Arsitek Senegal, Aliou Cisse: Inspirasi Bruno Metsu dan Pelopor Pelatih Hitam di Piala Dunia 2018

Rabu, 20 Juni 2018 - 17:38 WIB
Arsitek Senegal, Aliou Cisse: Inspirasi Bruno Metsu dan Pelopor Pelatih Hitam di Piala Dunia 2018
Arsitek Senegal, Aliou Cisse: Inspirasi Bruno Metsu dan Pelopor Pelatih Hitam di Piala Dunia 2018
A A A
MOSCOW - Senegal mengawali kampanye Piala Dunia 2018 dengan hasil positif. The Lions of Teranga memetik tiga angka seusai membungkam Polandia 2-1 pada penyisihan Grup H di Otkritie Arena, Moscow, Selasa (19/6/2018).

Sukses ini menjadi debut positif bagi Pelatih Senegal Aliou Cisse. Dia berharap memori pelatih pendahulunya, Bruno Metsu, dapat menginspirasi pemainnya di Piala Dunia 2018, dan memperkuat statusnya sebagai pelopor bagi generasi baru pelatih dari ras hitam.
Arsitek Senegal, Aliou Cisse: Inspirasi Bruno Metsu dan Pelopor Pelatih Hitam di Piala Dunia 2018

Cisse, satu-satunya pelatih kulit hitam di Piala Dunia di Rusia. Pria kelahiran Ziguinchor, Senegal, 24 Maret 1976, itu merupakan kapten saat Senegal saat mencatat sejarah lolos ke perempat final dalam debutnya di Piala Dunia 2002 di bawah arahan Bruno Metsu.

Seusai memberi penghormatan kepada Metsu, yang meninggal pada usia 59 tahun pada 2013, pelatih eksentrik itu berharap bisa menjadi pembawa pengaruh positif bagi perubahan sepak bola Afrika dan dunia.

Berbicara sebelum bentrokan melawan Polandia, mantan gelandang Paris Saint-Germain itu 2018 itu mengatakan: "Memang benar saya satu-satunya pelatih hitam di Piala Dunia ini, tetapi sebenarnya ini adalah perdebatan yang mengganggu saya." (Baca Juga: Kalahkan Polandia, Pelatih Senegal: Ini Kemenangan Afrika).

"Sepak bola adalah olahraga universal dan warna kulit Anda tidak terlalu penting," tegasnya dilansir AS. "Bagus ada pelatih hitam di sini, tetapi itu menunjukkan bahwa kami memiliki pelatih berkualitas. Saya mewakili generasi baru yang ingin mendapatkan tempatnya di Afrika dan sepak bola dunia."
Arsitek Senegal, Aliou Cisse: Inspirasi Bruno Metsu dan Pelopor Pelatih Hitam di Piala Dunia 2018

"Kami sangat bagus dengan taktik kami dan kami memiliki hak untuk menjadi bagian dari pelatih top internasional."

"Di negara-negara Eropa, di klub-klub besar, Anda melihat banyak pemain Afrika. Sekarang kami membutuhkan pelatih Afrika untuk benua kami, dan demi terus maju," ujar Cisse.

Cisse mengatakan dirinya punya cara tersendiri untuk membawa The Lions of Teranga lebih maju. Dia tidak ingin mencontek apa yang dilakukan Bruno Metsu yang telah membawa Senegal lolos ke 8 besar 16 tahun silam.
Arsitek Senegal, Aliou Cisse: Inspirasi Bruno Metsu dan Pelopor Pelatih Hitam di Piala Dunia 2018

"Taktik Bruno adalah milik dia, dan sekarang saya pelatih. Saya punya cara sendiri untuk mengelola tim."

"Sebelum pertandingan ini (vs Polandia), pikiran saya teringat Bruno. Dia melakukan begitu banyak untuk sepak bola Senegal. Dia meloloskan kami ke Piala Dunia untuk pertama kalinya, dan saya menjadi kapten saat itu. Kini, saya pelatih tetapi kami tahu Bruno sedang melihat ke bawah dan kami bisa merasakan itu."

Cisse melihat sangat sedikit kesamaan antara tim Senegal di Piala Dunia 2002 dengan timnya saat ini. "Orang-orang ingin membandingkan 2002 dan 2018, tetapi mentalitas telah berubah, pendidikan telah berubah, cara orang berpikir telah berubah."

"Tim 2002 memberi banyak sukacita bagi negara dan tim saat ini akan melakukan hal yang sama. Saya sepenuhnya memercayai mereka."

Torehan terbaik tim Afrika di Piala Dunia hanya sampai perempat final, seperti Kamerun pada 1990 dan Ghana pada 2010. Namun, Cisse tetap yakin bahwa tim Afrika suatu hari nanti akan mengangkat trofi Piala Dunia.

"Dua puluh tahun lalu, tim-tim Afrika datang hanya untuk menjadi penggembira di Piala Dunia," jelasnya. "Tapi, banyak hal telah berkembang saat ini. Kami telah menunjukkan bahwa kami dapat melakukan lebih banyak lagi, kami dapat berpartisipasi dan memiliki hasil yang sangat baik, kami hanya perlu pergi ke tahap berikutnya."
Arsitek Senegal, Aliou Cisse: Inspirasi Bruno Metsu dan Pelopor Pelatih Hitam di Piala Dunia 2018

"Butuh waktu. Kami memiliki kenyataan yang tidak ada di benua lain, kami memiliki kualitas dan saya yakin bahwa suatu hari tim-tim Afrika akan dapat memenangkan turnamen seperti Brasil dan Jerman."

"Kami tidak memiliki rasa rendah diri dengan negara-negara Eropa, Anda melihat banyak pemain Afrika di klub-klub besar," pungkasnya.
(sha)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8708 seconds (0.1#10.140)