Kisah Sedih Liliyana Natsir, Pisah dengan Ibunda hingga Nasi Basah
A
A
A
JAKARTA - Siapa yang tak kenal Liliyana Natsir. Perempuan tomboy asal Manado tersebut sudah banyak menorehkan prestasi lewat cabang olahraga bulu tangkis. Bersama Tontowi Ahmad, Liliyana berhasil menyabet sejumlah gelar bergengsi sebut saja juara All England hingga meraih emas Olimpiade Rio 2016.
Tapi tahukah Anda sebelum Liliyana meraih kesuksesan seperti ini dia pernah merasakan perjuangan yang sulit saat berpisah dengan ibundanya Olly Maramis. Hal itu disampaikannya saat dia menerima bonus setelah berhasil keluar sebagai juara di turnamen Indonesia Open 2017.
Dalam sebuah tayangan video, Liliyana bercerita tentang momen perpisahannya dengan sang mama kala Butet kecil harus tinggal di asrama. "Di hari terakhir sebelum mama pulang, saya masih ingat posisi duduk saya dimana, mama dimana. Waktu itu saya lagi makan, mama bilang makan dulu. Saya makan sambil netesin air mata, waktu itu saya makan nasi sama ayam goreng dan sayur. Nasinya yang awalnya kering kok jadi basah, ternyata kena air mata saya. Memang waktu itu air mata saya netes terus, sedih banget. Saya tahu mama berusaha nahan (tangis), padahal saya tahu dia juga berat berpisah dari anaknya," ujar Butet seperti dikutip dari Badmintonindonesia, Jumat (14/7/2017).
Dilanjutkan Butet, waktu sudah cukup berhasil jadi atlet, sang mama kemudian bercerita tentang momen tersebut. Kala itu memang dirinya berusaha untuk tegar, waktu sampai ke mobil, ia tak bisa menahan tangisnya.
"Di rumah om saya pun mama terus menangis, sampai waktu diajak makan, mama enggak keluar dari kamar. Di bandara waktu mau naik pesawat juga menangis, mungkin orang berpikir ibu ini ditinggal meninggal anaknya, padahal misah doang kan. Saat itu saya pisah dengan mama, ketemunya lagi kan lama, karena harga tiket pesawat tidak seperti sekarang. Itulah perjuangan Liliyana Natsir yang mungkin enggak semua orang tahu, begitu pengorbanan saya dulu yang belum jadi apa-apa," ucap peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 bersama Tontowi ini.
Liliyana pun menuturkan bahwa kehadiran sang mama sangat berarti dalam perjalanan kariernya sebagai salah satu pebulutangkis tersukses di Indonesia. Sang mama, papa (Beno Natsir) dan kakak (dr. Kalista Natsir) merupakan supporter, motivator sekaligus komentator baginya. Tak jarang jika kalah, penampilan Butet dikritik oleh orang-orang terdekatnya tersebut. Apalagi, kata Butet, sang papa adalah orang yang disiplin dan tegas.
"Mama saya adalah orang yang pengertian, beliau tak henti-hentinya mendukung anaknya dalam mengambil keputusan. Selamat ulang tahun buat mama yang ke -60, semoga panjang umur, sehat-sehat, semoga banyak rezeki," ucap Butet sambil mengusap air matanya.
"Crème de la crème, terbaik diantara yang terbaik, I love you mama, top ceerr!" pungkas Butet.
Rasa bangga dan bahagia pun terpancar dari wajah ibunda Butet. Saat menonton video ucapan ulang tahun dari Butet, ia tampak menitikkan air mata haru. "Mama bangga sama anak mama, Butet sudah merantau dari kecil, bertanggungjawab dan sekarang sudah berhasil tetapi tidak foya-foya. Terima kasih untuk Butet," kata Olly.
Tapi tahukah Anda sebelum Liliyana meraih kesuksesan seperti ini dia pernah merasakan perjuangan yang sulit saat berpisah dengan ibundanya Olly Maramis. Hal itu disampaikannya saat dia menerima bonus setelah berhasil keluar sebagai juara di turnamen Indonesia Open 2017.
Dalam sebuah tayangan video, Liliyana bercerita tentang momen perpisahannya dengan sang mama kala Butet kecil harus tinggal di asrama. "Di hari terakhir sebelum mama pulang, saya masih ingat posisi duduk saya dimana, mama dimana. Waktu itu saya lagi makan, mama bilang makan dulu. Saya makan sambil netesin air mata, waktu itu saya makan nasi sama ayam goreng dan sayur. Nasinya yang awalnya kering kok jadi basah, ternyata kena air mata saya. Memang waktu itu air mata saya netes terus, sedih banget. Saya tahu mama berusaha nahan (tangis), padahal saya tahu dia juga berat berpisah dari anaknya," ujar Butet seperti dikutip dari Badmintonindonesia, Jumat (14/7/2017).
Dilanjutkan Butet, waktu sudah cukup berhasil jadi atlet, sang mama kemudian bercerita tentang momen tersebut. Kala itu memang dirinya berusaha untuk tegar, waktu sampai ke mobil, ia tak bisa menahan tangisnya.
"Di rumah om saya pun mama terus menangis, sampai waktu diajak makan, mama enggak keluar dari kamar. Di bandara waktu mau naik pesawat juga menangis, mungkin orang berpikir ibu ini ditinggal meninggal anaknya, padahal misah doang kan. Saat itu saya pisah dengan mama, ketemunya lagi kan lama, karena harga tiket pesawat tidak seperti sekarang. Itulah perjuangan Liliyana Natsir yang mungkin enggak semua orang tahu, begitu pengorbanan saya dulu yang belum jadi apa-apa," ucap peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 bersama Tontowi ini.
Liliyana pun menuturkan bahwa kehadiran sang mama sangat berarti dalam perjalanan kariernya sebagai salah satu pebulutangkis tersukses di Indonesia. Sang mama, papa (Beno Natsir) dan kakak (dr. Kalista Natsir) merupakan supporter, motivator sekaligus komentator baginya. Tak jarang jika kalah, penampilan Butet dikritik oleh orang-orang terdekatnya tersebut. Apalagi, kata Butet, sang papa adalah orang yang disiplin dan tegas.
"Mama saya adalah orang yang pengertian, beliau tak henti-hentinya mendukung anaknya dalam mengambil keputusan. Selamat ulang tahun buat mama yang ke -60, semoga panjang umur, sehat-sehat, semoga banyak rezeki," ucap Butet sambil mengusap air matanya.
"Crème de la crème, terbaik diantara yang terbaik, I love you mama, top ceerr!" pungkas Butet.
Rasa bangga dan bahagia pun terpancar dari wajah ibunda Butet. Saat menonton video ucapan ulang tahun dari Butet, ia tampak menitikkan air mata haru. "Mama bangga sama anak mama, Butet sudah merantau dari kecil, bertanggungjawab dan sekarang sudah berhasil tetapi tidak foya-foya. Terima kasih untuk Butet," kata Olly.
(bbk)