Ini Tanggapan Bhayangkara FC terhadap Hasil Sidang Komdis PSSI

Rabu, 08 November 2017 - 18:38 WIB
Ini Tanggapan Bhayangkara...
Ini Tanggapan Bhayangkara FC terhadap Hasil Sidang Komdis PSSI
A A A
JAKARTA - Bhayangkara FC menanggapi tudingan miring sesaat setelah Komisi Disiplin PSSI mengeluarkan surat bernomor 112/L1/SK/KD-PSSI/X/2017. Dalam surat tertanggal 5 November 2017 itu, Bhayangkara FC dinyatakan menang 3-0 atas Mitra Kukar.

Komdis PSSI menetapkan pertandingan 3 November 2017 dimenangkan Bhayangkara FC atas Mitra Kukar dengan skor 3-0. Lantaran, Mitra Kukar memainkan Mohamed Lamine Sissok yang tengah menjalani hukuman larangan bertanding.

Keputusan tersebut berpengaruh pada puncak klasemen Liga 1 2017. Dimana tambahan poin yang didapat Bhayangkara FC membuat tim tersebut naik ke puncak klasemen, menggeser Bali United FC.

Tak heran, keputusan Komdis PSSI menuai tanggapan di tengah masyarakat. Lewat media sosial, tidak sedikit netizen yang menuding Bhayangkara FC 'dibantu' PSSI dalam upaya memenangkan gelar juara Liga 1 2017.

Dalam keterangan yang diterima SINDOnews, Bhayangkara FC membantah tuduhan tersebut. Mereka merinci sejumlah poin, yang menjadi dasar dalam keputusan Komdis PSSI terkait laga Mitra Kukar vs Bhayangkara FC lalu.

Salinan keputusan Komisi Disiplin PSSI Liga 1 tanggal 28 Oktober 2017, dalam kasus pelanggaran disiplin, pemain Mitra Kukar Moh Lamine Sissoko no 112/L1/SK/KD-PSSI/X/2017, terkait tingkah laku buruk pemain dalam pertandingan Mitra Kukar vs Borneo FC tanggal 23 Oktober 2017 Liga 1. Atas perbuatannya, Sissoko dilarang bermain dua kali yaitu pertandingan melawan Bhayangkara FC, tertanggal 3 November 2017 dan Persiba Balikpapan tanggal 11 November 2017.
Melihat fakta tanggal diturunkan keputusan itu, yaitu 28 Oktober 2017, sedangkan melawan Bhayangkara FC tanggal 3 November 2017, sangat tidak masuk jika pihak Mitra Kukar tidak menerima pemberitahuan via email yang sama, karena selama ini komunikasi dengan Liga dilakukan via email.
Sesuai dengan pasal 57, Regulasi Liga 1 Gojek Traveloka 2017 tentang kartu kuning dan merah ayat 13 dan 14 menyebutkan, ketentuan tentang kartu kuning dan kartu merah mengikuti aturan yang ditetapkan dalam kode displin. Klub juga bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan terhadap kartu kuning dan/atau kartu merah serta status hukuman yang diterima oleh pemain dan official masing-masing dan memastikan semua pemain dan official tersebut terdaftar dan berhak untuk terlibat dalam pertandingan.
Keberatan atau protes yang disampaikan setelah pertandingan berakhir akan diabaikan. Artinya, klub harus selalu cek dan ricek terkait status pemain mereka. Seperti juga ketika kami tidak bisa memainkan Indra Kahfi ketika melawan Persela.
Kami sangat berhati-hati dan bertanya dengan pihak terkait regulasi, kode displin dan perubahan tanggal main melawan Madura. Saat itu, bahkan Nota Larangan Bermain (NLB) Indra Kahfi belum keluar ketika Bhayangkara FC hendak melawan Persela (27/10/2017). Namun, kami tetap melakukan komunikasi dengan Liga dan Komdis yang ternyata Indra Kahfi mendapatkan hukuman tambahan karena mendapatkan kartu merah ketika melawan PSM Makassar 19 Oktober 2017 lalu.
Karena prosedurnya, NLB keluar 1 minggu sebelum pertandingan, tapi keputusan Komdis keluar 3-4 hari sebelum pertandingan. Jadi dalam hal ini klub yang harus aktif melihatnya sesuai dengan bunyi regulasi.
Komdis adalah badan independent yang tidak pernah dan tidak bisa di intervensi. Faktanya kami menang di setiap pertandingan tidak pernah mendapatkan bantuan siapapun baik di kandang atau tandang. Faktanya, kalau melihat klasemen Bhayangkara adalah tim yg paling banyak menang dari tim lain di Liga1. Demikian yang bisa kami sampaikan agar ke depannya sepakbola Indonesia semakin maju.
(nug)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0758 seconds (0.1#10.140)