Martina Hingis Tunggu Kebangkitan Petenis Muda
A
A
A
NEW YORK - Seorang petenis tunggal putri yang masih berusia 20 tahun dua dekade yang lalu berjuang untuk mencapai puncak olahraga tenis, namun saat ini semuanya itu telah berubah. Ya, dia adalah petenis veteran dari Swiss, Martina Hingis.
Petenis yang masih mencatatkan diri sebagai juara grand slam termuda dalam sejarah di era Terbuka itu sangat mengagumi permainan tenis wanita sejak dia naik menjadi bintang di masa remaja.
Pada 1997, Hingis mencatatkan namanya dengan tinta emas. Petenis kelahiran 30 September 1980 itu berhasil memenangkan tiga dari empat turnamen grand slam. Kala itu, trofi Australia Terbuka, Wimbledon, dan AS Terbuka berhasil diangkatnya, sementara di Prancis Terbuka dia menjadi runner-up.
"Saya adalah yang termuda dalam sebagian besar hal yang saya lakukan," tandas Hingis kepada CNN.
"Sekarang, saya menengok ke belakang dan melihat pemain junior (hari ini) dan pemain muda yang selanjutnya... Anda berkata, 'Oh, Jelena Ostapenko, saat dia memenangkan Prancis Terbuka dia baru berusia 20 tahun!" ungkapnya.
"Dan saya sepertinya menunggu... Saat itu ketika berusia 20 tahun, jika Anda belum pernah menang grand slam maka Anda hampir terlalu tua," imbuh petenis yang saat ini bermain di sektor ganda.
Hingis sendiri saat ini tengah menikmati kebangkitan dalam kariernya setelah kembali lagi ke lapangan, menyusul keputusan pensiun sebanyak dua kali. Mantan petenis nomor satu dunia itu hingga saat ini mengoleksi total 25 gelar grand slam, yang lima di antaranya direbutnya sebagai pemain tunggal.
Petenis yang masih mencatatkan diri sebagai juara grand slam termuda dalam sejarah di era Terbuka itu sangat mengagumi permainan tenis wanita sejak dia naik menjadi bintang di masa remaja.
Pada 1997, Hingis mencatatkan namanya dengan tinta emas. Petenis kelahiran 30 September 1980 itu berhasil memenangkan tiga dari empat turnamen grand slam. Kala itu, trofi Australia Terbuka, Wimbledon, dan AS Terbuka berhasil diangkatnya, sementara di Prancis Terbuka dia menjadi runner-up.
"Saya adalah yang termuda dalam sebagian besar hal yang saya lakukan," tandas Hingis kepada CNN.
"Sekarang, saya menengok ke belakang dan melihat pemain junior (hari ini) dan pemain muda yang selanjutnya... Anda berkata, 'Oh, Jelena Ostapenko, saat dia memenangkan Prancis Terbuka dia baru berusia 20 tahun!" ungkapnya.
"Dan saya sepertinya menunggu... Saat itu ketika berusia 20 tahun, jika Anda belum pernah menang grand slam maka Anda hampir terlalu tua," imbuh petenis yang saat ini bermain di sektor ganda.
Hingis sendiri saat ini tengah menikmati kebangkitan dalam kariernya setelah kembali lagi ke lapangan, menyusul keputusan pensiun sebanyak dua kali. Mantan petenis nomor satu dunia itu hingga saat ini mengoleksi total 25 gelar grand slam, yang lima di antaranya direbutnya sebagai pemain tunggal.
(nug)