Hancur di 5 Seri Awal MotoGP 2017, Manajer Buka Masalah Suzuki
A
A
A
MUGELLO - Tim Suzuki benar-benar tak berdaya pada lima seri awal MotoGP 2017. Finis terbaik mereka hanyalah peringkat ketujuh yang dicapai Andrea Iannone pada lomba MotoGP Austin.
Terbilang hancur lebur, karena saat ini Iannone sebagai pembalap terbaik Suzuki, terdampar di urutan 15 klasemen sementara MotoGP 2017. The Maniac (julukan Iannone) baru mengumpulkan 15 poin dari lima seri awal musim ini.
Iannone tertinggal 70 poin dari Maverick Vinales (Yamaha Factory Racing) di puncak klasemen sementara. Itu setelah The Maniac cuma bisa finis ke-16 di MotoGP Argentina, dan ke-10 di MotoGP Prancis, dengan gagal menyelesaikan lomba MotoGP Qatar dan Jerez.
Meski begitu, hasil yang didapat Iannone masih lebih baik dari rekan setimnya, Alex Rins. Selain tidak berlomba pada tiga seri belakangan akibat cedera. Rins juga gagal menyelesaikan lomba di Agentina, usai finis ke-9 di Qatar.
Masuknya Takuya Tsuda dan Sylvain Guintoli sebagai pengganti Rins masing-masing di Jerez dan Prancis. Hanya menghasilkan satu poin via Guintoli di Le Mans. Sekarang Suzuki menempati peringkat empat klasemen pabrikan (22 poin). Mereka hanya unggul tiga poin dari Aprilia dan surplus 14 poin dari KTM.
Lantas bagaimana menghadapi seri keenam musim ini, MotoGP Italia di sirkuit Mugello, Jumat-Minggu (2-4 Juni)? Walau perolehan poin Suzuki rendah di klasemen sementara, manajer tim Davide Brivio menegaskan paket motor GSX-RR lebih baik dibandingkan musim lalu.
Uniknya di MotoGP 2016, pabrikan dari Hamamatsu, Jepang itu menggebrak kelas bergengsi ketika Maverick Vinales memenangi balapan di Silverstone, serta mengoleksi tiga podium (Le Mans, Motegi dan Phillip Island). Usai kepindahan Vinales ke Yamaha, Suzuki merekrut Andrea Iannone dan Alex Rins sebagai duet pembalap anyar tim. Namun, GSX-RR yang merupakan paket evolusi 2017, tak membuahkan hasil memuaskan.
Kedua pembalap hanya mampu mencetak 16 poin dalam empat balapan pertama. Berbanding jauh dari duet Vinales dan Aleix Espargaro pada musim lalu. Keduanya mencetak total mencetak 65 poin usai empat balapan. Brivio membantah Suzuki mengalami kemunduran performa setelah ditinggalkan Vinales yang hijrah ke Yamaha.
“Saya tidak berpikir Suzuki seburuk yang terlihat jika kami melihat angka. Andrea telah bertarung untuk posisi podium dan memenangi balapan (bersama Ducati). Dan motor kami juga mampu di depan dengan Maverick tahun lalu,” sembur Brivio kepada Motorsport.com.
“Sekarang kita lihat seperti pembalap apa Maverick , tapi kami sudah mengetahuinya. Apa yang terjadi sekarang kami masih belum menemukan koneksi sempurna antara Andrea dan motor kami. Tapi jika kami menganalisis balapan, kami bisa menyadari segala sesuatunya tidak seburuk yang tercermin di klasemen," imbuhnya.
Iannone direkrut dari Ducati untuk menjadi pengganti Vinales dan merupakan ujung tombak dalam pengembangan Suzuki GSX-RR. Brivio pun menambahkan proses adaptasi adalah titik penting bagi pabrikan dalam hal penyesuaian.
“Andrea sedang menghadapi situasi baru. Dia adalah pemimpin dan memiliki semua tanggung jawab. Sekarang, dengan cederanya Rins dan fakta tidak memiliki struktur (tim) satelit menempatkan dia sebagai satu-satunya pembalap untuk menentukan arah yang tepat. Tidak ada referensi selain dia. Situasi ini bahkan lebih sulit,” kata Brivio menjelaskan.
Terbilang hancur lebur, karena saat ini Iannone sebagai pembalap terbaik Suzuki, terdampar di urutan 15 klasemen sementara MotoGP 2017. The Maniac (julukan Iannone) baru mengumpulkan 15 poin dari lima seri awal musim ini.
Iannone tertinggal 70 poin dari Maverick Vinales (Yamaha Factory Racing) di puncak klasemen sementara. Itu setelah The Maniac cuma bisa finis ke-16 di MotoGP Argentina, dan ke-10 di MotoGP Prancis, dengan gagal menyelesaikan lomba MotoGP Qatar dan Jerez.
Meski begitu, hasil yang didapat Iannone masih lebih baik dari rekan setimnya, Alex Rins. Selain tidak berlomba pada tiga seri belakangan akibat cedera. Rins juga gagal menyelesaikan lomba di Agentina, usai finis ke-9 di Qatar.
Masuknya Takuya Tsuda dan Sylvain Guintoli sebagai pengganti Rins masing-masing di Jerez dan Prancis. Hanya menghasilkan satu poin via Guintoli di Le Mans. Sekarang Suzuki menempati peringkat empat klasemen pabrikan (22 poin). Mereka hanya unggul tiga poin dari Aprilia dan surplus 14 poin dari KTM.
Lantas bagaimana menghadapi seri keenam musim ini, MotoGP Italia di sirkuit Mugello, Jumat-Minggu (2-4 Juni)? Walau perolehan poin Suzuki rendah di klasemen sementara, manajer tim Davide Brivio menegaskan paket motor GSX-RR lebih baik dibandingkan musim lalu.
Uniknya di MotoGP 2016, pabrikan dari Hamamatsu, Jepang itu menggebrak kelas bergengsi ketika Maverick Vinales memenangi balapan di Silverstone, serta mengoleksi tiga podium (Le Mans, Motegi dan Phillip Island). Usai kepindahan Vinales ke Yamaha, Suzuki merekrut Andrea Iannone dan Alex Rins sebagai duet pembalap anyar tim. Namun, GSX-RR yang merupakan paket evolusi 2017, tak membuahkan hasil memuaskan.
Kedua pembalap hanya mampu mencetak 16 poin dalam empat balapan pertama. Berbanding jauh dari duet Vinales dan Aleix Espargaro pada musim lalu. Keduanya mencetak total mencetak 65 poin usai empat balapan. Brivio membantah Suzuki mengalami kemunduran performa setelah ditinggalkan Vinales yang hijrah ke Yamaha.
“Saya tidak berpikir Suzuki seburuk yang terlihat jika kami melihat angka. Andrea telah bertarung untuk posisi podium dan memenangi balapan (bersama Ducati). Dan motor kami juga mampu di depan dengan Maverick tahun lalu,” sembur Brivio kepada Motorsport.com.
“Sekarang kita lihat seperti pembalap apa Maverick , tapi kami sudah mengetahuinya. Apa yang terjadi sekarang kami masih belum menemukan koneksi sempurna antara Andrea dan motor kami. Tapi jika kami menganalisis balapan, kami bisa menyadari segala sesuatunya tidak seburuk yang tercermin di klasemen," imbuhnya.
Iannone direkrut dari Ducati untuk menjadi pengganti Vinales dan merupakan ujung tombak dalam pengembangan Suzuki GSX-RR. Brivio pun menambahkan proses adaptasi adalah titik penting bagi pabrikan dalam hal penyesuaian.
“Andrea sedang menghadapi situasi baru. Dia adalah pemimpin dan memiliki semua tanggung jawab. Sekarang, dengan cederanya Rins dan fakta tidak memiliki struktur (tim) satelit menempatkan dia sebagai satu-satunya pembalap untuk menentukan arah yang tepat. Tidak ada referensi selain dia. Situasi ini bahkan lebih sulit,” kata Brivio menjelaskan.
(sbn)