Rajai Piala Konfederasi, Loew Puji Skuat Muda Jerman
A
A
A
MOSKOW - Jerman membuktikan kapasitasnya sebagai jawara Piala Dunia 2014 dengan menjuarai Piala Konfederasi 2017. Der Panzer sukses meraih gelar perdananya setelah melibas Chile 1-0, Senin (3/7/2017).
Gol Lars Stindl yang memanfaatkan umpan Timo Werner pada menit ke-20 memungkinkan tim asuhan Joachim Loew itu berpesta di stadion Krestovskyi. Jerman akhirnya berjaya setelah gagal di dua partisipasi sebelumnya.
Saat perhelatan 1999, Jerman ikut serta sebagai juara Piala Eropa 1996. Tapi, mereka terhenti di penyisihan Grup B lantaran terdampar di posisi tiga. Lalu, pada edisi 2005 ketika jadi tuan rumah, kandas di semifinal lantaran dikalahkan Brasil 2-3.
Karena itulah Loew terlihat begitu gembira. Soalnya dia sekarang telah meraih dua gelar bagi Jerman. Terlebih, sukses ini turut membungkam para pengkiritik. Arsitek berusia 57 tahun itu sempat dikecam karena memilih banyak pemain muda yang tidak berpelangaman.
Dari 22 pemain yang memperkuat Jerman, sebanyak 11 diantaranya berstatus U-23. Selain itu jarang terdapat nama besar yang dulu ikut berjasa meraih gelar di Brasil. Bisa dibilang, mereka hanyalah skuat pelapis.
Loew harusnya menurunkan pemain senior mengingat tahun depan akan mengikuti Piala Dunia 2018 di Rusia. “Ini suatu kebahagiaan. Kami menunjukan performa luar biasa selama tiga pekan. Kami terus berjuang,” ucap Loew, dilansir skysport.
Loew memuji armadanya lantaran tidak demam panggung. Padahal lawan adalah Chile yang notabene jawara Copa America dua kali berturut-turut. Ini tentunya jadi modal positif sebelum bertandang ke Negeri Beruang Merah.
“Para pemain melakukan pekerjaan hebat. Saya sangat bangga pada mereka. Banyak pemain yang belum pernah tampil di final. Ini akan jadi kenangan indah. Setiap pemain terus berkembang. Kami akan mendapat keuntungan dari ini,” pungkas Loew.
Gol Lars Stindl yang memanfaatkan umpan Timo Werner pada menit ke-20 memungkinkan tim asuhan Joachim Loew itu berpesta di stadion Krestovskyi. Jerman akhirnya berjaya setelah gagal di dua partisipasi sebelumnya.
Saat perhelatan 1999, Jerman ikut serta sebagai juara Piala Eropa 1996. Tapi, mereka terhenti di penyisihan Grup B lantaran terdampar di posisi tiga. Lalu, pada edisi 2005 ketika jadi tuan rumah, kandas di semifinal lantaran dikalahkan Brasil 2-3.
Karena itulah Loew terlihat begitu gembira. Soalnya dia sekarang telah meraih dua gelar bagi Jerman. Terlebih, sukses ini turut membungkam para pengkiritik. Arsitek berusia 57 tahun itu sempat dikecam karena memilih banyak pemain muda yang tidak berpelangaman.
Dari 22 pemain yang memperkuat Jerman, sebanyak 11 diantaranya berstatus U-23. Selain itu jarang terdapat nama besar yang dulu ikut berjasa meraih gelar di Brasil. Bisa dibilang, mereka hanyalah skuat pelapis.
Loew harusnya menurunkan pemain senior mengingat tahun depan akan mengikuti Piala Dunia 2018 di Rusia. “Ini suatu kebahagiaan. Kami menunjukan performa luar biasa selama tiga pekan. Kami terus berjuang,” ucap Loew, dilansir skysport.
Loew memuji armadanya lantaran tidak demam panggung. Padahal lawan adalah Chile yang notabene jawara Copa America dua kali berturut-turut. Ini tentunya jadi modal positif sebelum bertandang ke Negeri Beruang Merah.
“Para pemain melakukan pekerjaan hebat. Saya sangat bangga pada mereka. Banyak pemain yang belum pernah tampil di final. Ini akan jadi kenangan indah. Setiap pemain terus berkembang. Kami akan mendapat keuntungan dari ini,” pungkas Loew.
(mir)