Terkait Transfer Gila-gilaan, FIFPro Desak Komisi Eropa Selidiki Aliran Dana
A
A
A
BARCELONA - Federasi Internasional Asosiasi Pesepak Bola Profesional (FIFPro) menyerukan untuk dilakukan penyelidikan atas meningkatnya biaya transfer pemain di sepak bola Eropa. Hal ini terkait bahwa inflasi dan pasar yang terdistorsi akan berkontribusi pada penghancuran keseimbangan dalam persaingan.
FIFPro melalui Sekretaris Jenderal Theo van Seggelen telah mendesak Komisi Eropa untuk melakukan tinjauan mendesak terhadap peraturan transfer yang telah ada sejak tahun 2001.
"FIFPro memanggil Komisi Eropa Untuk menyelidiki aliran uang melalui biaya transfer di wilayah Uni Eropa untuk memahami dampaknya terhadap keseimbangan persaingan di wilayah ini," demikian pernyataan FIFPro, Jumat (4/8/2017).
"Transfer rekor dunia Neymar adalah contoh terbaru tentang bagaimana sepak bola lebih menjadi domain terbatas pada kelompok klub kaya, dan kebanyakan berbasis di Eropa."
PSG bersedia mengeluarkan 222 juta euro atau Rp3,4 triliun untuk memboyong neymar. Jumlah tersebut memecahkan rekor transfer dunia. Neymar bakal diberikan kontrak berdurasi lima tahun. Nantinya dia akan mendapat bayaran 30 juta euro per tahun atau setara Rp473 miliar. (Baca Juga: Langgar Janji, Barcelona Ogah Bayar Bonus Neymar).
"Mengingat bahwa banyak aktivitas keuangan sepak bola terjadi di Eropa, di mana biaya transfer yang signifikan merupakan pertukaran antar klub, FIFPro meminta Komisi Eropa untuk melakukan investigasi menyeluruh mengenai peraturan transfer yang disetujui pada tahun 2001, dan saat ini butuh peninjauan yang mendesak."
Van Seggelen menyuarakan keprihatinan bahwa kekayaan besar sepak bola terperangkap hanya di beberapa liga dan klub, saat hal itu bisa didistribusikan secara lebih efisien dan adil untuk membantu melindungi persaingan yang seimbang.
Sebelumnya, Presiden La Liga Javier Tebas menuduh PSG melakukan doping keuangan. Dia juga menegaskan La Liga tidak akan bersedia menerima klausul pembayaran PSG atas Neymar. (Baca Juga: La Liga Tolak Aktivasi Klausul Pembayaran Neymar).
FIFPro melalui Sekretaris Jenderal Theo van Seggelen telah mendesak Komisi Eropa untuk melakukan tinjauan mendesak terhadap peraturan transfer yang telah ada sejak tahun 2001.
"FIFPro memanggil Komisi Eropa Untuk menyelidiki aliran uang melalui biaya transfer di wilayah Uni Eropa untuk memahami dampaknya terhadap keseimbangan persaingan di wilayah ini," demikian pernyataan FIFPro, Jumat (4/8/2017).
"Transfer rekor dunia Neymar adalah contoh terbaru tentang bagaimana sepak bola lebih menjadi domain terbatas pada kelompok klub kaya, dan kebanyakan berbasis di Eropa."
PSG bersedia mengeluarkan 222 juta euro atau Rp3,4 triliun untuk memboyong neymar. Jumlah tersebut memecahkan rekor transfer dunia. Neymar bakal diberikan kontrak berdurasi lima tahun. Nantinya dia akan mendapat bayaran 30 juta euro per tahun atau setara Rp473 miliar. (Baca Juga: Langgar Janji, Barcelona Ogah Bayar Bonus Neymar).
"Mengingat bahwa banyak aktivitas keuangan sepak bola terjadi di Eropa, di mana biaya transfer yang signifikan merupakan pertukaran antar klub, FIFPro meminta Komisi Eropa untuk melakukan investigasi menyeluruh mengenai peraturan transfer yang disetujui pada tahun 2001, dan saat ini butuh peninjauan yang mendesak."
Van Seggelen menyuarakan keprihatinan bahwa kekayaan besar sepak bola terperangkap hanya di beberapa liga dan klub, saat hal itu bisa didistribusikan secara lebih efisien dan adil untuk membantu melindungi persaingan yang seimbang.
Sebelumnya, Presiden La Liga Javier Tebas menuduh PSG melakukan doping keuangan. Dia juga menegaskan La Liga tidak akan bersedia menerima klausul pembayaran PSG atas Neymar. (Baca Juga: La Liga Tolak Aktivasi Klausul Pembayaran Neymar).
(sha)