Vinales Bakal Sulit Keluar dari Bayang-bayang Rossi
A
A
A
LOSAIL - Stempel pembalap spesial kian melekat pada diri Valentino Rossi. Di usia yang sudah tak muda lagi, The Doctor masih memantapkan kecintaannya terhadap dunia balap motor dengan membarui kontrak berdurasi dua tahun bersama tim Movistar Yamaha.
Ini tidak hanya sebagai bentuk loyalitas Rossi bersama Yamaha, tapi juga terhadap gelaran MotoGP . Di sisi lain, kesepakatannya dengan Yamaha makin merusak mimpi Maverick Vinales untuk menjadi pembalap utama tim Garpu Tala.
Betapa tidak, Vinales sebenarnya punya peluang untuk menjadi pembalap utama Yamaha mengingat dia lebih dulu diberikan untuk membarui kontraknya hingga 2020 mendatang. Namun jelang seri pembuka MotoGP yang berlangsung di Sirkuit Losail, Qatar, semua rencana itu rusak lantaran Rossi memutuskan untuk melanjutkan kariernya.
Pengamat MotoGP, James Toseland meyakini Vinales harus melakukan lebih dari sekadar memenangkan beberapa balapan. Ada hal yang harus bisa dilakukannya, salah satunya mengalahkan juara dunia sembilan kali di emas kelas berbeda tersebut.
"Pekerjaan terberat dalam balap motor adalah rekan setimnya Valentino Rossi. Ini lebih kepada apakah Vinales mampu mengalahkannya atau tidak, dan yang bisa saya katakan Rossi berada dalam bayangan Vinales," kata pengamat MotoGP dari BT Sport, Sabtu (17/3/2018).
"Itu sebabnya, Jorge Lorenzo memutuskan pindah ke tim Ducati Corse, karena di sana dia berkesempatan menjadi Valentino Rossi dari tim pabrikan. Karena itu, Mavercik sudah mendapat pekerjaan berat sebelum menghadapi gelaran MotoGP musim ini," tambah Toseland.
Toseland menilai sosok Vinales merupakan pembalap yang memiliki kepribadian yang baik. Tapi satu hal yang harus diingat bahwa daya saingnya dengan Ross masih jauh dan itu setidaknya pekerjaan rumah yang berat buat Vinales.
"Jika Anda kritik atau melakukan sesuatu yang menghina Rossi, maka penggemarnya akan sangat marah," tukas Toseland.
Ini tidak hanya sebagai bentuk loyalitas Rossi bersama Yamaha, tapi juga terhadap gelaran MotoGP . Di sisi lain, kesepakatannya dengan Yamaha makin merusak mimpi Maverick Vinales untuk menjadi pembalap utama tim Garpu Tala.
Betapa tidak, Vinales sebenarnya punya peluang untuk menjadi pembalap utama Yamaha mengingat dia lebih dulu diberikan untuk membarui kontraknya hingga 2020 mendatang. Namun jelang seri pembuka MotoGP yang berlangsung di Sirkuit Losail, Qatar, semua rencana itu rusak lantaran Rossi memutuskan untuk melanjutkan kariernya.
Pengamat MotoGP, James Toseland meyakini Vinales harus melakukan lebih dari sekadar memenangkan beberapa balapan. Ada hal yang harus bisa dilakukannya, salah satunya mengalahkan juara dunia sembilan kali di emas kelas berbeda tersebut.
"Pekerjaan terberat dalam balap motor adalah rekan setimnya Valentino Rossi. Ini lebih kepada apakah Vinales mampu mengalahkannya atau tidak, dan yang bisa saya katakan Rossi berada dalam bayangan Vinales," kata pengamat MotoGP dari BT Sport, Sabtu (17/3/2018).
"Itu sebabnya, Jorge Lorenzo memutuskan pindah ke tim Ducati Corse, karena di sana dia berkesempatan menjadi Valentino Rossi dari tim pabrikan. Karena itu, Mavercik sudah mendapat pekerjaan berat sebelum menghadapi gelaran MotoGP musim ini," tambah Toseland.
Toseland menilai sosok Vinales merupakan pembalap yang memiliki kepribadian yang baik. Tapi satu hal yang harus diingat bahwa daya saingnya dengan Ross masih jauh dan itu setidaknya pekerjaan rumah yang berat buat Vinales.
"Jika Anda kritik atau melakukan sesuatu yang menghina Rossi, maka penggemarnya akan sangat marah," tukas Toseland.
(bbk)