Arsitek PSM Makassar Terus Suarakan Kritikannya Terkait Liga 1 lewat Media Sosial
A
A
A
MAKASSAR - Pelatih PSM Robert Alberts punya cara tersendiri untuk menyuarakan kritikannya terhadap PSSI dan operator Liga 1 2017. Arsitek asal Belanda itu memilih memanfaatkan akun sosial media miliknya.
Hal itu dilakukan Robert karena sejauh ini sejumlah surat protes yang dilayangkan PSM pada operator Liga 1 belum juga mendapat respon. Meski saat ini, PSSI sudah mengistirahatkan 18 wasit dari Liga 1 dan Liga 2.
Robert mengaku akan terus menyampaikan kritikannya terhadap operator Liga 1 dan PSSI terkait kondisi yang dialami PSM. "Kalau tidak direspon, saya akan menyampaikannya di internet dan sosmed," katanya.
Robert terbilang pelatih yang lantang. Beberapa hal terus dia kritik demi membangun sepak bola Indonesia yang lebih profesional. Selain kinerja wasit yang memimpin pertandingan PSM, sejumlah aturan juga terus dikritisi pelatih 62 tahun itu.
Seperti saat PSM menyambangi Perseru Serui. Bekas pelatih Arema Indonesia ini mengkritisi tim medis tuan rumah yang kurang sigap ketika pemainnya, yakni Reinaldo Elias terkapar di rumput akibat dilanggar pemain lawan.
Saat bertandang ke Mitra Kukar, Robert kembali mengkritisi rumput lapangan yang dinilai panjang dan membahayakan pemain cedera. Hal ini langsung mendapat respon panpel pertandingan.
Terakhir, Robert menuangkan kritikan di akun instagramnya terkait penggunaan jersey kiper PS TNI yang warnanya sama dengan wasit, yaitu hitam. Menurutnya, hal ini melanggar law of the game pasal 49 poin 3 dan tidak layak dilakukan pertandingan.
Robert menilai keputusan PSSI memberi sanksi terhadap sejumlah wasit sudah tepat. "Tapi, kalau saya seharusnya mereka tidak kembali lagi di Liga. Saya yakin masih banyak wasit yang muda dan lebih baik dari mereka," pungkas Robert.
Hal itu dilakukan Robert karena sejauh ini sejumlah surat protes yang dilayangkan PSM pada operator Liga 1 belum juga mendapat respon. Meski saat ini, PSSI sudah mengistirahatkan 18 wasit dari Liga 1 dan Liga 2.
Robert mengaku akan terus menyampaikan kritikannya terhadap operator Liga 1 dan PSSI terkait kondisi yang dialami PSM. "Kalau tidak direspon, saya akan menyampaikannya di internet dan sosmed," katanya.
Robert terbilang pelatih yang lantang. Beberapa hal terus dia kritik demi membangun sepak bola Indonesia yang lebih profesional. Selain kinerja wasit yang memimpin pertandingan PSM, sejumlah aturan juga terus dikritisi pelatih 62 tahun itu.
Seperti saat PSM menyambangi Perseru Serui. Bekas pelatih Arema Indonesia ini mengkritisi tim medis tuan rumah yang kurang sigap ketika pemainnya, yakni Reinaldo Elias terkapar di rumput akibat dilanggar pemain lawan.
Saat bertandang ke Mitra Kukar, Robert kembali mengkritisi rumput lapangan yang dinilai panjang dan membahayakan pemain cedera. Hal ini langsung mendapat respon panpel pertandingan.
Terakhir, Robert menuangkan kritikan di akun instagramnya terkait penggunaan jersey kiper PS TNI yang warnanya sama dengan wasit, yaitu hitam. Menurutnya, hal ini melanggar law of the game pasal 49 poin 3 dan tidak layak dilakukan pertandingan.
Robert menilai keputusan PSSI memberi sanksi terhadap sejumlah wasit sudah tepat. "Tapi, kalau saya seharusnya mereka tidak kembali lagi di Liga. Saya yakin masih banyak wasit yang muda dan lebih baik dari mereka," pungkas Robert.
(mir)