Laga Lawan Kroasia, Pertaruhan Nasib bagi Stanislav Cherchesov
A
A
A
MOSKOW - Laga melawan Kroasia pada babak perempat final Piala Dunia 2018 akan menjadi pertaruhan besar bagi Pelatih Rusia Stanislav Cherchesov.
Meski namanya sedang naik daun, kariernya ber sama Beruang Merah bisa berakhir lebih cepat. Cherchesov dituntut mampu mengalahkan Kroasia menyusul ekspektasi tinggi Rusia bisa menembus babak semifinal. Sebelum Piala Dunia 2018 dimulai dia juga sudah dituntut mampu membangun tim yang kuat dan bermental juara.
Pria berusia 54 tahun itu tidak memiliki pilihan lain selain menang. Di bawah kepemimpinannya, Rusia sukses memasuki babak perempat final dengan berbagai tingkatan tantangan, mulai dari melawan tim nonjuara seperti Arab Saudi pada babak penyisihan hingga melawan tim juara seperti Spanyol pada babak 16 besar.
Determinasi mereka untuk keluar sebagai pemenang sangat tinggi. Padahal, Rusia memasuki Piala Dunia 2018 dengan persiapan buruk. Mereka tidak mampu meraih kemenangan dalam tujuh pertandingan sebelum turnamen sejagat raya itu dimulai. Dengan hasil itu, tim Beruang Merah bercokol di posisi 70 dalam daftar peringkat FIFA, terburuk dari 32 tim yang masuk pada Piala Dunia 2018.
Rusia bahkan dipandang sebelah mata dan dianggap tidak akan mampu bertahan pada babak penyisihan grup, sekalipun tergabung dalam tim yang lemah, yakni Arab Saudi, Mesir, dan Uruguay. Namun, mereka tampil di luar dugaan. Arab Saudi dibantai 5-0 dan Mesir dibantai 3-1 sebelum rekor positif itu akhirnya dibendung Uruguay.
”Kami hanya melakukan tugas kami. Mampu tampil baik tidaklah cukup, kami harus mampu mengambil keputusan yang tepat,” kata Cherchesov, dikutip Reuters. Pada babak 16 besar Rusia juga menahan imbang Spanyol, meski kalah penguasaan bola sebesar 75%.
Mereka menekuk La Furia Roja 4-3 dalam adu penalti. CV Cherchesov juga tidaklah mengesankan. Dia memulai karier sebagai pelatih pada 2004 di Austria. Sekitar 12 tahun berikutnya dia pindah ke Rusia. Sejauh ini kontraknya tidak diperpanjang dan akan berakhir pada Piala Dunia 2018.
Meski masa depannya tidak menentu, Che richesov tidak ingin mengecewakan timnas Rusia. Pengamat menilai, Cherchesov merupakan taktisi yang bagus. Namun, dia belum mampu meningkatkan kemampuan Sbornaya. Presiden Rusia Vladimir Putin pernah memberikan ucapan selamat kepadanya di sela-sela konferensi pers setelah memenangi laga pembuka.
Dia juga meraih penghargaan honorary citizen di Alagir. Terlahir dari keluarga sederhana, Cherchesov memiliki jiwa sekeras baja. Empat saudara Cherchesov merupakan perempuan. Tidak heran dia selalu menjadi pagar betis bagi anak asuhnya ketika timnya diterpa cercaan dan makian.
Namun, dia juga terkenal ramah dan murah senyum. Hal itu yang membuat Igor Akinfeev dkk memiliki mental tegar dan semangat tinggi untuk berjuang. ”Sekarang saya hanya fokus memikirkan pertandingan berikutnya,” kata Cherchesov.
Sebagai satu-satunya anak lelaki, dia meninggalkan Ossetia dan pernah bermain di Spartak Moskow, Dynamo Dresden, dan Tirol Inssbruck. Dia meraih lima piala lokal bergengsi di Rusia. Warga Rusia ingin memberikan penghormatan kepada Cherchesov.
Mereka me minta Komisi Warisan Budaya Moskow untuk memahat patung dirinya. Namun, pihak komisi menolak de ngan alasan terlalu dini. ”Hari ini seseorang bisa saja dipuja, tapi esok hari dia bisa saja dikutuk. Seperti itulah olahraga,” ungkap komisi.
Meski namanya sedang naik daun, kariernya ber sama Beruang Merah bisa berakhir lebih cepat. Cherchesov dituntut mampu mengalahkan Kroasia menyusul ekspektasi tinggi Rusia bisa menembus babak semifinal. Sebelum Piala Dunia 2018 dimulai dia juga sudah dituntut mampu membangun tim yang kuat dan bermental juara.
Pria berusia 54 tahun itu tidak memiliki pilihan lain selain menang. Di bawah kepemimpinannya, Rusia sukses memasuki babak perempat final dengan berbagai tingkatan tantangan, mulai dari melawan tim nonjuara seperti Arab Saudi pada babak penyisihan hingga melawan tim juara seperti Spanyol pada babak 16 besar.
Determinasi mereka untuk keluar sebagai pemenang sangat tinggi. Padahal, Rusia memasuki Piala Dunia 2018 dengan persiapan buruk. Mereka tidak mampu meraih kemenangan dalam tujuh pertandingan sebelum turnamen sejagat raya itu dimulai. Dengan hasil itu, tim Beruang Merah bercokol di posisi 70 dalam daftar peringkat FIFA, terburuk dari 32 tim yang masuk pada Piala Dunia 2018.
Rusia bahkan dipandang sebelah mata dan dianggap tidak akan mampu bertahan pada babak penyisihan grup, sekalipun tergabung dalam tim yang lemah, yakni Arab Saudi, Mesir, dan Uruguay. Namun, mereka tampil di luar dugaan. Arab Saudi dibantai 5-0 dan Mesir dibantai 3-1 sebelum rekor positif itu akhirnya dibendung Uruguay.
”Kami hanya melakukan tugas kami. Mampu tampil baik tidaklah cukup, kami harus mampu mengambil keputusan yang tepat,” kata Cherchesov, dikutip Reuters. Pada babak 16 besar Rusia juga menahan imbang Spanyol, meski kalah penguasaan bola sebesar 75%.
Mereka menekuk La Furia Roja 4-3 dalam adu penalti. CV Cherchesov juga tidaklah mengesankan. Dia memulai karier sebagai pelatih pada 2004 di Austria. Sekitar 12 tahun berikutnya dia pindah ke Rusia. Sejauh ini kontraknya tidak diperpanjang dan akan berakhir pada Piala Dunia 2018.
Meski masa depannya tidak menentu, Che richesov tidak ingin mengecewakan timnas Rusia. Pengamat menilai, Cherchesov merupakan taktisi yang bagus. Namun, dia belum mampu meningkatkan kemampuan Sbornaya. Presiden Rusia Vladimir Putin pernah memberikan ucapan selamat kepadanya di sela-sela konferensi pers setelah memenangi laga pembuka.
Dia juga meraih penghargaan honorary citizen di Alagir. Terlahir dari keluarga sederhana, Cherchesov memiliki jiwa sekeras baja. Empat saudara Cherchesov merupakan perempuan. Tidak heran dia selalu menjadi pagar betis bagi anak asuhnya ketika timnya diterpa cercaan dan makian.
Namun, dia juga terkenal ramah dan murah senyum. Hal itu yang membuat Igor Akinfeev dkk memiliki mental tegar dan semangat tinggi untuk berjuang. ”Sekarang saya hanya fokus memikirkan pertandingan berikutnya,” kata Cherchesov.
Sebagai satu-satunya anak lelaki, dia meninggalkan Ossetia dan pernah bermain di Spartak Moskow, Dynamo Dresden, dan Tirol Inssbruck. Dia meraih lima piala lokal bergengsi di Rusia. Warga Rusia ingin memberikan penghormatan kepada Cherchesov.
Mereka me minta Komisi Warisan Budaya Moskow untuk memahat patung dirinya. Namun, pihak komisi menolak de ngan alasan terlalu dini. ”Hari ini seseorang bisa saja dipuja, tapi esok hari dia bisa saja dikutuk. Seperti itulah olahraga,” ungkap komisi.
(don)