Lorenzo: Dovi Kandidat Juara MotoGP Bukan Karena Saya ke Ducati
A
A
A
ASSEN - Belum pernah sebelumnya dalam 10 musim di kelas bergengsi, Andrea Dovizioso memenangkan balapan MotoGP dalam kondisi kering, apalagi dua seri secara beruntun. Tapi itulah yang terjadi pada dua lomba terakhir musim ini di Mugello dan Catalunya.
Ya, Andrea Dovizioso melakoni musim ke-10 di MotoGP dengan brilian. Karena saat musim 2017 baru berjalan 7 seri, ia sudah meraup dua kemenangan dalam kondisi kering, masing-masing di Mugello dan Catalunya. Sebuah catatan yang ia dapat selama 9 musim sebelum ini, yakni di MotoGP Inggris 2009 dan MotoGP Malaysia 2016, dua-duanya dalam lomba kondisi basah.
Sekarang, Dovi telah mengumpulkan 104 poin dan bertengger pada urutan kedua klasemen sementara pembalap 2017. Ia hanya tertinggal 7 angka dari Maverick Vinales (Yamaha Factory Racing) di peringkat teratas. Spekulasi bermunculan soal peluang besar Dovi meraih gelar juara dunia kelas bergengsi pertamanya. Walau untuk yang ini, ia masih belum berani pasang target, begitu juga para petinggi Ducati.
Banyak media dan pengamat menilai, kedatangan dari Jorge Lorenzo – juara dunia lima kali (3 di kelas bergengsi) serta salah satu dari empat alien di MotoGP saat ini – telah mengambil peran penting dalam perubahan determinasi Dovi musim 2017.
Apakah Lorenzo menganggap bahwa kedatangannya ke Ducati bisa menjadi stimulus, dorongan, lecutan semangat bagi Dovi untuk melangkah maju di MotoGP 2017?
“Saya tidak berpikir bahwa kedatangan saya telah mendorongnya. Tentu saja bukan hanya dari faktor itu saja, tetapi merupakan kombinasi dari banyak hal,” beber Lorenzo saat ditanya oleh Motorsport.
Ah, bisa jadi Lorenzo menunjuk fakta bahwa Ducati sebelumnya telah melakoni pengujian motor di Jerez, Mugello dan Catalunya sebelum lomba. Sebuah fakta yang terlihat jelas, karena Ducati meraih 2 gelar juara dan 1 podium dari ketiga balapan itu musim ini.
Pun dengan ucapan Dovi yang mengatakan bahwa ia merasa aneh setelah lomba MotoGP Catalunya. Karena ia bisa memenangkan lomba dengan cara menghemat ban, ketimbang melaju lebih cepat setiap lap di lintasan.
“Ada dua balapan (Mugello dan Barcelona) di mana karena beberapa alasan, beberapa tim pabrikan memiliki masalah. Di Mugello Honda seperti itu (memiliki masalah) dan di Barcelona (Catalunya) dialami oleh Yamaha,” imbuh Lorenzo.
Pembalap 30 tahun itu kemudian melanjutkan penjelasannya: “Di akhir lomba Barcelona, kami memiliki banyak keuntungan untuk menjadi mampu dalam menjaga ban depan lebih awet ketimbang yang lain. Dan Dovi dengan pengalamannya, sudah bisa mendapatkan potensi maksimal dari itu.”
Lalu apa yang terlintas dalam pikiran Lorenzo tentang rekan setimnya yang sedang on fire tersebut?
“Andrea sangat kuat secara fisik, dia dalam kondisi lebih baik dari sebelumnya. Dia mengendarai motor Ducati dengan bagus, selalu tanpa membuat kesalahan. Dia tidak melakukan sesuatu yang sangat luar biasa, namun dia melakukan semuanya dengan baik. Dan pada akhirnya, saat dia memiliki kesempatan ketika motornya juga bekerja oke, ia mengambil keuntungan dari situ.”
Bagaimana dengan lomba seri ke-8 musim ini, MotoGP Belanda 2017 di sirkuit Assen, Jumat-Minggu (23-25 Juni) ini? Mampukah Dovi mempertahankan lajunya di barisan depan? Kalau dia mau jadi juara dunia kelas bergengsi, sebaiknya begitu. Karena Maverick Vinales, Marc Marquez, dan Valentino Rossi pastinya juga ingin bangkit.
Ya, Andrea Dovizioso melakoni musim ke-10 di MotoGP dengan brilian. Karena saat musim 2017 baru berjalan 7 seri, ia sudah meraup dua kemenangan dalam kondisi kering, masing-masing di Mugello dan Catalunya. Sebuah catatan yang ia dapat selama 9 musim sebelum ini, yakni di MotoGP Inggris 2009 dan MotoGP Malaysia 2016, dua-duanya dalam lomba kondisi basah.
Sekarang, Dovi telah mengumpulkan 104 poin dan bertengger pada urutan kedua klasemen sementara pembalap 2017. Ia hanya tertinggal 7 angka dari Maverick Vinales (Yamaha Factory Racing) di peringkat teratas. Spekulasi bermunculan soal peluang besar Dovi meraih gelar juara dunia kelas bergengsi pertamanya. Walau untuk yang ini, ia masih belum berani pasang target, begitu juga para petinggi Ducati.
Banyak media dan pengamat menilai, kedatangan dari Jorge Lorenzo – juara dunia lima kali (3 di kelas bergengsi) serta salah satu dari empat alien di MotoGP saat ini – telah mengambil peran penting dalam perubahan determinasi Dovi musim 2017.
Apakah Lorenzo menganggap bahwa kedatangannya ke Ducati bisa menjadi stimulus, dorongan, lecutan semangat bagi Dovi untuk melangkah maju di MotoGP 2017?
“Saya tidak berpikir bahwa kedatangan saya telah mendorongnya. Tentu saja bukan hanya dari faktor itu saja, tetapi merupakan kombinasi dari banyak hal,” beber Lorenzo saat ditanya oleh Motorsport.
Ah, bisa jadi Lorenzo menunjuk fakta bahwa Ducati sebelumnya telah melakoni pengujian motor di Jerez, Mugello dan Catalunya sebelum lomba. Sebuah fakta yang terlihat jelas, karena Ducati meraih 2 gelar juara dan 1 podium dari ketiga balapan itu musim ini.
Pun dengan ucapan Dovi yang mengatakan bahwa ia merasa aneh setelah lomba MotoGP Catalunya. Karena ia bisa memenangkan lomba dengan cara menghemat ban, ketimbang melaju lebih cepat setiap lap di lintasan.
“Ada dua balapan (Mugello dan Barcelona) di mana karena beberapa alasan, beberapa tim pabrikan memiliki masalah. Di Mugello Honda seperti itu (memiliki masalah) dan di Barcelona (Catalunya) dialami oleh Yamaha,” imbuh Lorenzo.
Pembalap 30 tahun itu kemudian melanjutkan penjelasannya: “Di akhir lomba Barcelona, kami memiliki banyak keuntungan untuk menjadi mampu dalam menjaga ban depan lebih awet ketimbang yang lain. Dan Dovi dengan pengalamannya, sudah bisa mendapatkan potensi maksimal dari itu.”
Lalu apa yang terlintas dalam pikiran Lorenzo tentang rekan setimnya yang sedang on fire tersebut?
“Andrea sangat kuat secara fisik, dia dalam kondisi lebih baik dari sebelumnya. Dia mengendarai motor Ducati dengan bagus, selalu tanpa membuat kesalahan. Dia tidak melakukan sesuatu yang sangat luar biasa, namun dia melakukan semuanya dengan baik. Dan pada akhirnya, saat dia memiliki kesempatan ketika motornya juga bekerja oke, ia mengambil keuntungan dari situ.”
Bagaimana dengan lomba seri ke-8 musim ini, MotoGP Belanda 2017 di sirkuit Assen, Jumat-Minggu (23-25 Juni) ini? Mampukah Dovi mempertahankan lajunya di barisan depan? Kalau dia mau jadi juara dunia kelas bergengsi, sebaiknya begitu. Karena Maverick Vinales, Marc Marquez, dan Valentino Rossi pastinya juga ingin bangkit.
(sbn)