Jadi Pemain Bulls, Michael Jordan Dilarang Naik Motor
A
A
A
ADA satu hal yang hilang saat Michael Jordan menandatangani kontrak dengan Chicago Bulls untuk pertama kalinya. "Saya tidak boleh naik motor lagi setelah itu," kenang Michael Jordan seperti dikutip Highsnobiety.com.
Chicago Bulls melarang Michael Jordan mengendarai motor bukan tanpa sebab. Mereka berupaya melindungi aset penting mereka dari kecelakaan konyol yang disebabkan oleh naik motor. Mereka akan marah besar jika Michael Jordan justru jatuh dan membuatnya cedera parah. "Sejak kontrak saya selesai dengan Chicago Bulls baru saya bisa naik motor lagi," ucap Michael Jordan.
Ada yang unik saat Michael Jordan bisa mengendarai motor lagi. Waktu itu saking senangnya bisa naik motor dia mengajak teman-temannya untuk touring. Karena baru saja kembali naik motor, teman-temannya terperangah dengan kostum yang dia kenakan saat mengendarai motor.
"Saat dia pertama kali naik motor saya langsung tertawa. Dia (Michael Jordan) mengenakan kaos Jordan, celana jogging dan sneakers Air Jordan. Sarung tangan yang dia pilih malah sarung tangan buat angkat berat. Seperti orang main basket tengah mengendarai motor besar," ujar Montez Stewart, pembalap pertama di Michael Jordan Motorsport.
Bagi Michael Jordan naik motor adalah hal yang istimewa. Sejak kecil dia sudah terpesona dengan motor. Dia malah mengaku sudah mengendarai dirtbike di umur 7 tahun. Dia juga begitu senang menonton balapan.
Awalnya balapan yang dia tonton adalah balap mobil Amerika, NASCAR. Hanya saja semuanya langsung berubah ketika dia menonton balapan motor. Seperti Brad Pitt yang sangat menyukai MotoGP, Michael Jordan juga begitu takjub melihat aksi para pebalap motor. Dia malah tidak pernah lepas menonton ajang MotoGP termasuk mendukung langsung pebalap Amerika di ajang MotoGP, almarhum Nicky Hayden.
"Balapan motor itu benar-benar luar biasa. Butuh skill yang sangat tinggi untuk mengendarai motor balap. Memindah-mindahkan gigi dengan cepat dan melahap tikungan dengan kecepatan tinggi benar-benar menakjubkan. Semuanya tentang insting dan reaksi," jelasnya.
Pesona inilah yang membuat Michael Jordan begitu semangat untuk membangun sebuah tim balap bernama Michael Jordan Motorsport pada 2003. Waktu itu dia bersama James Casmay mencari pembalap-pembalap muda agar bisa bersaing di level dunia. Dari situlah mereka menemukan Montez Stewart.
Saat membangun Michael Jordan Motorsport, pebasket legendaris ini sama sekali tidak menemukan kesulitan dana. Dia malah berkomitmen menggelontorkan uang sebesar USD6 juta atau sekitar Rp54 millliar (kurs dollar tahun 2004 = Rp9.113) setiap tahunnya. Masing-masing USD1 juta untuk komitmen financial dan USD5 juta untuk biaya operasional.
Berkat nama besar Michael Jordan banyak sponsor yang langsung memberikan dukungan. Ibarat kata Michael Jordan Motorsport adalah tim balap yang sangat dimanja. Gatorade,Nike, National Guard dan Hanes memberikan dukungan financial yang besar buat tim balap tersebut.
"Bahkan Yamaha langsung mengirimkan motor mereka Yamaha YZF-R1 dari Jepang dengan harga yang sangat murah saking senangnya Michael Jordan memilih motor Yamaha," terang Montez Stewart.
juga Michael Jordan Motorsport langsung berkompetisi di ajang balapan resmi superbike yang digelar oleh American Motorcyclist Association (AMA) pada 2004. Saat itu Montez Stewart tidak mampu menembus jajaran 5 besar. Chicago Tribune malah mengkritik performa Montez Stewart yang justru dianggap lebih mirip pemain basket ketimbang pembalap motor.
Tapi bukan Michael Jordan namanya jika langsung menyerah karena menemui kegagalan. Dia tetap berusaha melanjutkan kiprah Michael Jordan Motorsport bahkan di level tertinggi balapan motor produksi, Superbike (SBK).
Dia tetap menambah pebalap-pebalap potensial agar bisa kompetitif di ajang balap tersebut. Sayangnya aturan SBK waktu itu melarang tim-tim balap non pabrikan menggunakan sparepart yang dimiliki oleh tim-tim pabrikan. Alhasil seberapa seriusnya Michael Jordan menyiapkan motor yang mereka miliki tetap saja tidak mampu menyaingi motor-motor milik pabrikan.
"Saya waktu itu merasa putus asa karena seperti tidak adil. Tim pabrikan selalu menang setiap seri. Sedangkan kami tidak memiliki sparepart yang sama seperti mereka. Kita juga tidak memiliki teknologi yang mereka miliki. Sama sekali tidak ada peluang untuk menang," keluh Michael Jordan.
Angin mulai berubah saat SBK mulai menerapkan aturan baru. Setiap tim kini bisa menggunakan sparepart dan teknologi yang sama dengan tim pabrikan. Michael Jordan Motorsport pun langsung memanfaatkanya dengan mencoba mengganti motor dari Yamaha YZF-R1 menjadi Suzuki GSX-R1000. Wajar karena saat itu Suzuki Yoshimura selalu memenangi setiap ajang SBK dari musim 2000-2010.
Di musim inilah beberapa pembalap Michael Jordan Motorsport mulai mencuri barisan depan. Dari yang Cuma sekali bisa masuk finis 3 besar, pembalap Michael Jordan Motorsport bisa sembilan kali naik podium dalam satu musim.
Pncaknya terjadi pada 2010 ketika ketika pembalap Jake Zemke membawa Michael Jordan Motorsport menjadi juara. Saat itu Michael Jordan begitu senang melihat tim buatannya bisa memenangi SBK. Dari wajahnya dia terlihat ingin berada di track untuk sama-sama merayakan keberhasilan tersebut. Namun dia lebih memilih berada di press box.
Uniknya keberhasilan tersebut justru jadi titik tertinggi yang pernah diraih oleh Michael Jordan Motorsport. Pada 2014 Michael Jordan justru menutup resmi tim tersebut. Seluruh properti Michael Jordan Motorsport justru kini ditempatkan di Nike Air Jordan Museum.
Michael Jordan sepertinya menganggap ambisinya di dunia balap memang sudah selesai. Karena dia sudah membuktikan dia bisa. "Pada akhirnya saya orang yang kompetitif. Saya akan terus berjuang hingga saya bisa ke depan," pungkas Michael Jordan. (Wahyu Sibarani)
Chicago Bulls melarang Michael Jordan mengendarai motor bukan tanpa sebab. Mereka berupaya melindungi aset penting mereka dari kecelakaan konyol yang disebabkan oleh naik motor. Mereka akan marah besar jika Michael Jordan justru jatuh dan membuatnya cedera parah. "Sejak kontrak saya selesai dengan Chicago Bulls baru saya bisa naik motor lagi," ucap Michael Jordan.
Ada yang unik saat Michael Jordan bisa mengendarai motor lagi. Waktu itu saking senangnya bisa naik motor dia mengajak teman-temannya untuk touring. Karena baru saja kembali naik motor, teman-temannya terperangah dengan kostum yang dia kenakan saat mengendarai motor.
"Saat dia pertama kali naik motor saya langsung tertawa. Dia (Michael Jordan) mengenakan kaos Jordan, celana jogging dan sneakers Air Jordan. Sarung tangan yang dia pilih malah sarung tangan buat angkat berat. Seperti orang main basket tengah mengendarai motor besar," ujar Montez Stewart, pembalap pertama di Michael Jordan Motorsport.
Bagi Michael Jordan naik motor adalah hal yang istimewa. Sejak kecil dia sudah terpesona dengan motor. Dia malah mengaku sudah mengendarai dirtbike di umur 7 tahun. Dia juga begitu senang menonton balapan.
Awalnya balapan yang dia tonton adalah balap mobil Amerika, NASCAR. Hanya saja semuanya langsung berubah ketika dia menonton balapan motor. Seperti Brad Pitt yang sangat menyukai MotoGP, Michael Jordan juga begitu takjub melihat aksi para pebalap motor. Dia malah tidak pernah lepas menonton ajang MotoGP termasuk mendukung langsung pebalap Amerika di ajang MotoGP, almarhum Nicky Hayden.
"Balapan motor itu benar-benar luar biasa. Butuh skill yang sangat tinggi untuk mengendarai motor balap. Memindah-mindahkan gigi dengan cepat dan melahap tikungan dengan kecepatan tinggi benar-benar menakjubkan. Semuanya tentang insting dan reaksi," jelasnya.
Pesona inilah yang membuat Michael Jordan begitu semangat untuk membangun sebuah tim balap bernama Michael Jordan Motorsport pada 2003. Waktu itu dia bersama James Casmay mencari pembalap-pembalap muda agar bisa bersaing di level dunia. Dari situlah mereka menemukan Montez Stewart.
Saat membangun Michael Jordan Motorsport, pebasket legendaris ini sama sekali tidak menemukan kesulitan dana. Dia malah berkomitmen menggelontorkan uang sebesar USD6 juta atau sekitar Rp54 millliar (kurs dollar tahun 2004 = Rp9.113) setiap tahunnya. Masing-masing USD1 juta untuk komitmen financial dan USD5 juta untuk biaya operasional.
Berkat nama besar Michael Jordan banyak sponsor yang langsung memberikan dukungan. Ibarat kata Michael Jordan Motorsport adalah tim balap yang sangat dimanja. Gatorade,Nike, National Guard dan Hanes memberikan dukungan financial yang besar buat tim balap tersebut.
"Bahkan Yamaha langsung mengirimkan motor mereka Yamaha YZF-R1 dari Jepang dengan harga yang sangat murah saking senangnya Michael Jordan memilih motor Yamaha," terang Montez Stewart.
juga Michael Jordan Motorsport langsung berkompetisi di ajang balapan resmi superbike yang digelar oleh American Motorcyclist Association (AMA) pada 2004. Saat itu Montez Stewart tidak mampu menembus jajaran 5 besar. Chicago Tribune malah mengkritik performa Montez Stewart yang justru dianggap lebih mirip pemain basket ketimbang pembalap motor.
Tapi bukan Michael Jordan namanya jika langsung menyerah karena menemui kegagalan. Dia tetap berusaha melanjutkan kiprah Michael Jordan Motorsport bahkan di level tertinggi balapan motor produksi, Superbike (SBK).
Dia tetap menambah pebalap-pebalap potensial agar bisa kompetitif di ajang balap tersebut. Sayangnya aturan SBK waktu itu melarang tim-tim balap non pabrikan menggunakan sparepart yang dimiliki oleh tim-tim pabrikan. Alhasil seberapa seriusnya Michael Jordan menyiapkan motor yang mereka miliki tetap saja tidak mampu menyaingi motor-motor milik pabrikan.
"Saya waktu itu merasa putus asa karena seperti tidak adil. Tim pabrikan selalu menang setiap seri. Sedangkan kami tidak memiliki sparepart yang sama seperti mereka. Kita juga tidak memiliki teknologi yang mereka miliki. Sama sekali tidak ada peluang untuk menang," keluh Michael Jordan.
Angin mulai berubah saat SBK mulai menerapkan aturan baru. Setiap tim kini bisa menggunakan sparepart dan teknologi yang sama dengan tim pabrikan. Michael Jordan Motorsport pun langsung memanfaatkanya dengan mencoba mengganti motor dari Yamaha YZF-R1 menjadi Suzuki GSX-R1000. Wajar karena saat itu Suzuki Yoshimura selalu memenangi setiap ajang SBK dari musim 2000-2010.
Di musim inilah beberapa pembalap Michael Jordan Motorsport mulai mencuri barisan depan. Dari yang Cuma sekali bisa masuk finis 3 besar, pembalap Michael Jordan Motorsport bisa sembilan kali naik podium dalam satu musim.
Pncaknya terjadi pada 2010 ketika ketika pembalap Jake Zemke membawa Michael Jordan Motorsport menjadi juara. Saat itu Michael Jordan begitu senang melihat tim buatannya bisa memenangi SBK. Dari wajahnya dia terlihat ingin berada di track untuk sama-sama merayakan keberhasilan tersebut. Namun dia lebih memilih berada di press box.
Uniknya keberhasilan tersebut justru jadi titik tertinggi yang pernah diraih oleh Michael Jordan Motorsport. Pada 2014 Michael Jordan justru menutup resmi tim tersebut. Seluruh properti Michael Jordan Motorsport justru kini ditempatkan di Nike Air Jordan Museum.
Michael Jordan sepertinya menganggap ambisinya di dunia balap memang sudah selesai. Karena dia sudah membuktikan dia bisa. "Pada akhirnya saya orang yang kompetitif. Saya akan terus berjuang hingga saya bisa ke depan," pungkas Michael Jordan. (Wahyu Sibarani)
(bbk)