Sejarah Baru Pep Guardiola di Inggris
A
A
A
UCAPKAN selamat kepada Manchester City (Man City) yang akhirnya melangkah ke final Piala Liga. Mengalahkan Bristol City 3-2 pada semifinal leg kedua Piala Liga di Stadion Ashton Gate Stadium, Rabu (24/1/2018), The Citizens lolos dengan agregat 5-3.
Tiket final Piala Liga sekaligus menjadi yang pertama untuk Pelatih Man City Pep Guardiola, sejak datang ke Stadion Etihad pada 1 Juli 2016. Musim lalu dari semua ajang yang diikuti, Guardiola hanya membawa The Citizens ke babak keempat Piala Liga, semi final Piala FA, dan babak 16 besar Liga Champions. Inilah sejarah baru Guardiola di Inggris.
Man City juga memiliki jalur sapu bersih gelar musim ini. "Tidak ada yang bisa menyangkal betapa bahagianya kami dalam enam atau tujuh bulan terakhir ini. Kami telah memenangkan banyak pertandingan," kata Guardiola, dikutip BBC.
Selain ke final Piala Liga, Kevin de Bruyne dkk masih melaju di Piala FA menghadapi tim Divisi Championships di putaran keempat serta babak 16 besar Liga Champions menghadapi FC Basel. The Citizens juga mantap di puncak klasemen sementara Liga Primer dengan jarak 12 poin dari Manchester United (MU).
Mantan pelatih Barcelona dan Bayern Muenchen itu menyebut timnya berada pada level berbeda dari musim sebelumnya. "Bukan untuk saya, tapi Manchester City mencoba mencapai level yang lain. Di masa lalu (Roberto) Mancini dan (Manuel) Pellegrini mendapatkan gelar itu. Sekarang kami harus mencoba dan terus berjalan pada tingkat tersebut," ujarnya, kepada Sky Sports.
Berkat pencapaiannya, Pep Guardiola diganjar menjadi pelatih terbaik dunia menurut studi yang dilakukan Comunicar es Ganar. Menurut lembaga yang berbasis di Spanyol tersebut, Guardiola menempati posisi pertama Coach Reputation Ranking (CRR) berdasarkan 100 variabel dari 10 kategori penilaian. CRR diklaim sebagai satu-satunya skala di dunia yang mengukur reputasi pelatih sepak bola elite berdasarkan nilai, potensi, dan dampak dari merek serta atribut pelatih elite di dunia.
Guardiola tak menampik ujung penilaian dalam sepak bola adalah gelar. Bermain cantik, meraih kemenangan tapi tak bisa mendapatkan gelar, tetap akan sia-sia. Setelah pada musim pertama nirgelar, tahun ini dianggap menjadi kesempatan terbaik memberikan trofi ke lemari Man City. Dengan ratusan poundsterling yang dikeluarkan sejak pindah dari Bayern, wajar pelatih berusia 47 tahun dituntut segera memberi gelar.
Demi mendukung ambisi Guardiola, manajemen Man City memberikan dana terbesar yang dilakukan pelatih Liga Primer lainnya sejak berada di Inggris. Tak kurang dari 365,85 juta poundsterling (sekitar Rp6,8 triliun) digelontorkan untuk mendatangkan pemain buruan. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan yang didapatkan Jose Mourinho dari MU, 291,3 juta poundsterling (Rp5,4 triliun). "Saya tahu tim akan dinilai dengan piala yang kami miliki. Tapi, Chelsea atau Arsenal adalah tim kuat," tandasnya.
Kemenangan Man City atas Bristol ditentukan Leroy Sane pada menit ke-43, Sergio Aguero (49), dan De Bruyne (90+6). Sementara Bristol mencetak gol melalui Marlon Pack pada menit ke-64 dan Aden Flint (90+4). "Mereka memiliki dua peluang dengan bola panjang dan mencetak dua gol. Kami mencetak gol pada menit terakhir. Tapi, saya pikir kami harus menang tiga atau empat," tutur De Bruyne.
Tiket final Piala Liga sekaligus menjadi yang pertama untuk Pelatih Man City Pep Guardiola, sejak datang ke Stadion Etihad pada 1 Juli 2016. Musim lalu dari semua ajang yang diikuti, Guardiola hanya membawa The Citizens ke babak keempat Piala Liga, semi final Piala FA, dan babak 16 besar Liga Champions. Inilah sejarah baru Guardiola di Inggris.
Man City juga memiliki jalur sapu bersih gelar musim ini. "Tidak ada yang bisa menyangkal betapa bahagianya kami dalam enam atau tujuh bulan terakhir ini. Kami telah memenangkan banyak pertandingan," kata Guardiola, dikutip BBC.
Selain ke final Piala Liga, Kevin de Bruyne dkk masih melaju di Piala FA menghadapi tim Divisi Championships di putaran keempat serta babak 16 besar Liga Champions menghadapi FC Basel. The Citizens juga mantap di puncak klasemen sementara Liga Primer dengan jarak 12 poin dari Manchester United (MU).
Mantan pelatih Barcelona dan Bayern Muenchen itu menyebut timnya berada pada level berbeda dari musim sebelumnya. "Bukan untuk saya, tapi Manchester City mencoba mencapai level yang lain. Di masa lalu (Roberto) Mancini dan (Manuel) Pellegrini mendapatkan gelar itu. Sekarang kami harus mencoba dan terus berjalan pada tingkat tersebut," ujarnya, kepada Sky Sports.
Berkat pencapaiannya, Pep Guardiola diganjar menjadi pelatih terbaik dunia menurut studi yang dilakukan Comunicar es Ganar. Menurut lembaga yang berbasis di Spanyol tersebut, Guardiola menempati posisi pertama Coach Reputation Ranking (CRR) berdasarkan 100 variabel dari 10 kategori penilaian. CRR diklaim sebagai satu-satunya skala di dunia yang mengukur reputasi pelatih sepak bola elite berdasarkan nilai, potensi, dan dampak dari merek serta atribut pelatih elite di dunia.
Guardiola tak menampik ujung penilaian dalam sepak bola adalah gelar. Bermain cantik, meraih kemenangan tapi tak bisa mendapatkan gelar, tetap akan sia-sia. Setelah pada musim pertama nirgelar, tahun ini dianggap menjadi kesempatan terbaik memberikan trofi ke lemari Man City. Dengan ratusan poundsterling yang dikeluarkan sejak pindah dari Bayern, wajar pelatih berusia 47 tahun dituntut segera memberi gelar.
Demi mendukung ambisi Guardiola, manajemen Man City memberikan dana terbesar yang dilakukan pelatih Liga Primer lainnya sejak berada di Inggris. Tak kurang dari 365,85 juta poundsterling (sekitar Rp6,8 triliun) digelontorkan untuk mendatangkan pemain buruan. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan yang didapatkan Jose Mourinho dari MU, 291,3 juta poundsterling (Rp5,4 triliun). "Saya tahu tim akan dinilai dengan piala yang kami miliki. Tapi, Chelsea atau Arsenal adalah tim kuat," tandasnya.
Kemenangan Man City atas Bristol ditentukan Leroy Sane pada menit ke-43, Sergio Aguero (49), dan De Bruyne (90+6). Sementara Bristol mencetak gol melalui Marlon Pack pada menit ke-64 dan Aden Flint (90+4). "Mereka memiliki dua peluang dengan bola panjang dan mencetak dua gol. Kami mencetak gol pada menit terakhir. Tapi, saya pikir kami harus menang tiga atau empat," tutur De Bruyne.
(amm)