Pelatih Brasil: Ini Sangat Kejam! Peluang Menjauh dari Kami
A
A
A
KAZAN - Pelatih Brasil, Tite merasakan kesedihan yang luar biasa setelah disingkirkan Belgia di perempat final Piala Dunia 2018. Kendati menguasai jalannya pertandingan, Brasil gagal memenangkan pertandingan.
Dalam laga yang berlangsung di Stadion Kazan Arena tersebut, Sabtu (7/7/2018) Brasil kalah 1-2 atas Belgia. Pemainh tengah Fernandinho membuat Belgia memimpin pada menit ke 13 dengan gol bunuh diri setelah bola mengenai bahunya. Sebelum Kevin De Bruyne mencetak gol kedua tepat pada setengah jam pertandingan berlangsung.
Pemain pengganti Brasil, Renato Augusto mengurangi defisit pada menit 76 dengan sundulan yang baik. Di sisa laga, Tite menumpuk para pemainnya di lini pertahanan Belgia untuk memberikan tekanan. Namun mereka tidak bisa menyamakan kedudukan hingga peluit panjang dibunyikan.
Dalam laga tersebut, penjagan gawang Belgia, Thibaut Courtois tampil ciamik. Kiper 26 tahun itu berhasil menepis beberapa tendangan yang mengarah ke gawangnya. Tercatat dia melakukan lima penyelamat penting. Penderitaan Brasil tak berhenti sampai di situ. Tendangan bek Thago Silva pada menit ke -8 juga diselamatkan oleh tiang gawang.
Kendati kalah dalam laga tersebut, Pelatih Brasil, Tite mengakui bahwa hasil itu menggambarkan kesiapan tim di laga tersebut. Dia tidak percaya dengan hal yang berbau keberuntungan. Tite mengakui bahwa Courtouis memang seorang kiper hebat yang tampil ciamik di laga tersebut.
"Sepak bola itu rumit. Tetapi saya tidak suka berbicara tentang keberuntungan. Ketika keberuntungan berada di pihak kita, itu adalah cara sopan untuk menjatuhkan lawan. Jadi saya tidak percaya keberuntungan," kata Tite dikutip dari ESPN, Sabtu (7/7/2018)
"Menguasai pertandingan, peluang yang terbuang dan kesempatan untuk menang bisa terjadi di sepak bola dan itulah yang terjadi saat ini. Rasanya sakit untuk mengatakannya. Itu bukan untuk mendiskreditkan Belgia yang merupakan tim yang hebat. Belgia mengubah peluang mereka menjadi gol. Tapi kesempatan itu kejam bagi kita dan menjauhd ari kami. Saya sangat sulit untuk menerimanya. Tapi itu pertandingan yang hebat. Dua tim yang sangat mengesankan secara teknis," beber pelatih 57 tahun itu.
"Dengan semua rasa sakit yang saya rasakan, kepahitan ini, sulit untuk berbicara, tetapi mereka yang suka sepakbola sangat senang menonton pertandingan ini. Sungguh permainan yang mengesankan," pungkasnya.
Dalam laga yang berlangsung di Stadion Kazan Arena tersebut, Sabtu (7/7/2018) Brasil kalah 1-2 atas Belgia. Pemainh tengah Fernandinho membuat Belgia memimpin pada menit ke 13 dengan gol bunuh diri setelah bola mengenai bahunya. Sebelum Kevin De Bruyne mencetak gol kedua tepat pada setengah jam pertandingan berlangsung.
Pemain pengganti Brasil, Renato Augusto mengurangi defisit pada menit 76 dengan sundulan yang baik. Di sisa laga, Tite menumpuk para pemainnya di lini pertahanan Belgia untuk memberikan tekanan. Namun mereka tidak bisa menyamakan kedudukan hingga peluit panjang dibunyikan.
Dalam laga tersebut, penjagan gawang Belgia, Thibaut Courtois tampil ciamik. Kiper 26 tahun itu berhasil menepis beberapa tendangan yang mengarah ke gawangnya. Tercatat dia melakukan lima penyelamat penting. Penderitaan Brasil tak berhenti sampai di situ. Tendangan bek Thago Silva pada menit ke -8 juga diselamatkan oleh tiang gawang.
Kendati kalah dalam laga tersebut, Pelatih Brasil, Tite mengakui bahwa hasil itu menggambarkan kesiapan tim di laga tersebut. Dia tidak percaya dengan hal yang berbau keberuntungan. Tite mengakui bahwa Courtouis memang seorang kiper hebat yang tampil ciamik di laga tersebut.
"Sepak bola itu rumit. Tetapi saya tidak suka berbicara tentang keberuntungan. Ketika keberuntungan berada di pihak kita, itu adalah cara sopan untuk menjatuhkan lawan. Jadi saya tidak percaya keberuntungan," kata Tite dikutip dari ESPN, Sabtu (7/7/2018)
"Menguasai pertandingan, peluang yang terbuang dan kesempatan untuk menang bisa terjadi di sepak bola dan itulah yang terjadi saat ini. Rasanya sakit untuk mengatakannya. Itu bukan untuk mendiskreditkan Belgia yang merupakan tim yang hebat. Belgia mengubah peluang mereka menjadi gol. Tapi kesempatan itu kejam bagi kita dan menjauhd ari kami. Saya sangat sulit untuk menerimanya. Tapi itu pertandingan yang hebat. Dua tim yang sangat mengesankan secara teknis," beber pelatih 57 tahun itu.
"Dengan semua rasa sakit yang saya rasakan, kepahitan ini, sulit untuk berbicara, tetapi mereka yang suka sepakbola sangat senang menonton pertandingan ini. Sungguh permainan yang mengesankan," pungkasnya.
(sha)