Tim Peserta Sorot Fenomena Minimnya Pembalap Asia di F1

Rabu, 02 Agustus 2017 - 16:37 WIB
Tim Peserta Sorot Fenomena...
Tim Peserta Sorot Fenomena Minimnya Pembalap Asia di F1
A A A
BUDAPEST - Tidak hanya dilihat dari MotoGP. Kejuaraan Dunia Formula Satu (F1) ternyata juga menganggap Asia sebagai kawasan seksi dari segi pemasaran.

Ya, direktur eksekutif tim McLaren, Zak Brown menjelaskan kepada Autosport dan Motorsport. Ia menilai Asia sebagai pasar yang besar dan penting bagi Formula 1, dan berharap ada pembalap yang bisa menjadi wakil dari kawasan tersebut.

Sejak penampilan terakhir pembalap Indonesia Rio Haryanto bersama Manor Racing pada balapan F1 GP Jerman 2016, belum ada lagi pembalap Asia yang bisa menembus kasta tertinggi olahraga balap Formula 1.
Pembalap Indonesia Rio Haryanto (Manor Racing) di akhir pekan lomba F1 GP Australia 2016 Sirkuit Albert Park Melbourne. (Foto-Motorsport)
Perlu diketahui, Asia merupakan rumah dari 4,5 miliar penduduk, lebih dari setengah total populasi dunia. Tapi, selama 10 tahun terakhir, jumlah pembalap F1 yang berasal dari kawasan tersebut masih bisa terhitung dengan tangan.

Jika kita tidak menghitung pembalap-pembalap F1 dari Jepang, maka angka tersebut menurun drastis menjadi tiga saja: Karun Chandhok dan Narain Karthikeyan dari India, dan Rio dari Indonesia.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia, China malah justru belum pernah mengirimkan wakil mereka ke balapan F1. Sejak 2013, Ma Qinghua masih menjadi satu-satunya pembalap China yang bisa turun di sesi latihan resmi pekan Grand Prix F1.

Padahal China dan secara umum Asia, digadang-gadang menjadi salah satu kawasan terpenting bagi F1. Lalu apa kata petinggi F1 terbaru usai diakuisisi oleh Liberty Media melihat fenomena tersebut?

Direktur komersial F1, Sean Bratches, baru-baru ini menggandeng perusahaan pemasaran Lagardere Sport and Entertainment untuk membuka potensi ekspansi F1 GP China. "Saya pikir setiap kawasan juga akan terbantu jika ada pembalap yang berasal dari sana. Tentunya mereka harus memiliki kemampuan yang bagus,” beber Sean Bratches.

"Pembalap-pembalap dari negara seperti Italia, Jerman, atau Spanyol, mereka bisa menggerakkan tingkat kepopuleran (F1) di negara mereka masing-masing. Jadi itu akan sangat membantu," imbuhnya.
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1682 seconds (0.1#10.140)