Tanpa Diduga, Nadal Berhasil Capai Level yang Luar Biasa
A
A
A
NEW YORK - Musim kompetisi tahun ini bagaikan dongeng buat petenis Spanyol, Rafael Nadal. Petenis 31 tahun itu berhasil mengklaim gelar Prancis Terbuka ke-10, lalu kembali ke nomor satu dunia, dan terbaru, dia berhasil menjuarai trofi grand slam ke-16 di AS Terbuka.
Di mata pelatih Rafael Nadal, Toni Nadal, ini merupakan prestasi yang sangat luar biasa. "Saat berusia 12, 13 atau 14, Anda tidak pernah berpikir dia akan mencapai level ini," ungkap Toni Nadal sebagaimana mengutip dari ATP World Tour.
"Saya sangat senang melihat keponakan saya membawa begitu banyak trofi, karena mengetahui bahwa dia telah mencapai satu sejarah lagi. Dia sudah memenangkan turnamen lapangan keras untuk kal pertama sejak 2014," kata Toni.
"Kami sangat senang karena dia telah memenangkan grand slam lain, yang ke-16, dan berada dalam posisi untuk memperjuangkan nomor satu," sambungnya.
Sejak kemenangan di lapangan keras Qatar Terbuka 2014 di Doha, Nadal, yang sebelumnya berhasil menjuarai AS Terbuka 2010 dan 2013, tidak pernah lagi berkibar di lapangan keras. Sejak saat itu, dia sudah memperebutkan 34 turnamen lapangan keras tanpa keberhasilan.
(Baca: Menang Pengalaman, Rafael Nadal Juarai AS Terbuka )
Bahkan, selama tahun ini, Rafael Nadal tidak berkutik di final Australia Terbuka, Acapulco dan Miami. Dan kemenangan di AS Terbuka 2017 memberinya keunggulan yang kuat atas Roger Federer di klasemen petenis ATP. Hingga saat ini, Nadal memimpin dengan 9.465 poin atau unggul 1.960 poin dari Federer.
"Dia memimpin hampir 2.000 poin. Kami akan melihat apa yang terjadi di akhir tahun, meskipun, dengan turnamen yang biasanya menguntungkan Federer," ucap Toni.
"Di turnamen keras dalam ruangan, seperti Basel, Paris atau Final Tur ATP, Federer memiliki keunggulan. Tapi saya pikir tingkat Rafael cukup tinggi untuk dilakukan dengan baik dalam events tersebut," terang Toni Nadal.
Di mata pelatih Rafael Nadal, Toni Nadal, ini merupakan prestasi yang sangat luar biasa. "Saat berusia 12, 13 atau 14, Anda tidak pernah berpikir dia akan mencapai level ini," ungkap Toni Nadal sebagaimana mengutip dari ATP World Tour.
"Saya sangat senang melihat keponakan saya membawa begitu banyak trofi, karena mengetahui bahwa dia telah mencapai satu sejarah lagi. Dia sudah memenangkan turnamen lapangan keras untuk kal pertama sejak 2014," kata Toni.
"Kami sangat senang karena dia telah memenangkan grand slam lain, yang ke-16, dan berada dalam posisi untuk memperjuangkan nomor satu," sambungnya.
Sejak kemenangan di lapangan keras Qatar Terbuka 2014 di Doha, Nadal, yang sebelumnya berhasil menjuarai AS Terbuka 2010 dan 2013, tidak pernah lagi berkibar di lapangan keras. Sejak saat itu, dia sudah memperebutkan 34 turnamen lapangan keras tanpa keberhasilan.
(Baca: Menang Pengalaman, Rafael Nadal Juarai AS Terbuka )
Bahkan, selama tahun ini, Rafael Nadal tidak berkutik di final Australia Terbuka, Acapulco dan Miami. Dan kemenangan di AS Terbuka 2017 memberinya keunggulan yang kuat atas Roger Federer di klasemen petenis ATP. Hingga saat ini, Nadal memimpin dengan 9.465 poin atau unggul 1.960 poin dari Federer.
"Dia memimpin hampir 2.000 poin. Kami akan melihat apa yang terjadi di akhir tahun, meskipun, dengan turnamen yang biasanya menguntungkan Federer," ucap Toni.
"Di turnamen keras dalam ruangan, seperti Basel, Paris atau Final Tur ATP, Federer memiliki keunggulan. Tapi saya pikir tingkat Rafael cukup tinggi untuk dilakukan dengan baik dalam events tersebut," terang Toni Nadal.
(nug)