Klopp Belum Lepas dari Kutukan Final
A
A
A
KIEV - Kekecewaan bukan hanya dialami fans Liverpool seusai tim kesayangannya kandas 1-3 dari Real Madrid di Stadion NSC Olimpiyskiy dini hari kemarin. Namun, juga dialami Pelatih The Reds Jurgen Klopp.
Pelatih asal Jerman itu harus pasrah kembali gagal menyudahi pertarungan pada laga final dengan kemenangan. Tercatat, ini menjadi yang ke enam kali kalah secara beruntun di final dalam lima tahun terakhir. Meski Liverpool tak diyakini bisa meraih gelar Liga Champions, sukses melaju ke final. Sayang nya, Liverpool dan Klopp gagal merebut gelar juara.
”Saya tidak merasa baik. Saya sudah kehilangan permainan seperti ini dalam hidup saya sebelumnya. Jadi, saya tahu cara menghadapinya, tetapi Anda tidak bisa menghindari perasaan malam ini setelah pertandingan. Kami semua benar-benar buruk dan perjalanan pulang tidak akan menjadi perjalanan terbaik yang pernah kami alami dalam hidup kami,” kata Klopp, dilansir The Guardian.
Sebelumnya Klopp juga merasakan pil pahit saat datang sebagai suksesor Brendan Rodgers yang dipecat pada 2016. Ketika itu dia berhasil membawa Liverpool ke final Liga Europa. Menghadapi Sevilla, di atas kertas jawara Liga Champions lima kali ini lebih diunggulkan. Namun, kenyataan tidak sesuai harapan. Dua gol Coke dan sebuah gol dari Kevin Gameiro membuat gol yang dicetak Daniel Sturridge menjadi sia-sia. Bukan hanya itu, Klopp sebenarnya juga berhasil membawa Liverpool ke final Piala Liga Inggris pada waktu yang sama. Namun, dia juga kembali gagal merebut sebuah trofi di sebuah ajang setelah kandas oleh Manchester City seusai kalah adu penalti seusia bermain imbang 1-1 dalam waktu normal.
Catatan itu melengkapi kegagalannya membawa Liverpool menang di tiga kali laga final secara beruntun. Ternyata, ketiga kegagalannya tersebut sebelumnya juga pernah didapatkan saat menukangi Borussia Dortmund. Pelatih asal Jerman ini berhasil dua kali melaju ke final Piala Jerman pada musim 2013/2014 dan 2014/2015. Akan tetapi, hasil keduanya sangat jauh dari harapan. Bahkan, sebelum kalah dari Madrid, Klopp sudah lebih dulu merasakan kekalahan pada final Liga Champions bersama Borussia Dortmund. Pada final musim 2012/2013 Klopp dan Dortmund harus mengakui keunggulan Bayern Munchen 1- 2.
”Ini adalah pertandingan sepak bola. Kami mencoba segalanya untuk memenangkannya. Itu sebabnya saya tidak akan mengubah apa pun dalam persiapan saya. Saya melakukan yang terbaik yang saya bisa dan itu tidak cukup baik dan saya harus menerima itu. Jadi, itu saja yang bisa saya katakan,” ungkap
Klopp.
Yang jelas, dari total tujuh kesempatannya tampil pada final, Klopp hanya berhasil sekali sukses saat menjadi kampiun pada final Piala Jerman 2011/2012 dengan mengalahkan Munchen 5-2. Jika dirata-ratakan, rasio keberhasilan tim besutan Klopp untuk meraup gelar dalam sebuah partai bertajuk final cuma sebesar 14%. Sebuah angka yang jauh dari kata ideal.
Pelatih asal Jerman itu harus pasrah kembali gagal menyudahi pertarungan pada laga final dengan kemenangan. Tercatat, ini menjadi yang ke enam kali kalah secara beruntun di final dalam lima tahun terakhir. Meski Liverpool tak diyakini bisa meraih gelar Liga Champions, sukses melaju ke final. Sayang nya, Liverpool dan Klopp gagal merebut gelar juara.
”Saya tidak merasa baik. Saya sudah kehilangan permainan seperti ini dalam hidup saya sebelumnya. Jadi, saya tahu cara menghadapinya, tetapi Anda tidak bisa menghindari perasaan malam ini setelah pertandingan. Kami semua benar-benar buruk dan perjalanan pulang tidak akan menjadi perjalanan terbaik yang pernah kami alami dalam hidup kami,” kata Klopp, dilansir The Guardian.
Sebelumnya Klopp juga merasakan pil pahit saat datang sebagai suksesor Brendan Rodgers yang dipecat pada 2016. Ketika itu dia berhasil membawa Liverpool ke final Liga Europa. Menghadapi Sevilla, di atas kertas jawara Liga Champions lima kali ini lebih diunggulkan. Namun, kenyataan tidak sesuai harapan. Dua gol Coke dan sebuah gol dari Kevin Gameiro membuat gol yang dicetak Daniel Sturridge menjadi sia-sia. Bukan hanya itu, Klopp sebenarnya juga berhasil membawa Liverpool ke final Piala Liga Inggris pada waktu yang sama. Namun, dia juga kembali gagal merebut sebuah trofi di sebuah ajang setelah kandas oleh Manchester City seusai kalah adu penalti seusia bermain imbang 1-1 dalam waktu normal.
Catatan itu melengkapi kegagalannya membawa Liverpool menang di tiga kali laga final secara beruntun. Ternyata, ketiga kegagalannya tersebut sebelumnya juga pernah didapatkan saat menukangi Borussia Dortmund. Pelatih asal Jerman ini berhasil dua kali melaju ke final Piala Jerman pada musim 2013/2014 dan 2014/2015. Akan tetapi, hasil keduanya sangat jauh dari harapan. Bahkan, sebelum kalah dari Madrid, Klopp sudah lebih dulu merasakan kekalahan pada final Liga Champions bersama Borussia Dortmund. Pada final musim 2012/2013 Klopp dan Dortmund harus mengakui keunggulan Bayern Munchen 1- 2.
”Ini adalah pertandingan sepak bola. Kami mencoba segalanya untuk memenangkannya. Itu sebabnya saya tidak akan mengubah apa pun dalam persiapan saya. Saya melakukan yang terbaik yang saya bisa dan itu tidak cukup baik dan saya harus menerima itu. Jadi, itu saja yang bisa saya katakan,” ungkap
Klopp.
Yang jelas, dari total tujuh kesempatannya tampil pada final, Klopp hanya berhasil sekali sukses saat menjadi kampiun pada final Piala Jerman 2011/2012 dengan mengalahkan Munchen 5-2. Jika dirata-ratakan, rasio keberhasilan tim besutan Klopp untuk meraup gelar dalam sebuah partai bertajuk final cuma sebesar 14%. Sebuah angka yang jauh dari kata ideal.
(don)