Timnas Indonesia U-19 Bukan Cuma Egy Maulana Vikri
A
A
A
JAKARTA - Penampilan Timnas Indonesia U-19 menuai sorotan usai takluk 1-4 kala menjamu Timnas Jepang U-19 di laga uji coba. Sosok Egy Maulana Vikri yang digadang bakal menjadi pembeda, justru mendapat banyak pengawalan hingga tak mampu berbuat banyak.
Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, (SUBK), Jakarta, Minggu (25/3/2018) malam WIB, pelatih Bima Sakti menurunkan formasi ofensif. Egy yang baru bergabung dengan klub Eropa, dipasang sebagai starter.
Egy dipasang bersama tiga pemain yang punya gaya menyerang; Feby Eka Putra, Saddil Ramdani, Hanis Saghara Putra. Namun, superstar Timnas Indonesia U-19 tetap tak mampu berbuat banyak sebab langkahnya selalu dimatikan oleh bek Jepang.
Usai pertandingan, Bima Sakti mengatakan bahwa timnya harus bermain kolektif. Meski Egy merumput di Eropa, semua pemain harus berperan membuat peluang dan mencetak gol. "Saya selalu mengatakan kepada pemain bahwa kita akan bermain secara tim," kata Bima Sakti.
Kepada wartawan, Egy sendiri mengatakan dirinya tidak merasa paling hebat di Timnas Indonesia U-19. Seandainya lawan melihat Egy sebagai pusat perhatian, kata Egy, hal itu justru harus dimanfaatkan rekan satu timnya untuk membuat peluang.
"Dengan begitu, ruang terbuka akan dimiliki teman-teman lain. Ya, karena timnas U-19 Indonesia bukan hanya saya," kata Egy Maulana Vikri.
Egy memang memiliki bakat besar dalam sepak bola. Oleh sebab itu, Bima Sakti berpesan agar PSSI, pemerintah, dan media massa memperlakukan Egy sebagaimana porsinya sebagai pemain muda yang harus berkembang di level klub dan timnas. (Baca juga: Jepang U19 Masih Terlalu Tangguh Buat Indonesia U19 )
Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, (SUBK), Jakarta, Minggu (25/3/2018) malam WIB, pelatih Bima Sakti menurunkan formasi ofensif. Egy yang baru bergabung dengan klub Eropa, dipasang sebagai starter.
Egy dipasang bersama tiga pemain yang punya gaya menyerang; Feby Eka Putra, Saddil Ramdani, Hanis Saghara Putra. Namun, superstar Timnas Indonesia U-19 tetap tak mampu berbuat banyak sebab langkahnya selalu dimatikan oleh bek Jepang.
Usai pertandingan, Bima Sakti mengatakan bahwa timnya harus bermain kolektif. Meski Egy merumput di Eropa, semua pemain harus berperan membuat peluang dan mencetak gol. "Saya selalu mengatakan kepada pemain bahwa kita akan bermain secara tim," kata Bima Sakti.
Kepada wartawan, Egy sendiri mengatakan dirinya tidak merasa paling hebat di Timnas Indonesia U-19. Seandainya lawan melihat Egy sebagai pusat perhatian, kata Egy, hal itu justru harus dimanfaatkan rekan satu timnya untuk membuat peluang.
"Dengan begitu, ruang terbuka akan dimiliki teman-teman lain. Ya, karena timnas U-19 Indonesia bukan hanya saya," kata Egy Maulana Vikri.
Egy memang memiliki bakat besar dalam sepak bola. Oleh sebab itu, Bima Sakti berpesan agar PSSI, pemerintah, dan media massa memperlakukan Egy sebagaimana porsinya sebagai pemain muda yang harus berkembang di level klub dan timnas. (Baca juga: Jepang U19 Masih Terlalu Tangguh Buat Indonesia U19 )
(sha)