Bagaimana Memahami Anatomi Konflik Internal Tim Bintang

Selasa, 26 Juni 2018 - 16:31 WIB
Bagaimana Memahami Anatomi...
Bagaimana Memahami Anatomi Konflik Internal Tim Bintang
A A A
PETERSBURG - Sebagai tim yang memiliki sejarah panjang di jagat sepak bola, kisruh yang dialami Argentina di Piala Dunia 2018 memang sangat disayangkan. Persoalan internal membuat La Albiceleste kesulitan menunjukkan performa terbaik. Sebagai salah satu unggulan, kinerja Argentina jauh dari yang diharapkan. Nasib mereka ditentukan pada laga terakhir Grup D melawan Nigeria di Saint- Petersburg Stadium, dini hari nanti.

Meraih tiga poin dan lolos ke babak 16 besar bukan sesuatu yang mustahil, tetapi kondisi tim saat ini tidak terlalu ideal. Suasana hati skuad Argentina diyakini masih sangat terpukul setelah mengalami dua kekalahan beruntun. Seluruh pemain bahkan dikabarkan kecewa dengan Pelatih Jorge Sampaoli.

Mereka mencoba membujuk Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) melengserkan Sampaoli dan mengambil alih kendali tim. Meski pada akhirnya AFA tetap mendukung Sampaoli dan para pemain membantah ada pertikaian di dalam tim, publik jelas tidak percaya begitu saja.

Terlebih apa yang dialami Argentina sejatinya pernah terjadi di masa lalu, tepatnya oleh Prancis di Piala Dunia 2010. Kejadiannya bermula ketika Nicolas Anelka dipulangkan Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) setelah Les Bleus kalah 0-2 di babak penyisihan grup.

Anelka berdebat sengit dengan Pelatih Raymond Domenech di ruang ganti. Anelka kedapatan menghina dan mengutuk Domenech. Dia langsung diganti di babak kedua. Situasi itu justru membuat rekan setim Anelka ngambek dan menolak berlatih keesokan harinya.

Masalah kian meruncing setelah Patrice Evra berdebat dengan pelatih kebugaran Robert Duverne. Skuad Prancis memilih meninggalkan tempat latihan dan menaiki bus. Beberapa saat kemudian, mereka merilis surat yang berisi kekecewaan terhadap pencoretan Anelka.

Perseteruan terbukti berdampak buruk terhadap Prancis. Pada laga terakhir penyisihan grup, mereka kalah 1-2 dari tuan rumah Afrika Selatan sekaligus tersingkir dari Piala Dunia 2010. Akibatnya FFF bertindak tegas, para pemain yang dianggap sebagai keladi, seperti Anelka, Evra, Franck Ribery, dan Jeremy Toulalan dijatuhi hukuman.

Memori buruk Prancis tentu dijadikan pelajaran berharga Argentina. Dukungan terhadap juara dunia 1978 dan 1986 itu terus berdatangan, salah satunya dari legendaris yang kini menangani Atletico Madrid, Diego Simeone.

Dia mengatakan seluruh elemen tim La Albiceleste harus bersatu agar segera keluar dari keterpurukan. Menurut dia, apa yang terjadi saat ini adalah sesuatu yang sama dalam empat tahun terakhir.

“Anarki, tidak ada jiwa kepemimpinan dari pemain, pelatih, atau direktur tim. Tim ini sedang terpuruk. Sekarang seseorang harus berdiri untuk membangkitkan tim agar semangat bertarung,” kata Simeone dilansir reuters.
(don)
Copyright ©2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5742 seconds (0.1#10.140)