Puig Dedikasikan Luksemburg Terbuka untuk Korban Badai Maria
A
A
A
KOCKELSCHEUER - Runner-up Luksemburg Terbuka 2017, Monica Puig mendedikasikan prestasinya di Kockelscheuer tersebut buat masyarakat di negaranya, Puerto Rico, yang tertimpa musibah Badai Maria.
Dengan penuh perasaan haru dan deraian air mata, Puig, yang mencapai final untuk kali ketiga dalam kariernya, sangat bersedih dengan kondisi masyarakat di negaranya yang masih belum pulih akibat dampak buruk Badai Maria tersebut.
Puig mencoba menahan tangisnya, seusai permainan melawan Carina Witthoeft di final Luksemburg Terbuka, akhir pekan kemarin. "Saya akan mencoba dan melewati ini tanpa menangis, jadi bersabarlah bersama saya," ujar Puig ke arah para penggemar, seperti dikutip WTA Tennis.
"Sebelum saya berterima kasih kepada orang lain, kepada semua orang yang menonton di Puerto Riko, turnamen ini adalah untuk Anda. Saya tahu kita telah mengalami pasang surut, tapi saya harap semuanya akan membaik," imbuhnya.
"Saya akan berdiri di sisi Anda dan berada di sana untuk mendukung setiap langkah tahun ini, dan kita semua akan kembali lebih kuat dari ini," kata Puig menambahkan.
Sontak, Puig pun mendapatkan standing ovation atau tepuk tangan yang meriah dari para penonton, staf turnamen dan juga Witthoeft.
Dalam perjalanan menuju final Luksemburg Terbuka, Puig berhasil membekuk unggulan teratas Angelique Kerber dan unggulan kelima Elise Mertens. Tahun lalu, Puig merupakan penyumbang emas pertama buat Puerto Rico ketika tampil di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Sementara itu, Badai Maria, yang masuk dalam badai kategori 5, mengakibatkan krisis kemanusiaan yang besar di Puerto Rico pada akhir September lalu. Badai itu memakan korban jiwa hampir 50 orang serta kerusakan di negera tersebut. Sebulan pasca badai, 88 persen pulau tetap tanpa listrik dan 29 persen kekurangan air minum.
Puig sendiri telah memulai kampanye pengumpulan donasi bernama YouCaring untuk membantu korban bencana Badai Maria.
Dengan penuh perasaan haru dan deraian air mata, Puig, yang mencapai final untuk kali ketiga dalam kariernya, sangat bersedih dengan kondisi masyarakat di negaranya yang masih belum pulih akibat dampak buruk Badai Maria tersebut.
Puig mencoba menahan tangisnya, seusai permainan melawan Carina Witthoeft di final Luksemburg Terbuka, akhir pekan kemarin. "Saya akan mencoba dan melewati ini tanpa menangis, jadi bersabarlah bersama saya," ujar Puig ke arah para penggemar, seperti dikutip WTA Tennis.
"Sebelum saya berterima kasih kepada orang lain, kepada semua orang yang menonton di Puerto Riko, turnamen ini adalah untuk Anda. Saya tahu kita telah mengalami pasang surut, tapi saya harap semuanya akan membaik," imbuhnya.
"Saya akan berdiri di sisi Anda dan berada di sana untuk mendukung setiap langkah tahun ini, dan kita semua akan kembali lebih kuat dari ini," kata Puig menambahkan.
Sontak, Puig pun mendapatkan standing ovation atau tepuk tangan yang meriah dari para penonton, staf turnamen dan juga Witthoeft.
Dalam perjalanan menuju final Luksemburg Terbuka, Puig berhasil membekuk unggulan teratas Angelique Kerber dan unggulan kelima Elise Mertens. Tahun lalu, Puig merupakan penyumbang emas pertama buat Puerto Rico ketika tampil di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Sementara itu, Badai Maria, yang masuk dalam badai kategori 5, mengakibatkan krisis kemanusiaan yang besar di Puerto Rico pada akhir September lalu. Badai itu memakan korban jiwa hampir 50 orang serta kerusakan di negera tersebut. Sebulan pasca badai, 88 persen pulau tetap tanpa listrik dan 29 persen kekurangan air minum.
Puig sendiri telah memulai kampanye pengumpulan donasi bernama YouCaring untuk membantu korban bencana Badai Maria.
(nug)