Jelang MotoGP Italia 2017, KTM Fokus Sasis dan Race Pace
A
A
A
MUGELLO - Jelang akhir pekan lomba MotoGP Italia 2017 di sirkuit Mugello, Jumat-Minggu (2-4 Juni) ini. Tim debutan di kelas bergengsi, Red Bull KTM Factory Racing, yang telah menemukan kekuatan motor pada mesin baru jenis big bang, kini mulai berganti fokus.
Ya, Bradley Smith tak menduga pabrikan KTM bakal mampu mencetak poin dalam tiga dari lima balapan pertama. Sebelum musim dimulai, Smith memperkirakan bahwa KTM akan kesulitan mencetak poin. Wajar saja. Pabrikan Austria itu datang sebagai pendatang anyar, dan belum memiliki banyak data dan pengalaman di kelas bergengsi.
Namun yang terjadi justru di luar dugaan. Smith dan Pol Espargaro berhasil mencetak poin perdana di Argentina, ketika mereka finis ke-14 dan ke-15. Kedua pembalap lalu menambah koleksi poin lewat keberhasilan finis ke-12 dan ke-13 di Le Mans. Smith bahkan meraup dua poin di Jerez.
“Saya kira akan memakan waktu sedikit lebih lama untuk mencetak poin. Ini kelas yang sangat kompetitif. Semua motor satelit melakukan pekerjaan luar biasa,” ujar pembalap Inggris itu kepada Motorsport.com.
“Kita lihat (Johann) Zarco di posisi teratas, bahkan (Danilo) Petrucci hingga (Scott) Redding di Le Mans, dan (Jonas) Folger. Semua motor sangat kompetitif musim ini. Datang ke sini dan sedekat mungkin dari yang kami pikirkan sudah menunjukkan kecepatan bagus. Fakta kami di depan beberapa satelit Ducati, Honda dan (pabrikan) Aprilia selama sesi adalah hal bagus,” kata Smith menambahkan.
Keberhasilan mencetak poin diungkapkan Smith tak pelak berkat reliabilitas kuat mesin motor KTM RC16. Sebuah pencapaian apik di MotoGP 2017 sejauh ini. “Tim melakukan pekerjaan hebat. Saat ini, realiabilitas merupakan titik kuat dari motor. Itu berarti kami ada di sana setiap sesi dan balapan, serta finis dengan baik. Banyak sekali yang berlanjut,” beber Smith.
KTM membuat gebrakan ketika lolos ke fase kedua kualifikasi (Q2) di Le Mans. Smith dan Espargaro mampu meningkatkan catatan waktu dalam latihan bebas ketiga (FP3) yang berlangsung dalam kondisi kering. Mereka akhirnya meraih hasil start kedelapan dan ke-10.
Pol Espargaro pun mengatakan motor terasa lebih baik pada single lap dibandingkan race pace, bahkan dengan mesin baru ‘big bang’ yang diuji coba di Jerez.
“Kami mencoba untuk memahami bagaimana mengelola mesin dengan piranti elektronik. Kami mendapatkan pengalaman lebih, dan terutama dalam satu lap, kami lebih kompetitif dari sebelumnya. Tapi kami masih lemah ketika (performa) ban belakang menurun,” ungkap Pol Espargaro.
“Kami kehilangan (waktu) di beberapa tikungan dan grip (daya cengkeram) awal. Kami menemukan motor bergoyang dan menjauh dari racing line. Ini sangat mempengaruji dan membuang waktu, serta energi. Kami membuat langkah besar dengan mesin (baru). Sekarang kami perlu melakukan hal sama dengan sasis, karena kami membutuhkannya (di balapan berikutnya),” tutupnya.
Ya, Bradley Smith tak menduga pabrikan KTM bakal mampu mencetak poin dalam tiga dari lima balapan pertama. Sebelum musim dimulai, Smith memperkirakan bahwa KTM akan kesulitan mencetak poin. Wajar saja. Pabrikan Austria itu datang sebagai pendatang anyar, dan belum memiliki banyak data dan pengalaman di kelas bergengsi.
Namun yang terjadi justru di luar dugaan. Smith dan Pol Espargaro berhasil mencetak poin perdana di Argentina, ketika mereka finis ke-14 dan ke-15. Kedua pembalap lalu menambah koleksi poin lewat keberhasilan finis ke-12 dan ke-13 di Le Mans. Smith bahkan meraup dua poin di Jerez.
“Saya kira akan memakan waktu sedikit lebih lama untuk mencetak poin. Ini kelas yang sangat kompetitif. Semua motor satelit melakukan pekerjaan luar biasa,” ujar pembalap Inggris itu kepada Motorsport.com.
“Kita lihat (Johann) Zarco di posisi teratas, bahkan (Danilo) Petrucci hingga (Scott) Redding di Le Mans, dan (Jonas) Folger. Semua motor sangat kompetitif musim ini. Datang ke sini dan sedekat mungkin dari yang kami pikirkan sudah menunjukkan kecepatan bagus. Fakta kami di depan beberapa satelit Ducati, Honda dan (pabrikan) Aprilia selama sesi adalah hal bagus,” kata Smith menambahkan.
Keberhasilan mencetak poin diungkapkan Smith tak pelak berkat reliabilitas kuat mesin motor KTM RC16. Sebuah pencapaian apik di MotoGP 2017 sejauh ini. “Tim melakukan pekerjaan hebat. Saat ini, realiabilitas merupakan titik kuat dari motor. Itu berarti kami ada di sana setiap sesi dan balapan, serta finis dengan baik. Banyak sekali yang berlanjut,” beber Smith.
KTM membuat gebrakan ketika lolos ke fase kedua kualifikasi (Q2) di Le Mans. Smith dan Espargaro mampu meningkatkan catatan waktu dalam latihan bebas ketiga (FP3) yang berlangsung dalam kondisi kering. Mereka akhirnya meraih hasil start kedelapan dan ke-10.
Pol Espargaro pun mengatakan motor terasa lebih baik pada single lap dibandingkan race pace, bahkan dengan mesin baru ‘big bang’ yang diuji coba di Jerez.
“Kami mencoba untuk memahami bagaimana mengelola mesin dengan piranti elektronik. Kami mendapatkan pengalaman lebih, dan terutama dalam satu lap, kami lebih kompetitif dari sebelumnya. Tapi kami masih lemah ketika (performa) ban belakang menurun,” ungkap Pol Espargaro.
“Kami kehilangan (waktu) di beberapa tikungan dan grip (daya cengkeram) awal. Kami menemukan motor bergoyang dan menjauh dari racing line. Ini sangat mempengaruji dan membuang waktu, serta energi. Kami membuat langkah besar dengan mesin (baru). Sekarang kami perlu melakukan hal sama dengan sasis, karena kami membutuhkannya (di balapan berikutnya),” tutupnya.
(sbn)