Djanur Bantah Diintervensi Manajemen Persib
A
A
A
BANDUNG - Setelah pelatih Djadjang 'Djanur' Nurdjaman mengutarakan keinginannya mundur dari Persib Bandung, berbagai spekulasi mencuat. Salah satunya diyakini ada intervensi dari manajemen dan petinggi dalam urusan meracik tim.
Isu itu berhembus kencang. Indikasi yang paling terlihat jelas adalah saat penentuan pemain. Manajemen disebut-sebut ikut campur keputusan Djanur terkait siapa yang harus dimainkan dan dicadangkan.
Tapi, asumsi miring itu dibantah mentah-mentah oleh Djanur. Pelatih asal Majalengka itu menegaskan manajemen dan petinggi Persib tidak pernah ikut campur dalam urusan yang berkaitan dengan taktik.
"Ada yang sedikit membuat kami jadi tidak nyaman tentang (isu adanya) intervensi manajemen, manajer dalam hal ini. Saya klarifikasi, sebetulnya itu pandangan orang luar yang terlalu berlebihan barangkali," tegas Djanur.
Menurutnya, opini yang dihembuskan itu sangat jauh dari kenyataan. Dia mencontohkan dalam penentuan starter ditiap pertandingan. Djanur mengakui sering meminta saran dari manajer dan petinggi Persib. Tapi itu hanya sebatas mecari masukan.
"Kalau misalnya kami sebelum briefing berargumen antara pelatih dengan asisten, termasuk manajer, bertukar pikiran itu hal yang wajar. Dan, bukan hanya kepada manajer, kadang-kadang Pak Zainuri (Komisaris Utama Persib) kami libatkan untuk itu," tambah Djanur.
Djanur mengatakan, meminta saran pada manajemen bukan karena tidak percaya diri sebagai pelatih. Tapi, dia hanya ingin meminta pandangan orang lain di tubuh Persib agar lebih mantap ketika mengambil keputusan.
Apalagi, manajer dan petinggi Persib menurutnya tidak memaksakan kehendak jika memberikan saran. Apa yang mereka utarakan tidak harus dijalankan. Semua keputusan akhir ada di tangan Djanur.
"Saya pikir kalau dibilang ada intervensi, berlebihan. Saya pikir terlalu berlebihan, terlalu lebay. Kenyataannya seperti itu (tidak ada intervensi) di lapangan," pungkas Djanur.
Isu itu berhembus kencang. Indikasi yang paling terlihat jelas adalah saat penentuan pemain. Manajemen disebut-sebut ikut campur keputusan Djanur terkait siapa yang harus dimainkan dan dicadangkan.
Tapi, asumsi miring itu dibantah mentah-mentah oleh Djanur. Pelatih asal Majalengka itu menegaskan manajemen dan petinggi Persib tidak pernah ikut campur dalam urusan yang berkaitan dengan taktik.
"Ada yang sedikit membuat kami jadi tidak nyaman tentang (isu adanya) intervensi manajemen, manajer dalam hal ini. Saya klarifikasi, sebetulnya itu pandangan orang luar yang terlalu berlebihan barangkali," tegas Djanur.
Menurutnya, opini yang dihembuskan itu sangat jauh dari kenyataan. Dia mencontohkan dalam penentuan starter ditiap pertandingan. Djanur mengakui sering meminta saran dari manajer dan petinggi Persib. Tapi itu hanya sebatas mecari masukan.
"Kalau misalnya kami sebelum briefing berargumen antara pelatih dengan asisten, termasuk manajer, bertukar pikiran itu hal yang wajar. Dan, bukan hanya kepada manajer, kadang-kadang Pak Zainuri (Komisaris Utama Persib) kami libatkan untuk itu," tambah Djanur.
Djanur mengatakan, meminta saran pada manajemen bukan karena tidak percaya diri sebagai pelatih. Tapi, dia hanya ingin meminta pandangan orang lain di tubuh Persib agar lebih mantap ketika mengambil keputusan.
Apalagi, manajer dan petinggi Persib menurutnya tidak memaksakan kehendak jika memberikan saran. Apa yang mereka utarakan tidak harus dijalankan. Semua keputusan akhir ada di tangan Djanur.
"Saya pikir kalau dibilang ada intervensi, berlebihan. Saya pikir terlalu berlebihan, terlalu lebay. Kenyataannya seperti itu (tidak ada intervensi) di lapangan," pungkas Djanur.
(mir)