Kisah Keheranan dan Penyesalan Pensiunnya Casey Stoner dari MotoGP

Minggu, 23 Juli 2017 - 07:00 WIB
Kisah Keheranan dan...
Kisah Keheranan dan Penyesalan Pensiunnya Casey Stoner dari MotoGP
A A A
GERNO DI LESMO - Banyak orang di MotoGP merasa bingung dengan keputusan pensiun yang diambil Casey Stoner usai musim 2012. Karena umurnya waktu itu masih di usia emas, 27 tahun.

Ya, salah satu engineer MotoGP paling dihormati, Ramon Forcada, berbicara kepada Motorsport.com saat bekerja dengan Casey Stoner, sosok yang dianggap sebagai pembalap bertalenta.

Stoner debut di kelas bergengsi berstatus pembalap LCR Honda, tim balap yang dimiliki Lucio Cecchinello pada 2006, usai menandatangani kontrak dengan Sito Pons.

Mantan pembalap Australia itu seolah tertutup bayang-bayang rekannya sesama debutan kala itu, Dani Pedrosa, yang bergabung ke pabrikan Repsol Honda dan menjadi tandem mendiang Nicky Hayden.

Namun, hanya butuh dua balapan melihat potensi Stoner. Ia tiga kali tertinggal penerbangan, tapi berhasil tiba di sirkuit untuk sesi latihan pertama.

Setibanya di trek Losail, Stoner mencetak catatan waktu terbaik dan mengulanginya saat kualifikasi. Ia pun merebut pole position.

Seri berikutnya dihelat di Turki, dan di sana ia mencetak podium perdana lewat keberhasilan finis kedua di belakang Marco Melandri. Ketika tampaknya akan menjalani musim yang brilian, Stoner mulai sering terjatuh.

“Ada 23 kecelakaan sepanjang musim itu dan semuanya karena ban depan,” jelas Forcada. “Casey perlu benar-benar merasakan bagian depan motornya. Dia tidak peduli dengan bagian belakangnya.”
Ramon Forcada (kanan) saat bersama Casey Stoner di MotoGP Turki 2006. (Foto-Motorsport)
Stoner menutup debutnya dengan menempati peringkat kedelapan dan mengoleksi 133 poin di klasemen akhir. Ia juga tercatat enam kali gagal finis dan satu kali tidak start balapan.

Ban depan Michelin yang dipakai tidak sesuai dengan gaya balap Stoner. Fakta ini menjadi jelas ketika ia hijrah ke Ducati pada 2007, yang memakai ban Bridgestone.

Yakni kala Stoner sukses juara dunia dengan 10 kemenangan dari 18 seri. Forcada bilang: “Setiap kali kami bertemu, dia berkata, ‘Motor ini tidak fantastis, tapi ban depan memungkinkan untuk melakukan apapun yang saya inginkan. Itulah satu-satunya rahasia’.

Engineer asal Spanyol, yang kini bekerja dengan Maverick Vinales, merupakan crew chief Carlos Checa pada 2007 di tim LCR. Forcada juga adalah kunci di balik kesuksesan tiga gelar juara dunia MotoGP Jorge Lorenzo bersama tim Yamaha Factory Racing pada 2010, 2012 dan 2015.

Ditanya perihal karakteristik Stoner, Forcada menjawab: “Dia buas di atas motor. “Dia tahu mengapa dia cepat, saya rasa, tapi bukan itu masalahnya. Anda harus memberinya motor seperti yang dia inginkan, dan kemudian dia bisa melakukan sesuatu yang hebat.”

Forcada lalu melanjutkan: “Dia bisa sampai di trek tanpa tahu apa-apa, dan berhasil mencetak rekor pada lap ketiganya. Secara fisik, dia tidak sempurna dan tidak peduli dirinya sendiri. Ada masa di mana dia mengendarai motor sambil makan sebatang cokelat.”

“Inilah bagaimana dia mendapatkan pole pertamanya: dia ketinggalan pesawat dan tiba ketika sesi latihan akan dimulai – dan dia hanya makan cokelat yang diberikan seseorang di dalam mobil!” kata Forcada heran.

“Saya tidak pernah mengenal seseorang dengan bakat bawaan seperti dia. Dia bisa memenangi banyak gelar juara sesuai keinginannya,” kata Forcada menutup pembicaraan seraya menyayangkan mengapa Casey Stoner pensiun dari balap MotoGP pada usia 27 tahun.
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1526 seconds (0.1#10.140)