Sebelum ke Rusia, Korsel Hadapi Laga Uji Coba dengan Bolivia

Kamis, 07 Juni 2018 - 11:33 WIB
Sebelum ke Rusia, Korsel...
Sebelum ke Rusia, Korsel Hadapi Laga Uji Coba dengan Bolivia
A A A
INNSBRUCK - KOREA Selatan (Korsel) akan kembali menjalani uji coba sebelum terbang ke Rusia untuk Piala Dunia 2018. Bertempat di Stadion Tivoli Stadion Tirol, Innsbruck, Austria, Korsel akan menghadapi Bolivia.

Taeguk Warriors , julukan Korsel, mencatatkan hasil kurang stabil sepanjang pemanasan menuju Piala Dunia. Dari 14 kali uji coba, Korsel menorehkan enam kemenangan, tiga imbang, dan sisanya berakhir dengan kekalahan. Tapi, dari lima pertandingan terakhir, mereka hanya mengemas dua kemenangan dengan tiga kekalahan. Korsel menjadi satu dari lima tim yang menjadi wakil Konfederasi Asia (AFC) di Piala Asia. Empat slot lagi dimiliki Arab Saudi, Australia, Jepang, dan Iran. Kelima negara inilah yang men dapatkan beban mengurangi catatan buruk wakil AFC di pentas Piala Dunia.

Sulit dibantah jika Asia belum bisa bersaing dengan Eropa dan Amerika Latin dalam persaingan gelar juara. Bukan saja juara, lolos fase grup saja sudah seperti keajaiban untuk wakil Benua Kuning. Sejak Piala Dunia digelar pertama kali pada 1930, dari 12 negara wakil Asia yang bersaing di Piala Dunia, hanya duo Korea yang mencatatkan hasil mengesankan. Pertama, Korea Utara yang mampu menembus babak perempat final Piala Dunia 1966 sebelum dihentikan Por - tugal dengan skor 3-5. Meski saat itu setelah me lewati fase grup, tim langsung berada di perempat final. Tim kedua ada lah Korsel yang me nembus babak semifinal sebelum dihentikan Jerman 0-1 melalui gol tunggal Michael Ballack pada menit ke-75.

Sisanya bertumbangan di fase babak 16 besar dan sebagian besar masih fase grup. “Masih ada kesenjangan antara tim Asia dan mereka yang berada di tingkat kelas dunia. Imbasnya, kami tidak bisa mencapai semifinal atau yang lainnya,” kata legenda Korsel Park Ji-sung, dikutip situs FIFA. Pemain yang pernah merumput bersama Manchester United dan Ajax Amsterdam itu menyebutkan peta sepak bola Asia masih kalah dibandingkan konfederasi dari UEFA, CONMEBOL (Amerika Latin), CONCACAF (Amerika), bahkan CAF (Afrika). Ini terlihat dalam pot undian sebelum Piala Dunia digelar di mana sebagian besar wakil dari AFC menempati pot 4.

Posisi yang mau tidak mau bakal menempatkan wakil Asia berada di grup sulit. Tahun ini, dari lima wakil AFC, empat tim berada di pot 4, yaitu Korsel, Australia, Jepang, dan Arab Saudi. Iran berada di pot 3. Penempatan pot ini didasarkan peringkat FIFA terbaru sebelum undian digelar. Iran menjadi wakil Asia dengan peringkat tertinggi versi FIFA, yaitu 34, disusul Australia (43), Jepang (44), Korsel (62), dan Arab Saudi (63). Jika dibandingkan 32 kontestan lainnya, Arab Saudi dan Korsel menjadi tim dengan peringkat terbawah pertama dan kedua. “Itu memberi tahu Anda bahwa kami masih merupakan benua yang lemah dibandingkan dengan negara lain,” katanya.

Lalu, kenapa Asia tertinggal dibandingkan konfederasi lain, terutama Eropa dan Amerika Selatan sebagai pemegang trofi terbanyak Piala Dunia? Karena, negaranegara Eropa dan Amerika Selatan sudah melakukan investasi di sepak bola. Pemain dari negara-negara ini bermain di liga paling kompetitif di seluruh dunia seperti Liga Primer, Primera Liga, Seri A, dan lainnya. Bermain di kompetisi yang ketat membuat benua-benua ini memiliki lebih banyak pemain berpengalaman dan lebih dari itu terkait kesadaran taktis yang lebih baik dibandingkan tim lain. Pelatih paling elite di dunia pun berasal dari benua-benua ini. “Jadi, akan sangat sulit bagi kami untuk melewati fase grup dan kami perlu fokus pada hal itu. Untuk semua tim Asia (semifinal atau juara) akan menjadi target besar,” ucap Jisung.

Di Rusia, lima wakil Asia ini tersebar di lima grup berbeda dengan lawan yang rumit. Arab Saudi berada di Grup A bersaing dengan tuan rumah Rusia, Mesir, dan Uruguay. Grup yang sebenarnya bisa dikatakan lumayan men janjikan karena Rusia sedang tidak bagus di laga uji coba dan Mesir masih belum diperkuat Mohamed Salah. Sandungan mungkin datang dari Uruguay. Situasi Arab Saudi lebih ringan dibandingkan Iran yang menempati pot 3, tapi justru berada dalam situasi sulit. Tim yang sudah mendarat di Rusia tersebut akan bersaing dengan juara Piala Eropa 2016 Portugal, kampiun Piala Dunia 2010 Spanyol, dan Maroko.

Portugal dan Spanyol menjadi ujian sebenarnya. Korsel tak kalah sulit karena harus bersaing dengan Swedia, Meksiko, dan Jerman di Grup F. Swedia, meski sudah dua periode absen di Piala Dunia, sebelumnya mereka memiliki tradisi lolos 16 besar. Sama seperti Meksiko yang dalam enam Piala Dunia berturut-turut selalu melewati fase grup. Jerman adalah juara bertahan dan menjadi favorit juara. Jepang mungkin masih bisa membuat kalkulasi karena tiga lawannya, Polandia, Kolombia, dan Senegal yang penampilan di Piala Dunia juga tidak terlalu konsisten. Ta hun ini, Jepang masih meng andalkan pemain veteran seperti Keisuke Honda dan Shinji Kagawa.

“Ini Piala Dunia sehingga saya ingin pemain mem per li - hat kan kemampuan mereka agar bisa sampai fase knockout . Karena itu, pemain harus bermain dengan kemampuan terbaik dan saya ingin membantu me reka melaku kannya,” kata Pe latih Jepang Akira Nishino, yang ditunjuk menggantikan Va hid Halilhodzic, Januari lalu.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0903 seconds (0.1#10.140)