Kutukan Piala Dunia Timpa Jerman

Kamis, 28 Juni 2018 - 14:09 WIB
Kutukan Piala Dunia Timpa Jerman
Kutukan Piala Dunia Timpa Jerman
A A A
Kutukan juara bertahan Piala Dunia menimpa Jerman. Kampiun 2014 tersebut angkat koper setelah di laga terakhir dipermalukan Korea Selatan (Korsel) 0-2.

Armada perang Joachim Loew mengikuti jejak Prancis yang gagal total di Piala Dunia 2002, setelah berjaya pada 1998. Sementara Italia yang merajai dunia pada 2006 harus angkat kaki setelah gagal melaju ke babak gugur di edisi 2010. Sial yang sama menimpa Spanyol. Di Afrika Selatan, La Furia Roja—julukan Spanyol—bertakhta untuk pertama kali. Namun, empat tahun kemudian di Brasil, Sergio Ramos dkk pulang dengan muka tertunduk lantaran mengakhiri perjalanan di fase grup. Kini giliran Jerman. Sejak melakoni laga perdana, performa Der Panzer di Rusia memang sudah mengundang kritik.

Manuel Neuer dkk kerap melakukan kesalahan tak perlu dan minim komunikasi di lapangan. Namun, yang paling menonjol adalah hilangnya pemain berkarakter seperti Philipp Lahm di skuad tersebut. “Kami sangat terpukul. Ini sangat mengecewakan. Tapi, saya adalah yang paling bertanggung jawab. Saya yang harus disalahkan. Tidak yang lain,” ungkap Loew selepas laga di Kazan Arena, Kazan, Rusia, dini hari tadi. Pria yang sudah menangani Der Panzer sejak 2016 itu mengakui pertahanannya sangat buruk dan koordinasi di lapangan amat mengece wakan. “Korsel menyerang dengan baik, mampu memanfaatkan kesalahan yang kami buat. Mereka merepotkan pertahanan kami,” imbuhnya.

Apakah dengan kekalahan ini Loew akan dilengserkan? Isu ini pernah mengemuka ketika Jerman tak berdaya di Piala Eropa dua tahun lalu. “Kami tentu akan mengevaluasi apa yang terjadi di sini,” tegas Loew. Legenda Die Mannschaft Lothar Matthaus menilai faktor terakhir sangat berperan untuk membuat suatu tim berjaya di panggung sepak bola terakbar. “Dibutuhkan mental yang tangguh dan hasrat,” ujarnya saat bertemu KORAN SINDO/Sindonews.com di Luzhniki Stadium.

“Saya melihat ada pemain yang tidak sungguh-sungguh. Tidak ada hati, tidak ada cinta, tidak ada rasa, tidak ada semangat,” kata Matthaus. Padahal, dia memuji armada yang dimiliki Loew saat ini jauh lebih komplit dibandingkan edisi 1990. Kala itu Matthaus, kapten Jerman Barat, membawa Der Panzer ke puncak dunia. Jerman meninggalkan Rusia dengan sangat memalukan. Sang kampiun terperosok di dasar klasemen akhir Grup F dengan nilai 3. Sedangkan Swedia yang menaklukkan Meksiko 0-3 di pertandingan terakhir mereka melaju sebagai juara grup. El Tri—julukan Meksiko— juga meluncur ke fase knockout .

Sedangkan bagi Korsel, tiga poin atas Jerman menjadi hiburan luar biasa. Tim Taeguk menilai pencapaian ini sangat luar biasa. “Ini sungguh di luar dugaan. Kami bisa menang atas Jerman,” ungkap suporter Korsel, Park. Tersingkirnya Jerman disambut meriah oleh suporter Meksiko dan Swedia. Maklum, pencapaian terbaik Swedia di panggung Piala Dunia adalah saat mereka menjadi runner-up pada 1958. Tapi, dalam dua edisi sebelum Rusia, Blagult—julukan Swedia—tidak pernah lolos. Pelatih Swedia, Janne Anderson menilai, Jerman tidak tampil sebagaimana biasanya ketika dipermalukan El Tri dan Korsel.

“Saya tahu bagaimana kekuatan Jerman. Kami semua tahu itu. Tapi, dalam sepak bola sesuatu di luar perhitungan kerap terjadi. Itu juga yang membuat sepak bola menarik,” ungkapnya saat menggelar konferensi pers selepas menekuk Meksiko. Namun, yang paling berbahagia adalah suporter Brasil. Ini lantaran jika Jerman lolos, ada kemungkinan keduanya akan bertemu di babak 16 besar. “Bukannya kami takut. Dengan kekuatan Brasil saat ini tentu kami bisa menang. Tapi, bisa kalah melawan Korea? Wow ! Ini sungguh luar biasa. Seperti biasa juara bertahan memang selalu jadi musuh bersama,” ucap pendukung Brasil, Rodrigo. Tak kalah heboh menyambut kekalahan Jerman adalah suporter Argentina.

“Kami sempat cemas jika kami tak lolos karena penampilan buruk timnas. Tapi, kami lega kini kami di babak gugur. Kesenangan berlipat berkalikali setelah melihat Jerman gagal,” kata Carlos, pendukung Argentina asal Buenos Aires. Sejumlah pengamat sepak bola memang ragu Jerman bisa mempertahankan trofi Piala Dunia, tapi tetap terkejut mereka gagal melaju ke fase knock-out. “Mungkin perempat final. Tapi, sekarang kita harus melihat mereka pulang,” ujarnya.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4968 seconds (0.1#10.140)