Baju Balap Pertama Marc Marquez Dijahit dari Bahan-Bahan Sisa

Kamis, 19 Oktober 2017 - 16:06 WIB
Baju Balap Pertama Marc...
Baju Balap Pertama Marc Marquez Dijahit dari Bahan-Bahan Sisa
A A A
JUARA dunia lima kali, Marc Marquez, akan menjadi sosok yang melegenda di ajang balap motor dunia. Bagaimanakah perjalanan Baby Alien ini sehingga jadi begitu fenomenal?

Freddie Spencer, pembalap Amerika Serikat, juara dunia dua kali GP500 tahun 1983 dan 1985, tidak bisa menahan rasa harunya saat melihat pembalap MotoGP asal Spanyol, Marc Marquez, melintasi garis finis di Sirkuit Austin, Texas, Amerika Serikat, pada 18 Juni 2013. Kala itu jauh-jauh hari Freddie Spencer memang berniat melihat langsung aksi Marc Marquez. Pembalap Amerika Serikat itu langsung berangkat ke Austin, Texas, dari rumahnya di Louisiana, Amerika Serikat.

Berita yang beredar, banyak orang memprediksi Marc Marquez akan mematahkan rekor yang dia pegang sebelumnya sebagai pembalap termuda yang memenangi seri balap motor profesional. Hasilnya, semua orang sudah tahu. Di Austin, Texas, Amerika Serikat, tinta emas karier Marc Marquez dimulai.

Dia berhasil mematahkan rekor Freddie Spencer sebagai pembalap termuda yang memenangi seri balap motor profesional. Saat rekor itu dibuat, usianya masih 20 tahun 63 hari. Seakan tidak cukup, pada musim yang sama, Marc Marquez langsung menobatkan dirinya sebagai yang terbaik di ajang MotoGP saat itu.

"Jika kamu menginginkan seseorang bisa mematahkan rekor yang kamu miliki, kamu akan berharap orang itu adalah orang yang mampu meningkatkan level olahraga ini. Kita bisa lihat, sekarang semua orang harus bekerja keras untuk mengalahkannya," ucap Freddie Spencer mengenang momen-momen spesial tersebut.

Bersinar pada musim perdana seolah tidak cukup buat Marc Marquez. Sepak terjang Marc Marquez terus berlanjut pada 2014. Dia kembali menobatkan diri sebagai raja balap MotoGP. Tidak ada yang bisa menahan laju pembalap motor yang lahir pada 17 Februari 1993 tersebut dan tidak ada yang menyangka dia mampu mengendalikan kerasnya persaingan MotoGP pada awal kariernya sebagai rookie.

"Dia sosok yang mampu membalikkan persepsi," ujar Julia Marquez, ayah Marc Marquez.

Julia ingat saat Marc Marquez memulai karier balap di ajang 125 cc World Championship pada 2008. Waktu itu badan Marc Marquez terlalu kecil untuk orang yang berusia 15 tahun. Tidak hanya motornya yang kebesaran, lawan-lawannya juga memiliki postur tinggi menjulang. Namun, kekurangan tersebut tidak membuat Marquez kehilangan kepercayaan diri. Dia mencoba mengatasi kelemahan tersebut dengan beradaptasi pada teknik balap motor.

Badannya yang mungil membuat dia bisa memiringkan badan semiring mungkin. Di usianya yang masih 15 tahun, dia sudah sangat berani menyentuhkan siku tangan dan lutut kakinya ke aspal. Belum lagi, hard breaking yang sangat kuat membuat ban belakang cenderung membuang ke luar lintasan.

Yang menakjubkan, dengan badan mungil tersebut, Marc Marquez bisa mengendalikan motor balap yang bebannya sangat berat. Dari situlah, menurut Julia Marquez, logo semut kecil disematkan buat Marc Marquez. "Semut bisa mengangkat beban yang lebih berat dari badannya sendiri. Marc sangat menyukai filosofi itu," tutur Julia.

Dia melanjutkan, Marc Marquez baru membentuk badannya lebih serius ketika mendengar rumor akan dikontrak Repsol Honda ke ajang MotoGP pada 2011. Saat isu tersebut mengemuka, Marquez langsung fokus pada latihan. "Di usia 18 tahun, badannya sudah seperti badan pria dewasa. Suatu hal yang menakjubkan karena saya masih menganggapnya sebagai anak kecil," ucap Julia.

Anak kecil itu memiliki julukan Baby Alien. Disebut demikian karena di usia yang sangat muda, Marc Marquez terus mencetak prestasi istimewa. Dia sudah menjadi juara dunia lima kali di tiga kelas yang berbeda. Terakhir, meski gagal menang di MotoGP Jepang akhir pekan lalu, Marc Marquez sukses menggores sejarah baru Grand Prix. Finis kedua di Sirkuit Twin Ring Motegi membuatnya tercatat sebagai rider termuda yang mampu mengoleksi 100 podium di ketiga kelas balap yang ada.

"Dia seperti berusaha keras melakukan yang terbaik buat keluarga," ujar ibu Marc Marquez, Roser Alenta.

Meski telah lama berlalu, Roser Alenta masih mengingat dengan baik kenangan dia dan Julia mendukung Marc dan Alex berkiprah di dunia balap motor. Dia masih ingat saat Marc kecil membutuhkan baju balap baru karena tubuhnya mulai tinggi. Pekerjaan Julia sebagai tukang operator konstruksi bangunan sebenarnya tidak cukup membiayai kebutuhan Marc dan Alex berlatih balap motor. Begitu juga dengan Julia yang kesehariannya saat itu bekerja sebagai sekretaris.

Karena tidak punya cukup uang, Julia akhirnya mencari bahan-bahan sisa untuk dijahit ke baju balap Marc. Baju balap itu dipakai bergantian dengan sang adik, Alex. Julia dan Roser berusaha menekan pengeluaran sehari-hari mereka untuk mendukung Marc dan Alex berlatih motor.

"Kami bahkan kerap tidak makan malam agar anak-anak kami bisa memiliki sepatu buat balapan. Saat ini banyak orang melihat Marc dan Alex di posisi yang lebih baik. Tetapi, kami melihat sendiri pengorbanan apa yang telah mereka lakukan," tutur Roser.

Situasi semakin buruk buat keluarga Marc ketika resesi ekonomi global terjadi pada 1998. Julia dan Roser kehilangan pekerjaan. Namun, hal tersebut tidak menjadi masalah buat mereka. Julia dan Roser diam-diam telah menyisihkan penghasilan mereka buat pengembangan karier Marc dan Alex.

Kesederhanaan inilah yang membuat keluarga Marc dan Alex tidak besar kepala. Meski saat ini keduanya berada di level tertinggi balap motor, Marc dan Alex tetap menjadi sosok yang sederhana. Setiap kali keliling dunia untuk balapan, Marc dan Alex tidak pernah mengubah rombongan yang mendampingi mereka.

"Selalu sama dan tidak pernah berubah. Mereka adalah keluarga saya," tandas Marc Marquez. Bahkan, saat Marc memutuskan pindah dari Spanyol ke Andorra dan membangun rumah, Marc tetap membawa keluarganya bersama. Hal ini sekaligus menjawab spekulasi bahwa kepindahannya ke Andorra hanya untuk menghindari jeratan pajak.

"Saya hanya ingin berlatih lebih baik lagi di Andorra karena cuacanya lebih mendukung. Saya tidak meninggalkan semuanya di Spanyol. Saya membawa seluruh keluarga saya dan tetap membayar pajak ke Spanyol," ujar Marquez.

Sikap Marc yang sangat matang inilah yang membuat Livio Suppo, Team Director Repsol Honda, yakin Marc akan menjadi calon legenda MotoGP. "Saya yakin dia akan melewati rekor yang dibuat Valentino Rossi," ujar Livio Suppo.

Saat ini Valentino Rossi dikenal sebagai pemegang rekor juara dunia sembilan kali. Butuh waktu buat Marc untuk melewati rekor tersebut. Namun, sejarah akan lebih mudah jika dia bisa berhasil meraih juara dunia untuk keenam kalinya tahun ini. Apalagi, Marc belum berencana mengerem kariernya di dunia balap motor. "Jika kamu mengambil motor dari saya, itu mengambil setengah nyawa saya," pungkas Marc.
(amm)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1290 seconds (0.1#10.140)