Titik Balik Kekecewaan Pierre-Emerick Aubameyang
A
A
A
PIERRE-EMERICK Aubameyang adalah salah satu pesepak bola yang mampu mengubah kekecewaan sebagai langkah awal keberhasilan. Seperti apa ceritanya?
Transfer pemain sepak bola musim 2017-2018 bisa jadi adalah musim transfer yang paling kontroversial. Neymar Jr tiba-tiba hengkang dari Barcelona FC ke Paris Saint Germain. Barcelona tiba-tiba saja langsung membajak Ousmane Dembele dari Borussia Dortmund.
Rival abadi Barcelona FC, Real Madrid juga bergerak cepat. Mereka disebut-sebut membidik rekan satu klub Ousmane Dembele saat di Borussia Dortmund, yakni Piere Emerick Aubameyang. Nama Piere Emerick Aubameyang bagi bukan pencinta sepak bola, bukan nama yang familier. Namun, jika radar Real Madrid jatuh pada Piere Emerick Aubameyang, tentu saja ada satu hal yang istimewa pada diri pria kelahiran 18 Juni 1989 tersebut.
Saat itu Real Madrid terpesona dengan performa Aubameyang di Bundesliga musim 2016-2017. Pria berkewarganegaraan Gabon tersebut berhasil mencetak 40 gol dalam satu musim. Hebatnya lagi sejak bergabung dengan Borusia Dortmund pada 2013, statistik Aubameyang terus meroket. Pada musim perdananya dengan Borussia Dortmund dia berhasil mengemas 16 gol. Setelah itu, setiap musim jumlah gol yang dia sarangkan ke gawang lawan terus meningkat dan mencapai puncaknya pada 2016-2017 dengan 40 gol.
Tidak hanya Real Madrid, pada saat yang bersamaan klub Liga Inggris, Chelsea, mengutarakan keinginannya untuk membawa Aubameyang ke Stamford Bridge, London, Inggris. Tidak dimungkiri, Aubameyang menanti-nanti realisasi tawaran tersebut. Di Spanyol, dia bisa bertemu lagi dengan teman akrabnya yang membela klub berbeda, Ousmane Dembele. "Dari dulu saya memang ingin bermain di Spanyol. Kakek saya penggemar Real Madrid," ucap Aubameyang.
Namun, kedua klub besar tersebut hanya pemberi harapan palsu. Hingga transfer window musim 2017-2018 ditutup, Aubameyang tidak pernah mendapatkan telepon dari Real Madrid, apalagi Chelsea. Setelah musim transfer ditutup, Aubameyang tidak pernah pergi ke mana-mana. Dia tetap membela Borussia Dortmund hingga kini.
Rasa kecewa sebenarnya bukan hal baru bagi Aubamenyang. Saat pertama kali berlatih sepak bola, dia sudah terbiasa dikecewakan. Aubameyang mengawali kariernya di sekolah sepak bola AC Milan. Namanya menjadi sorotan ketika bersinar di Champions Youth Coup 2007 di Malaysia. Aubameyang berhasil mencetak tujuh gol dari enam penampilan. Aksinya yang luar biasa membuat dia mendapatkan penghargaan Roberto Bettega.
Alih-alih mendapatkan kesempatan bermain di tim senior AC Milan, Aubameyang justru terasing keluar Italia. Sebenarnya hal ini wajar mengingat pada 2007 AC Milan memiliki talenta yang sangat luar biasa, seperti Ronaldinho, Andriy Shevchenko, dan Pippo Inzaghi. Alhasil AC Milan "membuang" Aubameyang ke berbagai klub Liga Prancis untuk mendapatkan pengalaman bermain bola.
Alih-alih AC Milan justru tidak pernah memanggilnya pulang. Dia malah tertambat dengan klub Liga Prancis, Saint Etienne, selama tiga musim pada 2010-2013. Performanya yang apik bersama Saint Etienne inilah yang membuat Borussia Dortmund menggaet Aubameyang.
Aubameyang mengubah rasa kecewa itu menjadi energi yang sangat besar bagi dirinya. Kekecewaan dijadikan cambuk bagi dirinya untuk melakukan perubahan besar. Dia membekali dirinya dengan berbagai kemampuan unik yang tidak dimiliki pesepak bola lainnya.
Contohnya kemampuan sprint yang sangat luar biasa. Jika Anda berpikir Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale memiliki kemampuan sprint yang luar biasa, Anda salah. Aubameyang memegang rekor resmi sebagai sprinter terkencang. Jarak 30 meter bisa ditempuh olehnya dalam waktu 3,7 detik. Tidak heran dengan catatan ini, dia pernah menantang pelari asal Jamaika, Usain Bolt, untuk adu cepat berlari.
Dia juga menjadi pesepak bola yang bisa menggunakan 4 bahasa asing. Aubameyang bisa berbahasa Inggris, Spanyol, Italia, dan Jerman. Dia mengetahui betul komunikasi adalah kunci utama bagi pemain asing agar dapat memahami apa yang diinstruksikan pelatih dan rekan-rekannya saat berada di lapangan hijau.
Aubameyang sendiri menyembunyikan pahit getirnya perjuangan menuju puncak dengan cara yang unik. Dia menyembunyikan kesedihan tersebut dengan tampil unik setiap kali mencetak gol. Setiap kali berhasil memasukkan bola ke gawang lawan, dia langsung mengenakan topeng superhero seperti Spiderman dan Batman. Baginya, penggemar tidak perlu tahu seperti apa perjuangan yang telah dia jalani. Nah yang penting penggemar terhibur karena menonton sepak bola.
"Saya mungkin tidak akan jadi pemain termahal di dunia, tapi mereka akan mengingat saya sebagai pemain tergila yang pernah mereka lihat," ujar Aubameyang kepada CNN suatu waktu.
Transfer pemain sepak bola musim 2017-2018 bisa jadi adalah musim transfer yang paling kontroversial. Neymar Jr tiba-tiba hengkang dari Barcelona FC ke Paris Saint Germain. Barcelona tiba-tiba saja langsung membajak Ousmane Dembele dari Borussia Dortmund.
Rival abadi Barcelona FC, Real Madrid juga bergerak cepat. Mereka disebut-sebut membidik rekan satu klub Ousmane Dembele saat di Borussia Dortmund, yakni Piere Emerick Aubameyang. Nama Piere Emerick Aubameyang bagi bukan pencinta sepak bola, bukan nama yang familier. Namun, jika radar Real Madrid jatuh pada Piere Emerick Aubameyang, tentu saja ada satu hal yang istimewa pada diri pria kelahiran 18 Juni 1989 tersebut.
Saat itu Real Madrid terpesona dengan performa Aubameyang di Bundesliga musim 2016-2017. Pria berkewarganegaraan Gabon tersebut berhasil mencetak 40 gol dalam satu musim. Hebatnya lagi sejak bergabung dengan Borusia Dortmund pada 2013, statistik Aubameyang terus meroket. Pada musim perdananya dengan Borussia Dortmund dia berhasil mengemas 16 gol. Setelah itu, setiap musim jumlah gol yang dia sarangkan ke gawang lawan terus meningkat dan mencapai puncaknya pada 2016-2017 dengan 40 gol.
Tidak hanya Real Madrid, pada saat yang bersamaan klub Liga Inggris, Chelsea, mengutarakan keinginannya untuk membawa Aubameyang ke Stamford Bridge, London, Inggris. Tidak dimungkiri, Aubameyang menanti-nanti realisasi tawaran tersebut. Di Spanyol, dia bisa bertemu lagi dengan teman akrabnya yang membela klub berbeda, Ousmane Dembele. "Dari dulu saya memang ingin bermain di Spanyol. Kakek saya penggemar Real Madrid," ucap Aubameyang.
Namun, kedua klub besar tersebut hanya pemberi harapan palsu. Hingga transfer window musim 2017-2018 ditutup, Aubameyang tidak pernah mendapatkan telepon dari Real Madrid, apalagi Chelsea. Setelah musim transfer ditutup, Aubameyang tidak pernah pergi ke mana-mana. Dia tetap membela Borussia Dortmund hingga kini.
Rasa kecewa sebenarnya bukan hal baru bagi Aubamenyang. Saat pertama kali berlatih sepak bola, dia sudah terbiasa dikecewakan. Aubameyang mengawali kariernya di sekolah sepak bola AC Milan. Namanya menjadi sorotan ketika bersinar di Champions Youth Coup 2007 di Malaysia. Aubameyang berhasil mencetak tujuh gol dari enam penampilan. Aksinya yang luar biasa membuat dia mendapatkan penghargaan Roberto Bettega.
Alih-alih mendapatkan kesempatan bermain di tim senior AC Milan, Aubameyang justru terasing keluar Italia. Sebenarnya hal ini wajar mengingat pada 2007 AC Milan memiliki talenta yang sangat luar biasa, seperti Ronaldinho, Andriy Shevchenko, dan Pippo Inzaghi. Alhasil AC Milan "membuang" Aubameyang ke berbagai klub Liga Prancis untuk mendapatkan pengalaman bermain bola.
Alih-alih AC Milan justru tidak pernah memanggilnya pulang. Dia malah tertambat dengan klub Liga Prancis, Saint Etienne, selama tiga musim pada 2010-2013. Performanya yang apik bersama Saint Etienne inilah yang membuat Borussia Dortmund menggaet Aubameyang.
Aubameyang mengubah rasa kecewa itu menjadi energi yang sangat besar bagi dirinya. Kekecewaan dijadikan cambuk bagi dirinya untuk melakukan perubahan besar. Dia membekali dirinya dengan berbagai kemampuan unik yang tidak dimiliki pesepak bola lainnya.
Contohnya kemampuan sprint yang sangat luar biasa. Jika Anda berpikir Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale memiliki kemampuan sprint yang luar biasa, Anda salah. Aubameyang memegang rekor resmi sebagai sprinter terkencang. Jarak 30 meter bisa ditempuh olehnya dalam waktu 3,7 detik. Tidak heran dengan catatan ini, dia pernah menantang pelari asal Jamaika, Usain Bolt, untuk adu cepat berlari.
Dia juga menjadi pesepak bola yang bisa menggunakan 4 bahasa asing. Aubameyang bisa berbahasa Inggris, Spanyol, Italia, dan Jerman. Dia mengetahui betul komunikasi adalah kunci utama bagi pemain asing agar dapat memahami apa yang diinstruksikan pelatih dan rekan-rekannya saat berada di lapangan hijau.
Aubameyang sendiri menyembunyikan pahit getirnya perjuangan menuju puncak dengan cara yang unik. Dia menyembunyikan kesedihan tersebut dengan tampil unik setiap kali mencetak gol. Setiap kali berhasil memasukkan bola ke gawang lawan, dia langsung mengenakan topeng superhero seperti Spiderman dan Batman. Baginya, penggemar tidak perlu tahu seperti apa perjuangan yang telah dia jalani. Nah yang penting penggemar terhibur karena menonton sepak bola.
"Saya mungkin tidak akan jadi pemain termahal di dunia, tapi mereka akan mengingat saya sebagai pemain tergila yang pernah mereka lihat," ujar Aubameyang kepada CNN suatu waktu.
(amm)