Wajah Buruk Uruguay

Jum'at, 06 Juli 2018 - 09:11 WIB
Wajah Buruk Uruguay
Wajah Buruk Uruguay
A A A
“Jika ada kesempatan, mereka akan menarik rambut Anda, bahkan meludahi Anda,” kata mantan penjaga gawang tim nasional Skotlandia Jim Leighton kepada STV tentang kenangannya pada laga melawan Uruguay di putaran pertama Grup E Piala Dunia 1986.

Alex Ferguson yang saat itu menjadi pelatih timnas Skotlandia pada laga terakhir setelah Pelatih Kepala Jock Stein mengalami serangan jantung dan meninggal setelah laga imbang 1-1 melawan Wales, bahkan menyebut laga melawan Uruguay yang pada laga terakhir Grup E tersebut bukan merupakan pertandingan sepak bola.

Sementara itu, Sekretaris FA Skotlandia Ernie Walker mengatakan, mereka datang melawan “penipu dan penakut” dan menemukan diri mereka “seperti sampah sepak bola dunia”. Semua karena Uruguay dianggap bermain brutal dengan satu merah di detik ke-56, kasar, mengulur waktu, serta mengintimidasi wasit sepanjang laga.

Intensitas muncul karena keduanya ingin lolos ke fase putaran kedua dengan tiket dari peringkat 3. Untuk lolos Skotlandia butuh menang, sementara Uruguay hanya perlu imbang. Dengan semua yang mereka lakukan, Uruguay akhir bisa memulangkan Skotlandia lebih awal.

“Paling penting kami bermain de ngan bermartabat” tutur Fergie, dikutip ESPN . Dua puluh empat tahun setelah itu, tepatnya Piala Dunia 2010 laga 8 besar Piala Dunia 2010, Uruguay bertemu Ghana di perempat final. Bermain imbang 1-1 laga bersiap ke perpanjangan waktu, insiden terjadi di depan gawang Uruguay. Sundulan Dominic Adiyiah, yang mengarah ke gawang Uruguay, dihentikan Luis Suarez dengan tangannya.

Suarez menepis bola yang akan masuk ke gawang dengan dua tangannya. Wasit Olegario Benquerenca yang menyaksikan langsung kejadian itu mengambil keputusan, tendangan penalti untuk Ghana dan kartu merah langsung untuk Luis Suarez.

Sayang, Asamoah Gyan gagal mengeksekusi penalti ka rena tendang annya mengenai mistar gawang de ngan kencang. Toh, publik Ghana bahkan Afrika mengklaim jika laju timnya dihentikan “tangan setan” menjadi plesetan “Tangan Tuhan Maradona”. Empat tahun kemudian Uruguay kembali mendapat sorotan, aktornya sama, Suarez.

Tepatnya pada Piala Dunia 2014, pada laga fase grup antara Italia versus Uruguay. Ada insiden Suarez dan bek Italia Giorgio Chiellini. Pada pertengahan babak kedua Suarez tiba-tiba menggigit bahu Chiellini dalam sebuah duel di kotak penalti. Ulah Suraez langsung mendulang sumpah serapah dari media-media Inggris.

“Asingkan monster ini!” tulis Daily Telegraph . Sementara harian Mirror mengecam Suarez yang telah tiga kali menggigit pemain lawan, yakni di Ajax, Liverpool, dan kini di timnas Uruguay.

“Tiga gigitan dan Anda keluar!” Tahun ini, Uruguay terkesan ingin mengubah wajah buruk mereka. Selama di Rusia, para pemain tampil lebih kalem. Suarez juga lebih tenang dan rajin memberikan tekanan meski masih jauh dari daftar persaing an perebutan sepatu emas. Dan ujian akan datang nanti malam saat Uruguay menghadapi Prancis. Laga yang jika dimenangkan akan membuat La Celeste minimal mengulangi capaian 2010. Wajah Buruk Uruguay

“Jika ada kesempatan, mereka akan menarik rambut Anda, bahkan meludahi Anda,” kata mantan penjaga gawang tim nasional Skotlandia Jim Leighton kepada STV tentang kenangannya pada laga melawan Uruguay di putaran pertama Grup E Piala Dunia 1986.

Alex Ferguson yang saat itu menjadi pelatih timnas Skotlandia pada laga terakhir setelah Pelatih Kepala Jock Stein mengalami serangan jantung dan meninggal setelah laga imbang 1-1 melawan Wales, bahkan menyebut laga melawan Uruguay yang pada laga terakhir Grup E tersebut bukan merupakan pertandingan sepak bola.

Sementara itu, Sekretaris FA Skotlandia Ernie Walker mengatakan, mereka datang melawan “penipu dan penakut” dan menemukan diri mereka “seperti sampah sepak bola dunia”. Semua karena Uruguay dianggap bermain brutal dengan satu merah di detik ke-56, kasar, mengulur waktu, serta mengintimidasi wasit sepanjang laga.

Intensitas muncul karena keduanya ingin lolos ke fase putaran kedua dengan tiket dari peringkat 3. Untuk lolos Skotlandia butuh menang, sementara Uruguay hanya perlu imbang. Dengan semua yang mereka lakukan, Uruguay akhir bisa memulangkan Skotlandia lebih awal.

“Paling penting kami bermain de ngan bermartabat” tutur Fergie, dikutip ESPN . Dua puluh empat tahun setelah itu, tepatnya Piala Dunia 2010 laga 8 besar Piala Dunia 2010, Uruguay bertemu Ghana di perempat final. Bermain imbang 1-1 laga bersiap ke perpanjangan waktu, insiden terjadi di depan gawang Uruguay. Sundulan Dominic Adiyiah, yang mengarah ke gawang Uruguay, dihentikan Luis Suarez dengan tangannya.

Suarez menepis bola yang akan masuk ke gawang dengan dua tangannya. Wasit Olegario Benquerenca yang menyaksikan langsung kejadian itu mengambil keputusan, tendangan penalti untuk Ghana dan kartu merah langsung untuk Luis Suarez.

Sayang, Asamoah Gyan gagal mengeksekusi penalti ka rena tendang annya mengenai mistar gawang de ngan kencang. Toh, publik Ghana bahkan Afrika mengklaim jika laju timnya dihentikan “tangan setan” menjadi plesetan “Tangan Tuhan Maradona”. Empat tahun kemudian Uruguay kembali mendapat sorotan, aktornya sama, Suarez.

Tepatnya pada Piala Dunia 2014, pada laga fase grup antara Italia versus Uruguay. Ada insiden Suarez dan bek Italia Giorgio Chiellini. Pada pertengahan babak kedua Suarez tiba-tiba menggigit bahu Chiellini dalam sebuah duel di kotak penalti. Ulah Suraez langsung mendulang sumpah serapah dari media-media Inggris.

“Asingkan monster ini!” tulis Daily Telegraph . Sementara harian Mirror mengecam Suarez yang telah tiga kali menggigit pemain lawan, yakni di Ajax, Liverpool, dan kini di timnas Uruguay.

“Tiga gigitan dan Anda keluar!” Tahun ini, Uruguay terkesan ingin mengubah wajah buruk mereka. Selama di Rusia, para pemain tampil lebih kalem. Suarez juga lebih tenang dan rajin memberikan tekanan meski masih jauh dari daftar persaing an perebutan sepatu emas. Dan ujian akan datang nanti malam saat Uruguay menghadapi Prancis. Laga yang jika dimenangkan akan membuat La Celeste minimal mengulangi capaian 2010.
(don)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9553 seconds (0.1#10.140)