Trimedya Panjaitan Siap Emban Jabatan Ketum PP PGSI 2018-2022
A
A
A
JAKARTA - Trimedya Panjaitan menyatakan kesiapannya menjadi Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PP PGSI) periode 2018-2022. Pemilihan ketua baru itu sendiri akan berlangsung dalam Musyawarah Nasional PGSI yang akan berlangsung di Hotel Ambhara, Jakarta, 11-13 Desember 2017.
Kebersedian Trimedya ini tak lepas dari dukungan yang terus mengalir dari beberapa Pengurus Provinsi (Pengprov) PGSI. Buat politisi PDI-P itu sendiri mengurus gulat bukanlah hal baru. Ia pernah masuk dalam susunan pengurus PP PGSI ketika ketua umumnya dijabat Roy Binilang Bawatunusa Janis di era 2000-an.
"Saya pernah ikut di kepengurusan Pak Roy BB Janis belasan tahun lalu. Permasalahan yang dihadapi organisasi gulat nasional tentunya jauh lebih kompleks dibanding dulu, tetapi saya yakin itu semua bisa kita atasi jika semua satu visi, punya misi yang sama, yakni membuat organisasi gulat nasional menjadi lebih kuat dan solid, baik di tingkat provinsi dan pusat," ucapnya dalam rilis yang diterima SINDONews, Rabu (6/12/2017).
"Jika provinsi dan pusat sudah sama-sama kuat, saya yakin kita bisa lebih bicara di tingkat regional dan gulat. Targetnya tentu bagaimana atlet atau pegulat kita lebih mampu bersaing di event regional dan internasional yang pastinya semakin kompetitif," papar Trimedya yang juga Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu.
Trimedya merasa terpanggil untuk memimpin PP PGSI karena kecintaannya pada salah satu olahraga Olimpiade ini. Kendati demikian, tokoh organisasi kelahiran 6 Juni 1966 ini tidak akan memaksakan untuk menempatkan teman-teman dekatnya di kepengurusan.
Ia memang sudah menghubungi dan bicara dari hati ke hati dengan beberapa sahabat terbaiknya, termasuk dari kalangan pengusaha, untuk membantunya lebih mempopulerkan cabor gulat, meningkatkan proses pembinaan para pegulat di provinsi, dan tentunya meningkatkan pencapaian prestasi pegulat nasional.
Namun, Trimedya mengakui akan tetap menjaring masukan dari stakeholder gulat nasional sebelum membentuk kepengurusan, sebab ia tidak ingin salah dalam menetapkan figur-figur pada komposisi kepengurusannya kelak. "Kerja kepengurusan memang cukup lama, hampir lima tahun, tetapi kalau dari awal sudah keliru, kedepanya tentu akan lebih berat. Saya berharap ini dapat difahami, dan saya yakin stakeholder gulat nasional sama-sama menginginkan personalia kepengurusan yang lebih baik, the right man on the right place, sehingga benar-benar tepat guna dan tepat sasaran," tutur Trimedya.
Kebersedian Trimedya ini tak lepas dari dukungan yang terus mengalir dari beberapa Pengurus Provinsi (Pengprov) PGSI. Buat politisi PDI-P itu sendiri mengurus gulat bukanlah hal baru. Ia pernah masuk dalam susunan pengurus PP PGSI ketika ketua umumnya dijabat Roy Binilang Bawatunusa Janis di era 2000-an.
"Saya pernah ikut di kepengurusan Pak Roy BB Janis belasan tahun lalu. Permasalahan yang dihadapi organisasi gulat nasional tentunya jauh lebih kompleks dibanding dulu, tetapi saya yakin itu semua bisa kita atasi jika semua satu visi, punya misi yang sama, yakni membuat organisasi gulat nasional menjadi lebih kuat dan solid, baik di tingkat provinsi dan pusat," ucapnya dalam rilis yang diterima SINDONews, Rabu (6/12/2017).
"Jika provinsi dan pusat sudah sama-sama kuat, saya yakin kita bisa lebih bicara di tingkat regional dan gulat. Targetnya tentu bagaimana atlet atau pegulat kita lebih mampu bersaing di event regional dan internasional yang pastinya semakin kompetitif," papar Trimedya yang juga Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu.
Trimedya merasa terpanggil untuk memimpin PP PGSI karena kecintaannya pada salah satu olahraga Olimpiade ini. Kendati demikian, tokoh organisasi kelahiran 6 Juni 1966 ini tidak akan memaksakan untuk menempatkan teman-teman dekatnya di kepengurusan.
Ia memang sudah menghubungi dan bicara dari hati ke hati dengan beberapa sahabat terbaiknya, termasuk dari kalangan pengusaha, untuk membantunya lebih mempopulerkan cabor gulat, meningkatkan proses pembinaan para pegulat di provinsi, dan tentunya meningkatkan pencapaian prestasi pegulat nasional.
Namun, Trimedya mengakui akan tetap menjaring masukan dari stakeholder gulat nasional sebelum membentuk kepengurusan, sebab ia tidak ingin salah dalam menetapkan figur-figur pada komposisi kepengurusannya kelak. "Kerja kepengurusan memang cukup lama, hampir lima tahun, tetapi kalau dari awal sudah keliru, kedepanya tentu akan lebih berat. Saya berharap ini dapat difahami, dan saya yakin stakeholder gulat nasional sama-sama menginginkan personalia kepengurusan yang lebih baik, the right man on the right place, sehingga benar-benar tepat guna dan tepat sasaran," tutur Trimedya.
(bbk)