Heimir Hallgrimsson: Perempuan, Gigi, dan Sepak Bola

Jum'at, 22 Juni 2018 - 16:44 WIB
Heimir Hallgrimsson: Perempuan, Gigi, dan Sepak Bola
Heimir Hallgrimsson: Perempuan, Gigi, dan Sepak Bola
A A A
DALAM dua tahun terakhir, Heimir Hallgrimsson menjadi idola baru di Islandia dan dunia. Tangan dinginnya turut menghadirkan revolusi sepak bola negara dengan penduduk hanya sekitar 334.252 jiwa. Sentuhan Hallgrimsson juga mewujudkan mimpi masyarakat melihat Strakarnir Okkar-julukan Islandia-berlaga di Piala Dunia untuk pertama kalinya. Kesuksesan Hallgrimsson di rajut dari sejumlah kisah unik.

Pria berusia 51 tahun saat ini masih tercatat sebagai dokter gigi dan aktif menjalankan profesinya. Dia juga kerap dijuluki sebagai pelatih dengan gigi terbaik. “Pelatih lain mungkin menghilangkan stres dengan main golf atau berburu. Namun, saya kembali ke rutinitas sebagai dokter gigi dan menemui pasien saya,” ujar Hallgrimsson.

Dia juga dikenal akrab dengan para pendukung Islandia. Dia “memanfaatkan” kecilnya negara tersebut untuk membuat Aron Gunnarsson dkk intim dengan fans. Bahkan, bila Strakarnir Okkar bermain di kandang, beberapa jam sebelum pertandingan dia akan bertemu fans di suatu pub, dan mengabarkan perkembangan terakhir tim serta line-up-nya.

Begitu juga saat Islandia akan meladeni Nigeria pada laga kedua mereka di Piala Dunia 2018, di Volgograd Arena, Volgograd, nanti malam. Strakarnir Okkar butuh poin penuh untuk menjaga kans melaju ke babak gugur. Penampilan pertama dengan menahan imbang 1-1 tim besar Argentina akan semakin memotivasi Islandia.

Islandia bergabung di Grup D bersama Argentina, Nigeria, dan Kroasia. “Dia membawa laptop, men jelaskan strategi, line-up, dan lain-lain. Saya rasa tidak ada pelatih di dunia ini yang melakukan hal tersebut,” ujar Gunter, pendukung Islandia, kepada KORAN SINDO/ Sindonews.com.

Bagi Hallgrimsson, ada kesamaan antara dokter gigi dan sepak bola. “Anda datang kedokter gigi dengan kepercayaan. Itu juga yang saya lakukan dengan timnas sepak bola Islandia,” imbuhnya. “Saya merasakan kepercayaan selu ruh warga Islandia kepada saya.” Jauh sebelum Hallgrimsson menukangi Islandia, pria kelahiran Vestman naeyjar itu lebih banyak berkecimpung di sepak bola wanita.

Bahkan ketika masih aktif sebagai pesepak bola untuk Hottur, dia “nyambi” melatih tim wa nita klub yang sama. Dia sukses membawa timnya finis diurutan teratas klase menakhir dan promosi ke divisi utama. Tak lama, dia hengkang ke IBV, klub lokal Vestman naeyjar untuk meng arsiteki tim wanita.

Lewat tangan dinginnya, IVB selalu mengakhiri musim kompetisi di papan atas dan me menangkan dua trofi. Lantaran kinerja apiknya, tim putra IVB membajak Hallgrimsson. Tapi karena hanya bekerja di tengah musim 2006 dan memimpin pasukannya di enam laga, IVB degra dasi.

Dua tahun berselang IVB promosi; dan pada 2010 dan 2011, IVB kembali menjadi klub elite negara mini itu. Sebelum Islandia memecahkan rekor negara dengan penduduk paling sedikit yang tampil di Piala Dunia, pada 2005, Trinidad-Tobago menjadi negara terkecil yang pernah tampil di pesta sepak bola terbesar dunia tersebut de ngan populasi lebih dari 1,2 juta.

“Kami pantas mendapatkan hak berada di Rusia, sama seperti yang lain. Kami telah me ngalahkan negara-negara besar untuk berada di Piala Dunia, jadi mengapa kami tidak bisa mencapai sesuatu seperti orang lain? Kita berada di sana seperti semua orang, dan mengapa kami tidak punya kesempatan menang?” kata Hallgrimsson.

Islandia mendapatkan tiket ke Piala Dunia 2018 saat ba nyak orang belum lupa dengan keajaiban yang mereka lakukan di Piala Eropa 2016. Tidak banyak dibicarakan orang, mereka sukses melangkah ke perempat final dengan menyingkirkan Inggris 2-1. Langkah mereka baru terhenti saat bertemu tuan rumah Prancis dan menyerah 2-5.

Namun, keberhasilan Islandia bukanlah kebetulan. Mereka sangat serius dalam membangun sepak bola sehingga bisa bersaing dengan negara lain. Bahkan, mungkin tidak ada negara yang melatih pemain sepak bola seserius Islandia. Negara ini memiliki lebih dari 20.000 pemain sepak bola terdaftar, yang berarti 5% dari seluruh penduduk Islandia.

Satu dari 500 orang Islandia memiliki lisensi UEFA B atau bisa jadi lebih banyak, yang berarti beberapa pemain memulai pelatihan dengan pelatih profesional berusia lima tahun. Padahal, tantangan mereka bukan saja jumlah penduduk, melainkan juga alam dan sistem kompetisi yang tidak bisa dibilang profesional.

Tantangan alam karena Islandia didominasi salju hampir sepanjang tahun lan taran hanya berjarak 300 km dari Greenland. Namun, situasi tersebut membuat Aso siasi Sepak Bola Islandia (KSI) berpikir keras. Satu-satunya cara agar bisa bersaing dengan negara-negara maju sepak bola adalah memperbaiki infrastruktur olahraga dan kualitas pelatih.

Gagasan indoor Football House digarap. Lapangan sepak bola yang dilengkapi berbagai fasilitas seperti ruang loker, fasilitas pelatihan medis, tempat konsesi, dan bangku penonton. Beberapa di antaranya bahkan bisa menampung ribuan penonton. Menggeliatnya pembangunan indoor Football House tidak terlepas dari dukungan pemerintah.

Mereka mendukung bank-bank nasional yang memberikan kemudahan pinjaman uang. Masuknya investor dari luar negeri membuat program KSI berkembang sangat pesat. Dalam kurun waktu 2002 dan 2009, pasar saham Islandia naik menjadi 900%. Pada 2007, aset perbankan Islandia naik tujuh kali lipat.

Menurut Direktur Pemasaran KSI Omar Smarason, meningkatnya pemasukan negara membuat semua kebutuhan mereka terpenuhi. “Ini merupakan dorongan besar bagi kami dalam membangun fasilitas olahraga. Sumber uang kami mengalir tanpa henti. Pemerintah memiliki akses pinjaman yang relatif mudah,” kata Smarason.

Bukan hanya lapangan, KSI juga fokus menciptakan pelatih-pelatih berkualitas sebagai penunjang. Berdasarkan laporan terbaru, Islandia kini telah memiliki 184 pelatih berlisensi UEFA A dan 500 pelatih B.

Sinergi dan kerja keras pemerintah dengan KSI berdampak positif terhadap tim sepak bolanya. Kejutan pertama Islandia adalah ketika mereka lolos ke Piala Eropa 2016, lalu me lenggang hingga babak perempat final. Kini, sejauh apa Islandia bisa melangkah?
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7154 seconds (0.1#10.140)