2 Hari Lagi Dimulai, Pembalap Belgia Nodai Kesucian Tour de France
A
A
A
PARIS - Kejuaraan balap sepeda paling bergengsi, Tour de France akan dimulai pada Sabtu (1/7/2017). Tapi salah seorang pesertanya malah bikin gara-gara seperti ramai diberitakan oleh media massa dunia.
Ya, pebalap sepeda asal Belgia, Jan Bakelants, mengatakan bahwa ia juga akan membawa sejumlah paket berisi kondom saat ikut berkompetisi di Tour de France 2017. Apakah sulit untuk tampil dalam sebuah kejuaraan balap sepeda yang berlangsung selama tiga pekan tanpa berhubungan badan? “(Tenang saja), di sana juga ada wanita-wanita penyerah hadiah di podium,” tutur Bakelants dalam wawancara dengan Het Laaste Nieuwsblad.
Pembalap tim AG2R La Mondiale itu kemudian membuat lelucon tentang dirinya yang hanya ingin menghubungi orang tuanya selama lomba TdF saat ia kehabisan film dewasa untuk ditonton.
Bakelants lalu memperburuk keadaan saat menanyakan barang apa yang bakal dibawanya dalam koper untuk hari libur di sela-sela lomba TdF. “Pastinya ada beberapa paket kondom. Anda tidak pernah tahu di mana wanita-wanita penyerah hadiah di podium juara tersebut berkumpul di waktu luangnya (bersama kekasih mereka).”
Ucapan Bakelants jelas bikin panitia TdF 2017 meradang. Pasalnya, Tour hostes atau hotesses du Tour, dua wanita penyerah hadiah di setiap etape dalam bahasa Prancis, telah lama menjadi fitur balapan ini.
Uniknya lagi, busana yang digunakan oleh hotesses du Tour ini seringkali tidak terbuka dan mengundang syahwat. Hanya saja, mungkin para pembalap peserta tertarik dengan usia mereka.
Karena biasanya, panitia TdF mempekerjakan hotesses du Tour ini dengan kualifikasi wanita yang masih pelajar. Mereka dibayar untuk bekerja di libur musim panas selama berjam-jam untuk membawakan iklan sponsor kejuaraan.
Setelah itu, mereka akan memberi bunga, hadiah, dan kaus (jersey) untuk pembalap pemenang sebagai juara etape, pimpinan balapan, hingga pimpinan kategori tertentu. Dua wanita kemudian mengapit pembalap pemenang di podium juara saat foto diambil, plus seringnya mencium pipi di pembalap.
Namun panitia TdF dan kejuaraan balap sepeda ternama lainnya, telah mengeluarkan larangan kepada setiap pembalap pemenang, untuk tidak berkomunikasi dengan dua wanita pemberi hadiah, pun sebaliknya.
Sayangnya, aturan tersebut pernah dilanggar oleh pembalap ternama Peter Sagan. Juara dunia balap sepeda itu melakukannya ketika merangkul pinggul dua wanita pemberi hadiah saat sesi foto Tour of Flanders 2013.
Direktur TdF 2017, Christian Prudhomme, kesal sekaligus kecewa: “Kami akan menghubungi timnya agar dia (Bakelants) meminta maaf.”
Tim Bakelants yang kebetulan asal Prancis, AG2R-La Mondiale langsung mengirim ucapan maaf via juru bicaranya: “Kami telah melihat wawancara ini dan jawaban Bakelants. Ini hanya ucapan humoris, tapi dalam kasus ini rasanya sangat buruk. Kami mohon maaf kepada panitia dan kepada mereka yang mungkin tersinggung dengan ucapan ini.”
Beberapa jam setelah itu, si tersangka berkicau di twitternya dan mengakui bahwa komentarnya kasar, meski ia ingin menunjukkan dirinya berusaha lucu dalam sebuah sesi wawancara ringan. “Saya meminta maaf secara tulus untuk semua orang yang tersinggung oleh kata-kata saya dalam sebuah wawancara humoristik tersebut, yang mana kata-kata saya terasa tidak pantas,” tutur Bakelants yang pernah menjuarai sebuah etape dan sempat memimpin lomba TdF 2013.
Ya, pebalap sepeda asal Belgia, Jan Bakelants, mengatakan bahwa ia juga akan membawa sejumlah paket berisi kondom saat ikut berkompetisi di Tour de France 2017. Apakah sulit untuk tampil dalam sebuah kejuaraan balap sepeda yang berlangsung selama tiga pekan tanpa berhubungan badan? “(Tenang saja), di sana juga ada wanita-wanita penyerah hadiah di podium,” tutur Bakelants dalam wawancara dengan Het Laaste Nieuwsblad.
Pembalap tim AG2R La Mondiale itu kemudian membuat lelucon tentang dirinya yang hanya ingin menghubungi orang tuanya selama lomba TdF saat ia kehabisan film dewasa untuk ditonton.
Bakelants lalu memperburuk keadaan saat menanyakan barang apa yang bakal dibawanya dalam koper untuk hari libur di sela-sela lomba TdF. “Pastinya ada beberapa paket kondom. Anda tidak pernah tahu di mana wanita-wanita penyerah hadiah di podium juara tersebut berkumpul di waktu luangnya (bersama kekasih mereka).”
Ucapan Bakelants jelas bikin panitia TdF 2017 meradang. Pasalnya, Tour hostes atau hotesses du Tour, dua wanita penyerah hadiah di setiap etape dalam bahasa Prancis, telah lama menjadi fitur balapan ini.
Uniknya lagi, busana yang digunakan oleh hotesses du Tour ini seringkali tidak terbuka dan mengundang syahwat. Hanya saja, mungkin para pembalap peserta tertarik dengan usia mereka.
Karena biasanya, panitia TdF mempekerjakan hotesses du Tour ini dengan kualifikasi wanita yang masih pelajar. Mereka dibayar untuk bekerja di libur musim panas selama berjam-jam untuk membawakan iklan sponsor kejuaraan.
Setelah itu, mereka akan memberi bunga, hadiah, dan kaus (jersey) untuk pembalap pemenang sebagai juara etape, pimpinan balapan, hingga pimpinan kategori tertentu. Dua wanita kemudian mengapit pembalap pemenang di podium juara saat foto diambil, plus seringnya mencium pipi di pembalap.
Namun panitia TdF dan kejuaraan balap sepeda ternama lainnya, telah mengeluarkan larangan kepada setiap pembalap pemenang, untuk tidak berkomunikasi dengan dua wanita pemberi hadiah, pun sebaliknya.
Sayangnya, aturan tersebut pernah dilanggar oleh pembalap ternama Peter Sagan. Juara dunia balap sepeda itu melakukannya ketika merangkul pinggul dua wanita pemberi hadiah saat sesi foto Tour of Flanders 2013.
Direktur TdF 2017, Christian Prudhomme, kesal sekaligus kecewa: “Kami akan menghubungi timnya agar dia (Bakelants) meminta maaf.”
Tim Bakelants yang kebetulan asal Prancis, AG2R-La Mondiale langsung mengirim ucapan maaf via juru bicaranya: “Kami telah melihat wawancara ini dan jawaban Bakelants. Ini hanya ucapan humoris, tapi dalam kasus ini rasanya sangat buruk. Kami mohon maaf kepada panitia dan kepada mereka yang mungkin tersinggung dengan ucapan ini.”
Beberapa jam setelah itu, si tersangka berkicau di twitternya dan mengakui bahwa komentarnya kasar, meski ia ingin menunjukkan dirinya berusaha lucu dalam sebuah sesi wawancara ringan. “Saya meminta maaf secara tulus untuk semua orang yang tersinggung oleh kata-kata saya dalam sebuah wawancara humoristik tersebut, yang mana kata-kata saya terasa tidak pantas,” tutur Bakelants yang pernah menjuarai sebuah etape dan sempat memimpin lomba TdF 2013.
(sbn)