeslani.
Sementara itu, dari cabang karate, Indonesia baru meraih satu perunggu melalui karateka putrid. Cocorda memenangi pertandingan perebutan tempat ketiga kontra wakil Yordania dengan skor telak 5-0 di kelas -55 kg, Sabtu (13/5/2017).
(mir)